37 nelayan dan beternak untuk peternak. Biaya usaha ternak dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya tidak tetap variable cost.
1. Biaya Tetap fixed Cost, umumnya diberikan sebagai biaya yang relatif tetap
jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun output yang diperoleh banyak atau sedikit. Selain itu, biaya tetap dapat pula dikatakan sebagai biaya yang tidak
dipengaruhi oleh besarnya produksi komoditas pertanian, misalnya penyusutan peralatan dan gaji tenaga kerja jika tenaga kerjanya berasal dari
luar keluarga, sewa lahan, alat peternakan.
2. Biaya Variabel Variable Cost, merupakan biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi komoditas pertanian yang diperoleh. Misalnya biaya untuk sarana produksi susu. Jika menginginkan produksi susu yang
tinggi, faktor produksi pakan ternak perlu ditambah dan sebagainya sehingga biaya akan berubah tergantung pada komoditi pertanian yang dihasilkan.
3. Biaya Total Total Cost, biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel Soekartawi, 1985. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak tergantung dari jumlah produksi yang mencakup kandang, lahan, peralatan
dan pajak. Biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan. Semakin besar kuantitas
produk yang dihasilkan, makin besar biaya variabel yang diperlukan. Biaya ini meliputi biaya pakan, biaya obat-obatan dan vaksin, upah tenaga kerja dan
biaya lainnya. Biaya total merupakan keseluruhan biaya produksi yang mencakup biaya tetap dan biaya variabel.
25
38
Sedangkan untuk pendapatan dalam usaha ternak sapi perah, Soekartawi
1985, mengemukakan beberapa definisi yang berkaitan dengan pendapatan dan keuntungan, yaitu :
Π = TR – TC
Keterangan : Π = Keuntungan, TR = Penerimaan, TC = Biaya 1.
Penerimaan tunai, yaitu nilai uang yang diterima dari penjualan produk. 2.
Pengeluaran tunai, yaitu jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa usahatani.
3. Pendapatan tunai, yaitu selisih antara penerimaan tunai dengan pengeluaran
tunai. 4.
Penerimaan kotor, yaitu produk total usaha dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
5. Pengeluaran total usaha, yaitu semua masukan yang habis terpakai atau
dikeluarkan dalam produksi termasuk biaya yang diperhitungkan. 6.
Pendapatan bersih usaha, yaitu selisih antar penerimaan kotor usaha dan pengeluaran total usaha.
Pendapatan usaha ternak merupakan selisih dari penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan. Besarnya pendapatan yang diterima
merupakan balas jasa atas tenaga kerja baik yang berasal dari keluarga ataupun tenaga kerja yang berasal dari luar keluarga, modal keluarga.
3.1.4 Sistem Pengelolaan Koperasi