negara-negara mitra memiliki dampak signifikan pada impor. Tapi dalam waktu dekat ini dapat berubah karena faktor yang berbeda seperti profitabilitas, prosedur
perdagangan, pengiriman produk dan lain-lain, waktu yang mempengaruhi keputusan impor lebih daripada jarak geografis. Makalah ini menemukan
hubungan campuran antara GDP dan impor dari Bangladesh. Hal ini juga menunjukkan bahwa impor dari Bangladesh mempengaruhi produksi dalam
negeri sangat sedikit karena sebagian besar Bangladesh mengimpor barang konsumen daripada barang modal. Selain itu, penduduk Bangladesh memiliki
dampak signifikan terhadap impor yang pada gilirannya menunjukkan bahwa Bangladesh tidak mampu menghasilkan barang-barang konsumsi yang memadai
untuk memenuhi peningkatan permintaan yang dihasilkan dari pertumbuhan penduduk yang tinggi. Hal ini juga menunjukkan bahwa negara-negara mitra PDB
memiliki dampak positif yang signifikan dan negara-negara mitra populasi memiliki dampak campuran pada impor dari Bangladesh.
Penelitian persamaan gravitasi selanjutnya dilakukan oleh Tulug 2010 penelitian ini menguji dengan menggunakan data panel dari 140 pengamatan
selama periode 2000-2008. Ini menghasilkan spesifikasi yang memungkinkan untuk i respon pendapatan lebih fleksibel, ii daya saing suatu efek dengan
umum dan komponen tertentu, dan iii alternatif dan konsisten ukuran keterpencilan. Ekstensi yang ditemukan menjadi faktor signifikan dalam
menjelaskan intra-perdagangan Uni Eropa.
2.3 Kerangka Analisis
Perdagangan internasional merupakan hal yang penting dikarenakan dengan adanya perdagangan internasional akan menggerakkan variabel lainnya,
pertumbuhan ekonomi meningkat dengan adanya penambahan devisa, pengangguran berkurang dengan adanya permintaan ekspor yang tinggi serta
investasi meningkat dan pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal. Dalam perdagangan internasional ada tiga keunggulan yang harus dilihat suatu negara.
Pertama, adalah keunggulan absolut keunggulan suatu negara mutlak menguasai perdagangan internasional karena memiliki daya saing yang lebih baik. Kedua,
adalah keunggulan komparatif keunggulan suatu negara memegang peranan
penting dalam suatu perdagangan internasional karena negara tersebut memiliki biaya untuk komoditas suatu barang lebih murah dibandingkan negara lain.
Ketiga, adalah keunggulan kompetitif keunggulan suatu negara dapat bersaing dengan negara lain karena empat faktor yaitu: kondisi faktor, kondisi kondisi
permintaan, industri terkait dan industri pendukung yang kompetitif, serta kondisi persaingan, struktur dan strategi industri.
Salah satu ekspor yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia adalah ekspor komoditas makanan olahan. Indonesia merupakan negara agraris yang
memiliki kekayaan alam melimpah, namun potensi ini belum dimanfaatkan dengan maksimal oleh pemerintah. Komoditas makanan olahan seringkali
diekspor dalam bentuk bahan mentah sehingga Indonesia tidak mendapatkan nilai tambah. Oleh karena itu perlu suatu analisis yang mampu melihat potensi dari
komoditas makanan olahan. Potensi komoditas makanan olahan dapat dilihat dari dua sisi yakni potensi eksternal yang meliputi pangsa pasar dunia, pertumbuhan
impor dunia dan tarif impor dunia. Selain itu dapat dilihat dari sisi internal yang meliputi nilai tambah industri, efisiensi aset dan penyerapan tenaga kerja. Metode
untuk menganlisis potensi eksternal dan internal ini adalah dengan menggunakan Metode TPI Trade Performnace Index sehingga nantinya akan terlihat
komoditas makanan olahan yang dapat menjadi komoditas unggulan Indonesia. Komoditas unggulan makanan olahan Indonesia harus mampu bersaing
dalam perdagangan internasional oleh karena itu harus dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai ekspor komoditas unggulan makanan olahan ekspor
Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain volume ekspor makanan olahan Indonesia, GDP negara importir, nilai tukar negara importir, serta jarak negara
importir terhadap Indonesia. Hasil analisis ini bertujuan untuk pembuatan kebijakan pemerintah untuk membuat strategi kebijakan dalam rangka
peningkatan ekspor.
Gambar 9 Kerangka Analisis
2.4 Hipotesis Penelitian