mendorong negara 2 untuk mengimpor kekurangan kebutuhannya atas komoditi X itu dari negara 1 lihat panel C.
Negara 1 mengalami kelebihan penawaran komoditi X Panel A karena PxPy lebih besar dari P
1
, sehingga kurva penawaran ekspornya atau S mengalami peningkatan Panel B. Dilain pihak, karena PxPy lebih rendah dari P
3
, maka negara 2 mengalami kelebihan permintaan untuk momoditi X Panel C dan ini
mengakibatkan permintaan impor negara 2 terhadap komoditi X atau D, mengalami kenaikan Panel B. Panel B juga menunjukkan bahwa hanya pada
tingkat harga P
2
maka kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara 2 akan persis sama dengan kuantitas ekspor yang ditawarkan oleh negara 1. P
2
merupakan PxPy atau harga relatif ekuilibrium setelah berlangsungnya perdagangan diantara kedua negara tersebut. Tapi jika PxPy lebih besar dari P
2
maka akan terdapat kelebihan penawaran ekspor komoditi X dan hal ini akan menurunkan harga relatifnya atau PxPy, sehingga pada akhirnya harga itu akan
bergerak mendekati atau sama dengan P
2
. Sebaliknya jika PxPy lebih kecil daripada P
2
, maka akan tercipta kelebihan permintaan impor komoditi X yang selanjutnya akan menaikkan PxPy sehingga akan sama dengan P
2
Keunggulan–keunggulan tersebut sangat berpengaruh sekali terhadap perkembangan ekspor. Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar
negeri adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi.
Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan Jhingan, 2000. Selain
itu, Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam mengambil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki Todaro dan Smith, 2003.
. Titik Z adalah titik pertemuan antara jumlah barang yang diekspor dan jumlah barang yang
diimpor, atau jumlah barang yang diperjual-belikan dalam perdagangan internasional.
2.1.2 Komoditas Unggulan
Menurut Syafaat dan Supena 2000, konsep dan pengertian komoditas unggulan dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi penawaran supply dan sisi
permintaan demand. Dilihat dari sisi penawaran, komoditas unggulan merupakan komoditas yang paling superior dalam pertumbuhannya pada kondisi
bio-fisik, teknologi dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah tertentu. Sedangkan menurut Sambodo 2002 kriteria komoditas unggulan sangat
bervariasi, hal ini didasarkan oleh besarnya peranan komoditas tersebut dalam perekonomian yaitu memiliki laju pertumbuhan tinggi, memiliki angka
penyerapan kerja yang relatif besar, dan mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.
Salah satu metode untuk menentukan komoditas unggulan adalah Trade Performance Index.
Metode ini digunakan untuk menentukan skala prioritas komoditas komoditas yang memiliki potensi untuk dikembangkan International
Trade Center , 2007. Keunggulan dari metode ini adalah untuk menentukan
komoditas komoditas unggulan faktor–faktor yang dipertimbangkan adalah faktor dalam negeri seperti nilai tambah komoditas, efisiensi asset dan penyerapan
tenaga kerja dan faktor luar negeri yang berhubungan dengan kegiatan ekspor. Sehingga selain komoditas ekspor itu berpotensi di pasar dunia, komoditas
tersebut memiliki potensi sosial ekonomi yang memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi khususnya dalam hal penyerapan tenaga kerja. Variabel
penentu indeks komoditas makanan olahan ditampilkan pada Gambar 3.
Gambar 3 Variabel Trade Performance Index
Indeks Potensi Ekspor Makanan Olahan
Potensi Eksternal
Potensi Internal
Performa Ekspor - Ekspor
- Pertumbuhan Ekspor
- Neraca Perdagangan
Relatif - Share
Perdagangan Dunia
Pasar dunia - Pertumbuhan
Impor Dunia - Akses
Pasar
Suplai Domestik - Nilai tambah
- Efisiensi asset
Dampak Sosial Ekonomi
- Penyerapan Tenaga Kerja
2.1.3 Teori Penawaran
Secara teoritis ekspor suatu barang dipengaruhi oleh suatu penawaran supply dan permintaan demand. Dalam teori perdagangan internasional
disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor dapat dilihat dari sisi permintaan dan sisi penawaran. Dari sisi permintaan, ekspor dipengaruhi oleh
harga ekspor, nilai tukar riil, pendapatan dunia dan kebijakan devaluasi. Sedangkan dari sisi penawaran, ekspor dipengaruhi oleh harga ekspor, harga
domestik, nilai tukar riil, kapasitas produksi yang bisa diproksi melalui investasi, impor bahan baku, dan kebijakan deregulasi.
Penawaran adalah jumlah barang yang ditawarkan pada waktu dan harga tertentu. Hubungan antara harga dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah
berbanding lurus, sesuai dengan hukum penawaran: “Jika harga barang naik, maka penawaran naik dan sebaliknya jika harga barang turun maka penawaran
akan turun ceteris paribus. Sehingga, dalam hal ini harga barang sangat mempengaruhi jumlah barang yang ditawarkan. Menurut Mankiw 2008 ada
beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran yaitu: biaya produksi, jumlah produsen, teknologi, serta harga barang lain.
Menurut Jean Baptiste Say Mankiw, 2008 Penawaran menciptakan sendiri permintaan atasnya atau Supply creates its own demand. Menurut
pendapatnya dalam setiap perekonomian jarang sekali masalah kelebihan produksi. Masalah kelebihan produksi, apabila hal itu terjadi, adalah masalah
sementara. Mekanisme pasar akan membuat penyesuaian-penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di sektor-sektor yang mengalami kelebihan
produksi dan akan naik di sektor-sektor di mana permintaan ke atas produksi mereka sangat berlebihan.
Suatu negara akan mengekspor produk yang dibuatnya apabila terjadi kelebihan penawaran di dalam negeri. Kelebihan stok bisa terjadi karena berbagai
hal, misalnya: konsumsi dalam negeri berkurang, pendapatan masyarakat rendah atau produk sudah tidak diminati di dalam negeri. Penawaran barang ke luar
negeri dapat pula terjadi karena adanya impor barang dari luar negeri, produk yang diimpor yang memiliki permintaan di dalam negeri kecil maka sisanya akan
di ekspor ke luar negeri.
2.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ekspor