Identifikasi Serangan Rayap Keawetan Balok Laminasi dari Kayu Rakyat Terhadap Serangan Rayap Tanah.

Fe e di n g r at e µ g e k o r h a ri beracun terhadap rayap, sehingga rayap memiliki sifat preferensi makan yang tinggi terhadap kayu pinus Atmosuseno 1994 diacu dalam Rudi 1999. Sedangkan nilai feeding rate terendah dihasilkan oleh kayu solid sengon dengan nilai 82,99 µgekorhari. Hal ini diduga, karena sengon memiliki zat ekstraktif dengan bau yang khas dan diduga bersifat racun saponin terhadap rayap Atmosuseno 1994 diacu dalam Rudi 1999. Sehingga rayap cenderung untuk tidak memakan bagian kayu solid sengon dan cenderung untuk berpuasa sehingga dapat menyebabkan kematian pada rayap. Feeding rate akan diuraikan secara lengkap pada Gambar 9. 250 200 150 207.92 194.51 201.74 138.34 137.52 222.68 226.30 188.43 126.95 189.44 169.06 179.90 198.94 100 80.13 82.99 50 23.92 Kayu GPP GPJ GPM GPS Kayu GAA GAJ GAM GAS Kayu GJJ Kayu GMM Kayu GSS Solid Solid Solid Solid Solid Pinus Akasia Jabon Manii Sengon Gambar 9 Feeding rate C. curvignathus µgekorhari ,dimana P = Pinus, A = Akasia, J = Jabon, M = Manii, S = Sengon, dan G = Balok laminasi. Hasil analisis ragam terhadap feeding rate untuk contoh uji pada pengujian laboratorium dengan faktor jenis kayu tidak berpengaruh nyata terhadap feeding rate, namun jenis balok laminasi dan interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata. Hasil uji lanjut interaksi menunjukkan bahwa feeding rate balok laminasi akasia-manii tidak berbeda nyata dengan balok laminasi pinus-jabon dan kayu solid sengon. Balok laminasi akasia-manii berbeda nyata dengan jenis kayu dan balok laminasi lainnya.

4.4 Identifikasi Serangan Rayap

Berdasarkan hasil identifikasi pada pengujian lapangan dari contoh balok laminasi dan kayu solid yang diuji lapangan, diketahui bahwa jenis rayap yang menyerang adalah Schedorhinotermes javanicus Kemner Gambar 10. Gambar 10 Rayap tanah Schedorhinotermes javanicus Kemner yang menyerang contoh uji dilapangan. S. javanicus termasuk rayap tanah yang paling luas penyebarannya dan dapat mencapai ketinggian hingga 1000 m dari permukaan laut. Tarumingkeng 1971, S. javanicus termasuk ke dalam famili Rhinotermitidae, sub famili Rhinotermitinae dan genus Schedorhinotermes. Tho 1992 menyatakan bahwa jenis rayap dari genus Schedorhinotermes masih sulit dibedakan secara detail dengan rayap tanah lainnya, juga terdapat beberapa jenis yang secara morfologi mirip tetapi telah dipisahkan berdasarkan perbedaan yang sangat kecil diacu dalam Ginting 2008. Rayap ini memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu kasta prajurit yang berukuran besar major dan kasta prajurit berukuran kecil minor. Karakterisktik morfologi kasta prajurit yang berukuran besar adalah sebagai berikut : kepala berwarna kuning muda, panjang kepala dengan mendibel 1.47-1.57 mm. Lebar maksimum kepala 1.37-1.47 mm, dan jumlah segmen antena sebanyak 16 segmen. Panjang labrum 0.40-0.45 mm dan lebarnya 0.16-1.17 mm. Postmentum berukuran panjang 0.47-0.56 mm. Sedangkan kasta prajurit kecil mempunyai kepala beserta mendibel 1.09-1.21 mm, lebar kepala 1.61-1.66 mm dan jumlah segmen antena 15 segmen Nandika et al. 2003. Menurut Krisna Weesner 1970 diacu dalam Rismayadi, 1999 rayap S.javanicus dijumpai hampir di semua daerah pulau jawa terutama di daerah dengan ketinggian di bawah 1000 m dari permukaan laut. Haris 1971 menyatakan bahwa rayap tersebut menyerang tungak-tungak kayu di hutan, log yang sudah busuk dan juga merusak kayu konstruksi.

4.5 Kondisi Serangan Rayap Tanah pada Pengujian Lapangan