2 ASEAN
Economic Community
AEC. Kemungkinan AEC dapat banyak belajar dari Uni Eropa. AEC membuat perjalanan dan perdagangan antarnegara menjadi lebih cepat dan
mudah. Mobilitas antarbangsa berkemungkinan meningkat, baik untuk keperluan bisnis, studi: mandiri, antar-sekolah dan antar-universitas dalam program kerjasama, bekerja sebagai
tenaga asing, maupun wisata antarnegara.
B. Lebih dari Sekedar Komunitas ASEAN
3
Sesungguhnya, ketika dunia mengglobal, komunitas tak berbatas itu tidak hanya mencakup lebih dari ASEAN yang beranggotakan 10 negara Indonesia, Singapura,
Malaysia, Brunei, Filipina, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam melainkan juga mencakup dua kandidat peserta ASEAN, yaitu Papua Nugini dan Timor Leste. Berikutnya
ditambah dengan tiga negara lainnya, yaitu Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Komunitas meluas ke
East Asia Summit
, terdapat Australia, India, New Zealand, Rusia, dan Amerika Serikat. Berikutnya, pada komunitas yang lebih luas lagi adalah
ASEAN Regional Forum
, terdapat negara Bangladesh, Kanada, Mongolia, Korea Utara, Pakistan, SriLanka, dan Uni
Eropa mencakup sekitar 30 negara, termasuk negara Inggris.
2
Beberapa negara di atas secara
de facto
menggunakan bahasa Inggris Australia, Amerika Serikat sebagai alat komunikasi mereka, namun juga ada yang menggunakan
bahasa InggrisSpanyolPortugis dan bahasa nasional Filipina, Singapura, Papua Nugini, India, New Zealand, Kanada, Pakistan, SriLanka, Malaysia, Brunei, Timor Leste dan ada
yang menggunakan hanya bahasa nasional Indonesia, Jepang, Kamboja, Laos, Myanmar, Thai, Vietnam, Cina, Korea, Rusia, Bangladesh, Mongolia.
Indonesia sebagai bagian dari beberapa komunitas di atas berpeluang untuk mempromosikan nilai-nilai multikultural melalui bahasa Indonesia dengan strategi sesuai
konteksnya, utamanya untuk komunitas apa, tujuan: bisnis, pariwisata, pendidikan kerjasama dengan sekolahuniversitas; pendirian Pusat Studi Indonesia, ipteks, atau bidang lain bidang
politik sengaja tidak diberi perhatian dalam tulisan ini. Komunitas sebagai aspek penentu di dalam mempromosikan
Indonesianese
dapat menjadi langkah bijak sebab konteks akan menentukan arah dan aksi yang akan dan perlu dilakukan.
3
C. Komunitas sebagai Dasar Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing BIPA
ASEAN,
East Asia Summit
, atau ASEAN
Regional Forum
mempunyai karakteristik tersendiri sebab negara-negara tersebut berbeda dalam bahasa dan budaya masing-masing.
Terkait dengan “Menuju ASEAN 2015”, pembelajaran BIPA sepantasnya ditekankan kepada
komunitas ASEAN. Selanjutnya, dengan berpijak pada prinsip berbasis komunitas dapat dikembangkan pembelajaran BIPA sesuai konteks komunitas.
Piagam
ASEAN yang diperkenalkan dalam
the ASEAN Summit
pada November 2007, Pasal 36, menyatakan
Semboyan ASEAN adalah ”Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas”. Komunitas inilah yang perlu dijadikan dasar pengembangan materi ajar BIPA. Sejauh ini
materi ajar BIPA dikembangkan hanya berpijak pada latar budaya Indonesia, padahal materi tersebut harus memiliki keberterimaan di antara karakteristik aneka ragam budaya negara-
negara ASEAN Filipina, Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, Vietnam. Oleh sebab itu,
materi ajar BIPA perlu ditinjau ulang agar tidak terlepas dari konteks komunitas ASEAN.
D. Bahasa Kerja dalam sidang ASEAN Inter- Parliamentary Assembly AIPA