Prosedur Kerja .1 Uji Laboratorium

Garis rekat Kontrol Balok laminasi Gambar 1 Bentuk contoh uji kayu kontrol dan balok laminasi 2 x 2 x 1 cm 3 . 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Uji Laboratorium JIS K 1571- 2004 A. Persiapan a. Contoh uji berukuran 2 x 2 x 1 cm 3 dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C untuk mendapatkan nilai berat kayu sebelum pengujian W 1 . b. Wadah uji berupa pipa paralon dibuat dengan dasar dental cement dan jaring tipis diletakkan diatas dental cement. Wadah uji jaring plastik harus dalam keadaan steril dengan cara di semprot dengan alkohol 70. c. Setiap pengujian dilakukan 3 kali ulangan.

B. Prosedur Kerja

a. Contoh uji dimasukkan ke dalam wadah uji dengan posisi bidang radial kayu menyentuh jaring tipis Gambar 2. Satu wadah uji untuk pengujian 1 contoh uji. Pipa Paralon D = 8cm T = 6 cm Contoh Uji Jaring Plastik Gambar 2 Pengujian keawetan kayu terhadap serangan rayap tanah berdasarkan standar JIS K 1571-2004. b. Wadah uji dimasukkan 150 ekor rayap tanah C. curginathus dari kasta pekerja dan 15 ekor kasta prajurit. Selanjutnya wadah uji ditutup dengan kain hitam yang diikat dengan karet dan ditempatkan dalam kontainer wadah uji yang telah dialasi kapas basah. c. Wadah diletakkan di atas kapas basah, kemudian disimpan di tempat gelap selama 3 minggu. Selama pengujian diusahakan agar kelembaban botol uji tetap terjaga dan rayap tanah yang mati harus segera dikeluarkan dari wadah uji Gambar 3. Gambar 3 Pengujian keawetan balok laminasi terhadap serangan rayap tanah C. curvignathus berdasarkan standar JIS K 1571-2004. d. Setelah 3 minggu wadah uji dibongkar, selanjutnya dilakukan penghitungan jumlah rayap yang masih hidup untuk mengetahui nilai mortalitas rayap. Contoh uji dibersihkan, selanjutnya dioven selama 48 jam dengan suhu 60 ± 2 o C dan ditimbang W 2 . Persen kehilangan berat dihitung dengan menggunakan rumus: x 100 Keterangan: WL = Kehilangan berat W 1 = Berat kering oven kayu sebelum diumpankan g W 2 = Berat kering oven kayu setelah diumpankan g Mortalitas rayap yang diamati dalam standar ini hanya mortalitas dari rayap kasta pekerja. Mortalitas rayap dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: MR = Mortalitas rayap D = Jumlah rayap yang mati ekor 150 = Jumlah rayap pekerja pada awal pengujian ekor Selain itu dilakukan perhitungan Feeding Rate, yang menggambarkan kemampuan makan rayap per harinya. Hal ini dihitung dengan menggunakan rumus : ⁄ Keterangan : FR = Feeding rate µ gekorhari ΔW = Kehilangan berat kayu µg R 1 = Jumlah rayap pekerja awal yang digunakan ekor R 2 = Jumlah rayap pekerja pada akhir pengujian yang masih hidup ekor T = Lama waktu pengujian hari Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah secara lebih lengkap akan diuraikan pada Tabel 3. Tabel 3 Klasifikasi ketahanan kayu terhadap rayap tanah berdasarkan penurunan berat SNI 01. 7202-2006 Kelas Ketahanan Kehilangan Berat I Sangat Tahan 3,52 II Tahan 3,52 – 7,50 III Sedang 7,50 – 10,96 IV Buruk 10,96 – 18,94 V Sangat Buruk 18,94 – 31,89

3.3.2 Uji Lapang Grave Yard Test

Pengujian lapangan dilakukan berdasarkan American Society for Testing and Material ASTM D 1758-06 dan dilaksanakan dari tanggal 27 Maret hingga 27 Juni 2011. Contoh uji yang digunakan berukuran 2 x 2 x 46 cm 3 dan dilakukan ulangan sebanyak tiga kali selanjutnya dikeringkan dahulu di dalam oven pada suhu 103 ± 2 o C hingga beratnya konstan B 1 . Selanjutnya contoh uji dikubur dengan peletakan di lapangan secara acak. Jarak kubur antar kolom contoh uji adalah 30 cm dan antar garis sejauh 60 cm serta kedalaman contoh uji yang terkubur adalah ± 50 panjangnya Gambar 4. Setelah tiga bulan contoh uji dicabut dari tanah dan dibersihkan, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 103 ± 2 o C hingga beratnya konstan B 2 . Masing-masing ulangan untuk kontrol sebanyak 3 kali kecuali untuk kayu pinus, pengulangan dilakukan sebanyak 20 kali, karena mengacu dari metode ASTM D 1758-06. Gambar 4 Pengujian lapangan contoh uji di Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Kehilangan berat contoh uji setelah tiga bulan penguburan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: B 1 = Berat contoh uji kering tanur sebelum diumpankan g B 2 = Berat contoh uji kering tanur setelah diumpankan g Selain itu, pada penelitian ini juga dilakukan pengukuran berat jenis contoh uji lapangan. Berat jenis diukur dengan menggunakan rumus: ⁄ Keterangan: BJ = Berat jenis contoh uji BKT = Berat kering tanur contoh uji g V = Volume contoh uji cm 3 ρ Air = Kerapatan air = 1 gcm 3

3.3.3 Identifikasi serangan rayap

Setelah dibongkar dan dibersihkan, contoh uji diamati apakah terdapat serangan rayap atau tidak. Kerusakan oleh rayap diukur dari tingkat kedalaman rayap membuat lubang pada contoh uji terhadap tebal atau lebar dari contoh uji yang dinyatakan dalam persen diuraikan pada Tabel 4. Tabel 4 Penilaian kerusakan oleh rayap pada pengujian lapangan Nilai Kondisi serangan 10 Tidak ada serangan 9 Serangan 3 dari cross section 8 Serangan 3-10 dari cross section 7 Serangan 10-30 dari cross section 6 Serangan 30-50 dari cross section 4 Serangan 50-75 dari cross section Serangan 75 dari cross section  Kerusakan oleh rayap : Keterangan : B = kedalaman lubang kerusakan cm A = tebal atau lebar dari contoh uji cm Selain itu, dilakukan juga identifikasi terhadap jenis rayap yang menyerang contoh uji tersebut. Identifikasi jenis rayap mengacu pada Tho 1992.

3.4 Analisis Data