Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian untuk melihat pola perdagangan yang dilakukan oleh setiap propinsi dengan menggunakan pendekatan model gravitasi juga pernah dilakukan oleh Anderson dan Smith 1996. Mereka meneliti secara lebih detail dampak keberadaan perbatasan antara US dan Canada yang telah menurunkan perdagangan internasional pada setiap propinsi di Canada. Sementara hasil penelitian yang lain menemukan perilaku berbeda dari setiap propinsi di Canada dengan partnernya US di dalam perdagangan 3internasional sebagai akibat adanya border effect antara US dan Canada. Penelitian model gravitasi diterapkan oleh Zarzoso dan Lehmann 2003 penelitian menilai perdagangan negara Mercosur dengan Uni Eropa. Model diuji dari 20 negara, empat resmi anggota Mercosur ditambah Chili dan lima belas anggota Uni Eropa. Sebuah analisis data panel digunakan untuk mengurai waktu invarian spesifik efek negara dan untuk menangkap hubungan antara variabel- variabel yang relevan dari waktu ke waktu. Hasil penelitian ini menemukan bahwa model fixed effect lebih baik daripada model random effect. Selain itu, sejumlah variabel, yaitu, infrastruktur perbedaan pendapatan, dan nilai tukar ditambahkan ke persamaan gravitasi standar, ditemukan menjadi penentu penting dari arus perdagangan bilateral. Penelitian dengan model gravitasi dilakukan oleh Rehman 2003 menerapkan model gravitasi untuk menganalisis perdagangan Bangladesh dengan mitra dagang utama. Hasil menunjukkan bahwa perdagangan Bangladesh adalah positif ditentukan oleh ukuran ekonomi, pendapatan per kapita dari negara-negara yang terlibat, dan keterbukaan perdagangan negara. Penelitian dengan menggunakan model gravitasi dilakukan oleh Roberts 2004 yang menggunakan variabel–variabel trade flows total antara ekspor dan impor, GDP, GDP per kapita dan jarak relatif yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh China–ASEAN Free Trade Area CAFTA terhadap negara lainnya apakah terjadi efek kreasi atau diversi. Hasilnya adalah terjadi efek diversi dengan adanya CAFTA. Selanjutnya model gravitasi digunakan oleh Managi et al 2005 untuk mengevaluasi faktor–faktor yang mempengaruhi ekspor dan ,menganalisis efek perdagangan. Variabel–variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP, luas wilayah, populasi, inflasi, jarak, nilai tukar nominal, bahasa, dummy batas negara, dummy anggota NAFTA dan EU. Hasilnya adalah NAFTA lebih efektif di dalam peningkatan ekspor bila dibandingkan dengan EU dan efek integrasi ekonomi regional lebih efektif untuk komoditas pertanian bila dibandingkan sektor lain Model gravitasi digunakan juga oleh Cortes 2005 untuk menganalisis nilai barang yang diekspor melalui perdagangan antara Australia dan 9 negara Amerika Latin dengan menggunakan model gravitasi dari tahun 1998–2004. Variabel–variabel yang digunakan adalah nilai eksporimpor, GDP, populasi, real openness , real exchange rate, dan jarak. Hasilnya adalah perdagangan dipengaruhi oleh variabel jarak, openness, populasi, dan pengaruh politik. GDP dan jarak signifikan untuk komoditas manufaktur dan pengaruh politik pada hubungan bilateral signifikan kecuali untuk Argentina, Chile dan Uruguay. Kristjandottir 2005 menggunakan model gravitasi dalam kajiannya yang bertujuan untuk menganalisis variabel–variabel yang berpengaruh terhadap ekspor Islandia. Variabe –variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP, Populasi, jarak, sektor perikanan, industri, sektor lainnya, blok EFTA, NAFTA, dan Non Blok Member. Hasilnya adalah jumlah penduduk dan GDP tidak berpengaruh terhadap volume ekspor dan blok perdagangan dan sektor perikanan sensitif terhadap jarak. Montenegro dan Soloaga 2006 memperkirakan ekonometris dampak NAFTA pada AS-Meksiko dan AS-negara ketiga kelompok negara arus perdagangan. Menggunakan kerangka gravitasi-persamaan tradisional, kami mencoba untuk melihat sejauh mana perdagangan bilateral mengalir antara negara-negara AS dan berbeda berbeda dari spesifikasi gravitasi-jenis. Dengan menggabungkan serangkaian variabel dummy ke spesifikasi, kita menafsirkan perubahan dalam variabel dummy dari waktu ke waktu sebagai bukti apakah NAFTA mempengaruhi pola perdagangan. Kesimpulan utama adalah bahwa NAFTA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pola perdagangan AS, baik dengan Meksiko atau dengan negara-negara lain di dunia dengan pengecualian CACM. Penelitian model gravitasi digunakan oleh Kien 2009 penelitian ini membahas faktor-faktor penentu arus ekspor negara-negara di Kawasan ASEAN Free Trade AFTA melalui estimasi data panel dengan menggunakan model gravitasi. Secara khusus, penelitian ini menggunakan tiga puluh sembilan negara selama periode 1988-2002 didasarkan pada bentuk dua arah komponen error dari model gravitasi. Estimasi menunjukkan bahwa ekspor arus meningkat secara proporsional dengan GDP, dan bahwa pembentukan AFTA telah menghasilkan dalam penciptaan perdagangan yang signifikan di antara para anggotanya. Penelitian ini menyarankan bahwa kebijakan perdagangan fasilitasi dapat memainkan peran penting dalam menetapkan panggung untuk transisi AFTA ke Free Trade Area. Model gravitasi digunakan juga oleh Saptanto 2009 untuk menganalisis potensi ekspor perikanan Indonesia di 28 negara tujuan ekspor. Variabel–variabel yang digunakan Nilai ekspor riil, GDP Nominal, jumlah penduduk, jarak relatif, nilai tukar riil efektif dan interaksi antara tarif dengan dummy integrasi ekonomi. Hasilnya adalah seluruh variabel berpengaruh signifikan kecuali nilai tukar riil efektif Indonesia. Tanda variabel yang berlawanan dengan hipotesis adalah jumlah penduduk mitra dagang yang seharusnya bernilai positif dan interaksi antara tarif dan integrasi ekonomi yang seharusnya bernilai negatif. Peningkatan jumlah penduduk mitra dagang menyebabkan penurunan nilai ekspor. Sedangkan variabel interaksi antara tarif dan integrasi ekonomi bernilai positif karena tujuan perikanan ekspor Indonesia lebih banyak ke Amerika Serikat dan Jepang yang memang masuk ke dalam integrasi ekonomi dengan Indonesia yakni keanggotaan APEC. Kemudian terdapat 5 negara yang umumnya menjadi tujuan ekspor komoditas perikanan Indonesia yakni Amerika Serikat, China, Mesir, Inggris dan Jepang. Penelitian selanjutnya berasal dari Alam, Gazi dan Raziuddin 2009 penelitian teori gravitasi untuk impor Bangladesh dengan delapan utama mitra negara-India perdagangan, China, Singapura, Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, Amerika Serikat dan Malaysia. Data terdiri dari data tahunan 1985-2003 dalam pendekatan panel. Hasil penelitian ini adalah Teori gravitasi konsisten dengan impor dari Bangladesh. Artinya, jarak geografis dari Bangladesh dengan yang negara-negara mitra memiliki dampak signifikan pada impor. Tapi dalam waktu dekat ini dapat berubah karena faktor yang berbeda seperti profitabilitas, prosedur perdagangan, pengiriman produk dan lain-lain, waktu yang mempengaruhi keputusan impor lebih daripada jarak geografis. Makalah ini menemukan hubungan campuran antara GDP dan impor dari Bangladesh. Hal ini juga menunjukkan bahwa impor dari Bangladesh mempengaruhi produksi dalam negeri sangat sedikit karena sebagian besar Bangladesh mengimpor barang konsumen daripada barang modal. Selain itu, penduduk Bangladesh memiliki dampak signifikan terhadap impor yang pada gilirannya menunjukkan bahwa Bangladesh tidak mampu menghasilkan barang-barang konsumsi yang memadai untuk memenuhi peningkatan permintaan yang dihasilkan dari pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa negara-negara mitra PDB memiliki dampak positif yang signifikan dan negara-negara mitra populasi memiliki dampak campuran pada impor dari Bangladesh. Penelitian persamaan gravitasi selanjutnya dilakukan oleh Tulug 2010 penelitian ini menguji dengan menggunakan data panel dari 140 pengamatan selama periode 2000-2008. Ini menghasilkan spesifikasi yang memungkinkan untuk i respon pendapatan lebih fleksibel, ii daya saing suatu efek dengan umum dan komponen tertentu, dan iii alternatif dan konsisten ukuran keterpencilan. Ekstensi yang ditemukan menjadi faktor signifikan dalam menjelaskan intra-perdagangan Uni Eropa.

2.3 Kerangka Analisis