Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Budaya

10 upaya pemerintah dalam rangka membentuk guru-guru yang berkarakter kuat dan cerdas melalui LPTK negeri dan swasta di Indonesia. Hal ini juga sangat tepat dengan adanya sertifikasi guru dan dosen di Indonesia, buku tersebut dapat menjadi salah satu referensi wajib dibaca bagi guru TK, SD, SMP, dan SMAK di Indonesia agar tetap menjunjung tinggi tugas mulia sebagai seorang guru di seluruh pelosok tanah air. Dengan demikian tetap terjaga amanah dan tanggung jawabnya sebagai seorang guru yang berkarakter kuat dan cerdas sesuai sumpah jabatannya sebagai seorang guru yang profesional.

F. Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Budaya

Bedasarkan pemikiran-pemikiran di atas, maka guru profesional dapat menjadi pilar teladan berbahasa yang baik dan benar. Hal ini dapat dilakukan oleh semua guru di jenjang TK s.d. SMA dan dosen di perguruan tinggi dengan mengajarkan keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan upaya-upaya pengajaran empat keterampilan berbahasa tersebut baik secara mandiri maupun terintegrasi maka diharapkan para pelajar dan mahasiswa mampu berbahasa dengan baik dan benar. Pengajaran berbahasa dapat dikolaborasikan dengan berbagai model pembelajaran efektif yang berbasis active learning. Dengan demikian, akan diperoleh hasil efektif dalam berbahasa Indonesia dan Jawa untuk membentuk kepribadian siswa yang berkarakter kuat dan cerdas. Selaras dengan paparan di atas, Pranoto 2005:236 berpendapat bahwa dalam kehidupan, budaya ternyata mengalami proses seperti biologis, artinya budaya juga mengalami masa-masa lahir, berkembang, surut, dan bahkan hilang sama sekali. Kemudian, bagaimana budaya Indonesia yang tercermin dalam budaya daerah yang tersebar dari sabang sampai Merauke. Semua budaya daerah tersebut apabila tidak dikemas dan dikelola dengan baik sebagai materi ajar maka juga kurang dapat bermanfaat dan terpelihara. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang pakar antropologi Robert Redfield membuat dikotomi pusat budaya yang disebutnya budaya dasar great culture dan budaya kecil Little cultura Redfield:1963; dalam Pranoto:237 Dalam mengembangkan materi ajar bahasa Indonesia untuk penutur asing harus terkandung nilai-nilai budaya daerah yang sudah disepakati oleh para pakar budaya, seperti: 1 identifikasi daerah local identification, 2 kearifan daerah local wisdom , 3 pencerdasan daerah local genius, 4budaya kreatif creative cultura, 5kemadirian budaya cultural Independence, dan iklim sosio-kultural socio-cultural Pranoto, 20015:238. Merujuk pada pendapat tersebut dapat dilihat kondisi budaya sekarang dibandingkan dengan kondisi budaya masa lalu. 11 Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin tidak terbendung membuat berbagai perubahan begitu cepat dan menjadi virius-virus negatif yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, diperlukan materi ajar bahasa Indonesia berbasis budaya. Mengacu pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar dan penguasan materi bahasa Indonesia berbasis budaya bagi penutur asing dapat dikembangkan melalui media cetak dan elektronik. Promosi bahasa, seni, budaya, dan tari-tarian dari berbagai daerah dengan mengakomodasi semua aset budaya daerah dan nasional akan mempu mengembangkan dan mempromosikan eksistensi bahasa Indonesia di kancah Internasional. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama secara sinergis antara instansi pemerintah, negeri dan swasta untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut. Selain itu diperlukan kesadaran dan peningkatan keprofesionalisme guru dan dosen sebagai pilar teladan berbahasa baik di ranah pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi. Dengan demikian akan terwujudlah cita-cita pengembangan materi ajar bahasa Indonesia berbasis budaya dalam rangka mempererat hubungan internasional melalui bahasa dan keanekaragaman budaya.

G. Wacana Penutup