Berat Jenis Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

2.6 Berat Jenis

Berat jenis kayu merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukkan perbandingan antara kerapatan kayu dengan kerapatan air air bersuhu 4,4 C. Sebagian besar jenis kayu dalam keadaan kering terapung dalam air yang membuktikan bahwa sebagian volume dari kayu berisi rongga-rongga udara dan pori Forest Product Laboratory Technical 1999. Hubungan antara berat jenis dengan keawetan kurang berlaku umum dan juga kurang nyata dari hubungan antara berat jenis dengan kekuatan kayu. Hubungan itu umumnya terbatas pada jenis-jenis dalam suatu suku genus misalnya pada suku Shorea, Pterocarpus, Artocarpus, kadang-kadang batas itu diperluas sampai beberapa suku dari suatu keluarga Famili seperti lauraceace Seng 1990. Variasi dalam keawetan kayu dari jenis atau suku yang sama dapat disebabkan oleh : perbedaan banyaknya ekstraktif dan kerapatan kayu. Selain itu faktor yang mempengaruhi terjadinya variasi berat jenis adalah sebagai berikut; umur pohon, kecepatan tumbuh, pertumbuhan eksentrik dari luar ke pusat, kayu cabang, dan terjadinya teras kayu Seng 1990.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan selama lima bulan yaitu dari bulan Maret sampai dengan Juni dan dilanjutkan kembali bulan November sampai dengan Desember 2011 bertempat di Arboretum Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Biokomposit, dan Laboratorium Kimia Hasil Hutan Departemen Hasil Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah balok laminasi dari kayu rakyat, yaitu kayu pinus, akasia, jabon, manii, dan sengon. Susunan balok laminasi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Susunan balok laminasi Susunan Keterangan PP Pinus-Pinus PJ Pinus-Jabon PM Pinus-Manii PS Pinus-Sengon AA Akasia-Akasia AJ Akasia-Jabon AM Akasia-Manii AS Akasia-Sengon JJ Jabon-Jabon MM Manii-Manii SS Sengon-Sengon Sebagai kontrol digunakan kayu pinus, akasia, manii, jabon, dan sengon. Bahan lainnya adalah rayap tanah C. curvignathus, dental cement, alkohol, kapas, dan air mineral. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaliper, pipa paralon dengan diameter 8 cm dan tinggi 6 cm, oven, desikator, jaring plastik, timbangan elektrik, nampan plastik, kamera digital, dan kain hitam. Berikut ini merupakan bentuk contoh uji kontrol dan balok laminasi Gambar 1. Garis rekat Kontrol Balok laminasi Gambar 1 Bentuk contoh uji kayu kontrol dan balok laminasi 2 x 2 x 1 cm 3 . 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Uji Laboratorium