Kondisi Serangan Rayap Tanah pada Pengujian Lapangan

Gambar 10 Rayap tanah Schedorhinotermes javanicus Kemner yang menyerang contoh uji dilapangan. S. javanicus termasuk rayap tanah yang paling luas penyebarannya dan dapat mencapai ketinggian hingga 1000 m dari permukaan laut. Tarumingkeng 1971, S. javanicus termasuk ke dalam famili Rhinotermitidae, sub famili Rhinotermitinae dan genus Schedorhinotermes. Tho 1992 menyatakan bahwa jenis rayap dari genus Schedorhinotermes masih sulit dibedakan secara detail dengan rayap tanah lainnya, juga terdapat beberapa jenis yang secara morfologi mirip tetapi telah dipisahkan berdasarkan perbedaan yang sangat kecil diacu dalam Ginting 2008. Rayap ini memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu kasta prajurit yang berukuran besar major dan kasta prajurit berukuran kecil minor. Karakterisktik morfologi kasta prajurit yang berukuran besar adalah sebagai berikut : kepala berwarna kuning muda, panjang kepala dengan mendibel 1.47-1.57 mm. Lebar maksimum kepala 1.37-1.47 mm, dan jumlah segmen antena sebanyak 16 segmen. Panjang labrum 0.40-0.45 mm dan lebarnya 0.16-1.17 mm. Postmentum berukuran panjang 0.47-0.56 mm. Sedangkan kasta prajurit kecil mempunyai kepala beserta mendibel 1.09-1.21 mm, lebar kepala 1.61-1.66 mm dan jumlah segmen antena 15 segmen Nandika et al. 2003. Menurut Krisna Weesner 1970 diacu dalam Rismayadi, 1999 rayap S.javanicus dijumpai hampir di semua daerah pulau jawa terutama di daerah dengan ketinggian di bawah 1000 m dari permukaan laut. Haris 1971 menyatakan bahwa rayap tersebut menyerang tungak-tungak kayu di hutan, log yang sudah busuk dan juga merusak kayu konstruksi.

4.5 Kondisi Serangan Rayap Tanah pada Pengujian Lapangan

Aktivitas jelajah merupakan bagian dari perilaku rayap untuk mencari sumber makanannya. Pada ruang-ruang yang merupakan aktivitas jelajah rayap ini ditandai dengan pembentukan liang-liang kembara rayap yang melindungi aktivitasnya dari cahaya langsung Nandika et al. 2003. Pada pengujian lapangan kubur mulai terlihat adanya kegiatan rayap tanah dalam mencari makan dan memakan pada satu minggu setelah penguburan menapakkan setelah penguburan kayu tepatnya tanggal 3 April 2011 dan yang pertama kali diserang adalah kayu solid jabon J1 , setelah itu rayap tanah menyerang kayu solid jabon J3 yang diuraikan pada Lampiran 1. Pada kedua jenis kayu solid jabon, kayu jatuh ke tanah setelah satu minggu pengujian, hal ini diduga akibat bagian kayu yang berada di dalam tanah sudah habis dimakan oleh rayap sehingga kayu pada bagian atas permukaan tanah jatuh. Tanggal 12 April 2011 rayap tanah menyerang dua contoh uji lapangan kubur yaitu balok laminasi pinus-sengon PS1 dan kayu solid jabon J2. Rayap menyerang balok laminasi pinus sengon dengan menunjukkan tunel-tunel tanah. Begitu juga dengan kayu solid jabon J2 mendapat serangan yang sama berupa tunel tanah. Selanjutnya pada tanggal 24 April kayu solid manii M3 diserang rayap tanah, yang ditandai dengan posisi kayu yang sudah jatuh ke tanah. Tanggal 2 Mei 2011 balok laminasi jabon-jabon JJ2 diserang oleh rayap dan pada tanggal 14 Mei 2011 rayap kembali contoh uji pengujian lapangan yaitu balok laminasi akasia-sengon AS1 dan balok laminasi sengon-sengon SS2 yang diuraikan pada Lampiran 1, hal ini ditunjukkan dengan adanya tunel rayap pada balok laminasi tersebut. Aktivitas jelajah rayap dalam mencari sumber makanan di lapangan terjadi secara acak. Rayap pekerja akan menyebar dari pusat sarang sampai menemukan sumber makanan yang sesuai dan kembali ke pusat sarang. Menurut Nandika et al. 2003, proses penemuan sumber makanan pada beberapa jenis serangga phytophagus terjadi melalui proses visual yaitu pengenalan bentuk, ukuran dan warna serta akibat adanya rangsangan kimiawi attractant compound yang terkandung pada sumber makanan sehingga serangga tersebut mengubah orientasi geraknya menuju sumber makanan, sehingga pada rayap proses penemuan sumber makanan tidak melalui proses visual mengingat rayap memiliki mata yang vestigial tidak berkembang. Oleh karena itu, rayap akan berjelajah secara acak. rayap pekerja menyebar dari pusat sarang sampai menemukan sumber makanan yang sesuai dan kembali ke pusat sarang sambil meletakkan feromon penanda jejak trail laying pheromones sehingga rayap pekerja lain dapat menuju sumber makanan baru yang ditemukan. Selama tidak ada gangguan atau sumber makanan lain yang lebih disukai, rayap akan tetap menggunakan sumber makanan tersebut hingga hampir habis. Proses menemukan makanan dijelaskan oleh Supriana 1983a diacu dalam Rismayadi 1999 sebagai berikut; pada tahap awal komponen kimia kayu akan merangsang syaraf perasa olfaktori rayap dan tahap berikutnya syaraf perasa gustatori rayap akan mulai bekerja pada saat rayap mulai makan. Jika sumber makanan tersebut cocok maka rayap akan meneruskan proses makannya. Setelah pembongkaran contoh uji kubur, kayu dan balok laminasi diketahui mendapat serangan dari rayap tanah Schedorhinotermes javanicus Kemner dan semua contoh uji mendapat serangan pada bagian yang terkubur di dalam tanah. Besar kerusakan dari balok laminasi contoh uji kubur sangat berbeda-beda, kerusakan dari balok laminasi tersebut berbeda karena faktor jenis kayu yang ada pada balok laminasi. Namun pada solid kayu sengon tidak mengalami kerusakan yang besar. Hal ini mungkin saja terjadi karena jarak penanaman kayu sengon jauh dari sarang rayap, sedangkan di dekat sarang sendiri memiliki kayu atau balok laminasi yang memiliki kandungan selulosa yang banyak sehingga rayap tidak sampai menyerang kayu sengon yang ada.

4.6. Bentuk Serangan Rayap