4 Indonesia”. Dengan kategori “menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”,
terkandung makna bahwa bahasa daerah termasuk bahasa Jawa memiliki hak hidup yang sama dengan bahasa Indonesia. Kedua, penjelasan pasal 36 UUD 1945
menyatakan bahwa “Di daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri yang dipelihra oleh rakyatnya dengan baik-baik misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura,
dll., bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh negara.
Pernyataan bahwa bahasa-bahasa daerah yang memenuhi kriteria yang bersangkutan secara sah memiliki hak hidup untuk digunakan oleh para
penuturnya. Sesuai dengan landasan tersebut, bahasa Jawa sebagai bahasa daerah di Indonesia yang terbanyak penuturnya memiliki hak sepenuhnya untuk dihormati
dan dipelihara oleh negara. Oleh karena itu, perlu dipikirkan upaya pembinaan dan pengembangan bahasa dan sastra Indonesia di era teknologi dan informasi yang
semakin memprihatinkan perkembangannya. Dengan demikian, bahasa Indonesia akan dapat dikembangkan oleh pemakainya melalui jejaring nasional dan
interasional melalui media cetak dan elektronik. Hal ini dapat menunjang eksistensi bahasa Indonesia di berbagai ranah kehidupan, baik pendidikan, pemerintahan,
perdagangan politik, dan budaya.
Merujuk beberapa pemikiran dan landasan filosofis yang mendasar di atas, maka perlu dipikirkan upaya penting bagaimana untuk mengembangkan dan
melestarikan materi pembelajaran dan penguasan bahasa Indonesia di tingkat nasional dan internasional yang berbasis budaya melalui media cetak dan
elektronik. Oleh karena itu, dalam tulisan ini saya ingin mengulas peran media massa, dosen, dan guru dalam memantapkan materi pembelajaran dan penguasaan
bahasa Indonesia berbasis budaya sebagai wahana pemersatu bangsa dan negara dalam rangka peningkatan kerja sama pendidikan dan hubungan internasional di
kawasan Asia.
B. Metode Penelitian
Peneitian ini merupakan penelitian pustaka dengan berbagai referensi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pengambilan data
dilakukan dengan teknik mencatat berbagai data yang relevan, baik dari media cetak, elektronik, dan juga dai berbagai referensi buku yang relevan. Hasil
penelitian ini berupa pendapat, kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana yang terkait erat dengan permaslahan yang dikaji dalam tulisan ini.
C. Peran Bahasa dan Budaya Jawa dalam Memantapkan Bahasa Indonesia
5 Perkembangan pemakaian bahasa Indonesia di berbagai ranah pendidikan,
pemerintahan, dan perdagangan senantiasa tidak terlepas dari pengaruh besar bahasa Jawa. Hal ini disebabkan bahwa kultur masyarakat Indonesia mayoritas
bahasa Jawa. Meskipun demikian, bahasa daerah di seluruh pelosok tanah air juga memiliki peran penting untuk mengembangkan eksistensi bahasa Indonesia di
dalam masyarakat. Ada anggapan yang berkembang dalam masyarakat, yang menyatakan bahwa selama orang Jawa masih ada, bahasa Jawa tidak akan punah
atau mati. Kebenaran anggapan itu pada saat ini, didukung oleh kenyataan bahwa bahasa Jawa masih selalu digunakan oleh masyarakat Jawa di mana pun berada.
Secara umum digunakan di Jawa, bahasa Jawa digunakan oleh masyarakat Jawa di daerah-daerah luar Jawa, dan bahkan masih digunakan pula oleh masyarakat Jawa
di Suriname. Meskipun demikian, di lain pihak, ada pula anggapan yang menyatakan bahwa bahasa Jawa pada saat ini rusak atau setidak-tidaknya
memprihatinkan keadaannya. Hal itu harus diakui oleh guru, pemerhati, dan masyarakat Jawa khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya.
Kelestarian atau kelangsungan hidup bahasa Jawa pada saat ini tidaklah merisaukan. Bahasa Jawa masih hidup sebagai bahasa daerah yang didukung
keberadaannya oleh penutur yang jumlahnya relatif sangat besar. Yang perlu diperhatikan adalah keadaan hidup bahasa Jawa yang dikatakan memprihatinkan
tersebut. Keprihatinan itu disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi dalam bahasa Jawa. Misalnya, banyaknya kata dari bahasa lain yang masuk ke dalam
bahasa Jawa atau seringnya ditemukan penerapan tingkat tutur bahasa Jawa yang tidak seperti yang diharapkan, khususnya di kalangan generasi muda.
Hal itu wajar apabila sebuah bahasa mengalami perubahan seperti yang diprihatinkan di atas. Semua bahasa yang hidup, yang masih digunakan oleh bahasa
penuturnya, tentu mengalami perkembangan atau perubahan. Sebaliknya, akan merupakan suatu kemustahilan terjadinya apabila dari dulu sampai sekarang,
sebuah bahasa yang hidup itu tidak mengalami perkembangan sama sekali. Dengan kata lain, perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam suatu bahasa, termasuk
dalam bahasa Jawa adalah hal yang wajar. Perkembangan atau perubahan yang terjadi dalam bahasa Jawa tentu ada sebabnya atau setidak-tidaknya dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan kehidupan bahasa Jawa. Faktor itu antara lain, perkembangan zaman, kedudukan bahasa Jawa, dan penutur bahasa
Jawa.
Berpijak pada uraian di atas, penulis sering bertanya siapa yang bertanggung jawab melestarikan eksistensi bahasa dan budaya daerah kita? Guru
bahasa daerah, pemerintah daerah, atau orang tua? Jawabnya tentu saja tidak boleh saling tunjuk satu dengan yang lain tetapi bagaimana upaya kita secara bergotong-
royong untuk melestarikan dan mengembangakan bahasa dan budaya daerah untuk
6 generasi penerus dan mempersipkan SDM yang profesional dalam bidang bahasa
dan budaya daerah. Oleh karena itu, masing-masing pihak memiliki peran penting untuk senantiasa mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah sebagai
pendukung eksistensi bahasa Indonesia di dunia internasional melalui media cetak dan elektronik.
C. Peran Bahasa dan Budaya Jawa sebagai Wahana Pemersatu Bangsa