d. Menggunakan data yang tidak empiris Untuk mengatasi autokorelasi dapat dilakukan uji Durbin-Watson, ada
beberapa keputusan yang harus dilihat dalam menggunakan uji Durbin-Watson yakni:
a. DW dL = Terdapat autokorelasi positif
b. dL DW dU = Tidak dapat disimpulkan
c. dU DW 4-dU = Tidak terdapat autokorelasi
d. 4-dU DW 4-dL = Tidak dapat disimpulkan
e. DW 4-dL = Terdapat autokorelasi negatif
Keterangan: DW : Nilai Durbin-Watson
dU : Nilai batas atas dL : Nilai batas bawah
3.4 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini definisi operasional dari masing–masing variabel adalah:
1. Nilai Ekspor adalah nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan ekspor Indonesia ke negara Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia,
Jepang, Malaysia, Nigeria, Philipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam. Nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan ekspor Indonesia ini
selama periode 2005–2009. Satuan dari nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan ekspor Indonesia adalah ribuan US. Untuk keperluan
analisis data nilai ekspor dibentuk dalam logaritma natural ln. 2. Volume Ekspor adalah volume ekspor komoditas unggulan makanan
olahan Indonesia ke negara Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, Jepang, Malaysia, Nigeria, Philipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam.
Volume ekspor komoditas unggulan makanan olahan Indonesia ini selama periode 2005–2009. Satuan dari volume ekspor komoditas unggulan
makanan olahan ekspor Indonesia adalah Kg. Untuk keperluan analisis data volume ekspor dibentuk dalam logaritma natural ln.
3. GDP Per Capita Indonesia adalah GDP per kapita Indonesia. Satuan dari GDP per kapita Indonesia adalah ribuan US. Untuk keperluan analisis
data GDP negara importir utama makanan olahan ekspor Indonesia dibentuk dalam logaritma natural ln.
4. GDP Per Capita adalah GDP per kapita negara importir utama makanan olahan Indonesia yakni: Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, Jepang,
Malaysia, Nigeria, Philipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam. Satuan dari GDP per kapita negara importir utama makanan olahan Indonesia
adalah ribuan US. Untuk keperluan analisis data GDP negara importir utama makanan olahan ekspor Indonesia dibentuk dalam logaritma natural
ln. 5. Population adalah Populasi dari negara importir utama makanan olahan
Indonesia yakni: Amerika Serikat, Arab Saudi, Australia, Jepang, Malaysia, Nigeria, Philipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam. Satuan
dari populasi adalah jiwa. Untuk keperluan analisis data populasi negara importir utama makanan olahan ekspor Indonesia dibentuk dalam
logaritma natural ln. 6. Nilai tukar adalah nilai tukar mata uang negara importir utama makanan
olahan Indonesia. Nilai tukar dalam penelitian ini adalah perbandingan antara Rp terhadap mata uang negara importir utama makanan olahan
Indonesia. Untuk keperluan analisis data nilai tukar mata uang negara importir utama makanan olahan ekspor Indonesia dibentuk dalam
logaritma natural ln. 7. Ecodistance adalah jarak ibukota negara importir utama makanan olahan
Indonesia dengan jarak ibukota Indonesia dibagi dengan share GDP untuk masing–masing negara importir setiap tahunnya. Untuk perhitungan share
GDP, total GDP negara importir utama makanan olahan Indonesia dibagi dengan masing–masing GDP negara importir utama makanan olahan
Indonesia. Untuk keperluan analisis data ecodistance negara importir utama makanan olahan ekspor Indonesia dibentuk dalam logaritma natural
ln.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1
Komoditas Unggulan Makanan Olahan Indonesia
Komoditas unggulan makanan olahan dalam penelitian ini adalah komoditas dengan menggunakan metode Trade Performance Index TPI dari
International Trade Center ITP. Metode Trade Performance Index
menggunakan 4 indeks performa yakni: indeks performa ekspor, indeks performa pasar dunia, indeks suplai domestik, dan indeks dampak sosial ekonomi. Setelah
mendapatkan keempat indeks tersebut untuk masing-masing komoditas, maka setelah itu diberikan indeks komposit yang sesuai dengan visi dan misi
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Komoditas unggulan makanan olahan adalah komoditas yang memiliki nilai indeks komposit tertinggi.
4.1.1 Indeks Performa Ekspor Makanan Olahan Indonesia
Indeks performa ekspor dilihat dari indikator nilai ekspor makanan olahan Indonesia tahun 2009, pangsa pasar makanan olahan dunia tahun 2009, neraca
perdagangan relatif makanan olahan Indonesia tahun 2009 serta pertumbuhan ekspor makanan olahan Indonesia selama kurun waktu 2005–2009. Adapun
performa ekspor terlihat pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 7. Performa Ekspor Makanan Olahan Indonesia Komoditas
Nilai Ekspor 2009 US
Pangsa Pasar
Indonesia 2009
Neraca Perdagangan
Relatif 2009 Pertumbuhan
Ekspor 2005 – 2009
Daging Ikan
Tembakau Cokelat
Sereal Teh dan Kopi
Buah dan Sayuran Gula
Minuman Susu
Other 31.455.300
540.573.330 595.608.950
325.304.910 309.142.580
268.847.710 366.029.940
153.014.450 53.026.790
12.858.130 262.190.720
0,03 1,51
1,77 1,29
0,49 2,52
0,40 0,48
0,07 0,14
0,88 -8,92
-10,26 6,50
-2,50 6,71
9,84 -9,93
-0,11 22,71
-5,10 -9,86
22,61 39,21
35,71 29,39
25,81 36,24
12,01 36,75
35,32 36,51
24,03
Sumber: UNCOMTRADE