4 Republik Federal Jerman, masalah pendidikan di Jerman ditangani oleh negara-negara bagian.
Pemerintah pusat hanya mengatur pedomannya, misalnya di bidang pendidikan tinggi
Hochschulrahmengesetz
. Pada hakekatnya, sistem pendidikan di negara-negara bagian hampir sama. Untuk tetap menjaga kesamaan kualitas di bidang pendidikan umum termasuk
liburan sekolah, menteri-menteri pendidikan dan kebudayaan negara bagian membentuk organisasi bersama, yang disebut Konferensi Menteri-Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kultusministerkonferenz
,
KMK
. Tugas KMK antara lain adalah menetapkan mutu kualitas pendidikan, baik di pendidikan umum maupun pendidikan tinggi. Tema-tema lainnya yang
diutamakan adalah pendirian kursus
bachelor
dan
master
, kualifikasiakreditasi jurusan baru, pendidikan lanjutan ilmuwan dan sebagainya.
Pendidikan sekolah di Jerman berdasarkan pada 9 tahun wajib belajar untuk semua anak dan tanpa biaya untuk sekolah-sekolah pemerintah. Pada umur 6 tahun anak-anak wajib
mengikuti sekolah primer untuk 4 tahun sebelum meneruskan ke berbagai variasi sekolah sekunder [5]. Pada pendidikan tersier, siswa dapat memilih dari 383 institusi pendidikan
tinggi yang tersebar di seluruh negara bagian. Saat ini sekitar 2 juta generasi muda yang mengikuti pendidikan di sekolah dimana lebih dari sepertiganya melanjutkan pada pendidikan
tersier dan rasio ini terus bertambah. Jerman adalah salah satu negara di dunia yang menjadi tempat tujuan studi oleh
mahasiswa-mahasiswa asing, dan menjadi penghubung hub dari ujung tombak
cutting- edge
riset-riset internasional, termasuk sumber-sumber yang konstan dari paten-paten terbaru. Berbagai pemikir terkenal Jerman, seperti Humboldt, Einstein, Hegel dan Planck
meletakkan dasar-dasar untuk reputasi Jermans sebagai tanah dari pelajar
land of scholars
and sebagai ’negara yang terdiri dari pemikir dan penyair’. Pada awal abad ke 20, sekitar satu pertiga dari pemenang hadiah Nobel diperoleh oleh ilmuwan Jerman. Inovasi-inovasi mereka
telah mengubah dunia seperti misalnya teori relativitas dan fusi nuklir, penemuan bakteri tuberkulosis atau X-rays. Dari total sejumlah 78 pemenang hadiah Nobel dari Jerman sampai
saat ini, 67 diantaranya diberikan pada bidang ilmu pengetahuan alam atau kedokteran. Pemenang hadiah Nobel pertama tahun 1901 diberikan pada
Wilhelm Conrad Röntgen
.
2. Kerjasama Indonesia – Jerman di Bidang Pendidikan
Jerman dan Indonesia mempunyai tradisi pertukaran ilmu pengetahuan sejak cukup lama. Sampai saat ini, lebih dari 25.000 mahasiswa menyelesaikan pendidikannya di Jerman.
Berbagai kesepakatan kerjasama dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan
5 yang telah ditandatangani [6]. Jerman juga merupakan mitra utama Indonesia yang penting
dalam bidang pendidikan dan pelatihan kejuruan. Sekolah-sekolah kejuruan seperti VEDC Malang, VEDCA Cianjur, Polman Bandung, dan lainnya merupakan hasil kerjasama ini.
Kerjasama ini dilangsungkan baik dalam konteks hubungan antar-pemerintah, yakni dalam kerangka kerjasama pembangunan, maupun dengan melibatkan sektor swasta dalam kerangka
public-private partnership
. Dalam hal kerjasama antar sekolah
School Partnership
dengan Indonesia, saat ini terdapat 1 satu sekolah Jerman di Indonesia DAS dan berbagai sekolah di 11 kota di
Indonesia yang menawarkan bahasa Jerman dalam pendidikannya yang dibantu oleh Goethe Institut. Goethe Institut telah memilih 28 sekolah SMU di Indonesia yang mempunyai prestasi
khusus untuk diikutkan dengan inisiatif pemerint ah Jerman “Schools: Partners of the Future“
yang bertujuan membangun jaringan dengan 1000 sekolah mitra diseluruh dunia agar generasi muda tertarik pada Jerman modern dan masyarakatnya.
Selain beasiswa konvensional yang ditawarkan lewat DAAD
Deutscher Akademischer Austauschdienst
Lembaga Pertukaran Akademik Jerman kepada para dosen, mahasiswa dan ilmuwan, terdapat juga beberapa program pemerintah RI melalui Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Kemdikbud seperti misalnya program beasiswa DIKTI dan Beasiswa Unggulan untuk studi lanjut, program
sandwich
dan
Program Academic Recharging
PAR di Jerman kepada para dosen dan mahasiswa dari Indonesia. Bentuk beasiswa lain adalah pemberian
beasiswa dari Pemprov. Aceh dan Papua kepada mahasiswa dari Aceh dan Papua yang ingin meneruskan studinya di Jerman dan dari Pemkab. Subang bagi siswa-siswi yang berasal dari
SMASMK Kabupaten Subang, serta beberapa beasiswa lainnya dalam kerangka kerjasama dengan Jerman yang dibiayai oleh kementerian terkait di Indonesia.
Sementara itu, Kemdikbud juga menawarkan program beasiswa Darmasiswa kepada mahasiswa Jerman, dan setiap tahunnya antara 15
– 25 mahasiswa Jerman dibiayai untuk studi atau magang di berbagai universitas di Indonesia dengan beasiswa Darmasiswa selama 6
atau 12 bulan. Selain itu, lebih dari 700 orang mahasiswa dan peneliti dari Jerman melakukan praktikum, studi lanjut dan riset pendek setiap tahunnya di berbagai tempat di Indonesia.
Sejumlah universitas dan lembaga riset di Jerman telah menyelenggarakan proyek kerjasama dengan berbagai universitas di Indonesia. Lebih dari 50 kerjasama antar universitas
dan lembaga riset sedang berjalan dengan berbagai fokus kajian, seperti linguistik, politik, antropologi, geografi, tourism management, bioteknologi, kehutanan, maritim, dan
pengembangan energi geothermal.
6
3. Pengembangan BIPA di Jerman