Peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

7 rakyat, kuliner, novel, film tema klasik hingga kontemporer, musik dan lagu tradisonal dan kontemporer. SEAMEO Project Exemplar in Southeast Asia diunduh dari http:www.seameo.org dapat menjadi referensi yang amat tepat dan bermanfaat. e ASEAN memiliki ASEAN Centre 5 http:www.seameo.org . CHAT- Centre for History and Tradition dapat memperkaya khazanah tradisi dan sejarah negara-negara ASEAN. QITEP- Centre for Quality Improvement of Teachers and Education Personnel in Language mendukung dengan penelitian-penelitian bahasa asing dan pembelajarannya. RIHED- Centre for Higher Education and Development mendukung kebutuhan kebijakan dan perencanaan, administrasi dan manajemen pendidikan tinggi. SEAMOLEC- Open Learning Centre dapat mendukung pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi komunikasi bagi upaya pembelajaran jarak jauh. Akan sangat bagus jika mahasiswa asing yang akan belajar BIPA di Indonesia dapat belajar sendiri sebelum mereka datang ke Indonesia agar mereka dapat menyesuaikan diri dengan cepat ketika mereka mulai pembelajaran secara formal di kelas. Permasalahannya adalah, apakah institusi kebahasaan telah menyiapkan program pembelajaran Bahasa Indonesia untuk penutur asing secara memadai? F. Siapa yang Berperan dalam Pengembangan Program BIPA? Ketika program BIPA dikembangkan secara internal di Indonesia, diperlukan sinergi beberapa institusi, baik itu dari jajaran pemerintah dalam hal ini Kemdikbud dan Kemlu, serta mitra dari kalangan nonpemerintah. Di sisi lain, jika BIPA dikembangkan secara eksternal dengan tujuan menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa kerja kedua setelah bahasa Inggris dalam Komunitas ASEAN, sinergi di antara beberapa ASEAN Center diperlukan. Sinergi dari sekian institusi ini perlu dilakukan dengan baik agar program BIPA dapat diimplementasikan secara memadai dalam konteks tujuan dan pembelajarannya.

1. Peran Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan pada Bagian Keempat Pasal 44 tentang Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia Menjadi Bahasa Internasional, menyatakan sebagai berikut. 8 1. Pemerintah meningkatkan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. 2. Peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan. 3. Ketentuan lebih lanjut mengenai peningkatan fungsi Bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan Pemerintah. Mengembangkan program BIPA memerlukan waktu panjang, dan itu dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan. Pengembangan ini dikoordinasi oleh lembaga kebahasaan dalam hal ini tentu saja Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, sesuai Permendikbud Bab XI Pasal 770 dan 771 yang dalam pelaksanaannya diemban Pusat Pengembangan dan Perlindungan Pasal 794 dalam hal pengkajian, pembakuan dan pelindungan, dan juga di bawah Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan Pasal 808 dalam hal penyusunan kebijakan teknis, pemasyarakatan, peningkatan mutu pembelajaran bahasa dan sastra serta peningkatan peran dan pengendalian penggunaan bahasa dan sastra. Pasal-pasal di atas dapat dipahami demikian: ketika pengkajian substansi BIPA dilakukan, berikutnya pembakuan ditetapkan, yang bertanggung jawab adalah KaPus Pengembangan dan Perlindungan, berikutnya tugas pengembangan BIPA di lapangan dilakukan oleh KaPus Pembinaan dan Pemasyarakatan, termasuk dalam hal pengembangan SDM BIPA pelatihan calon pengajar BIPA, misalnya. Pengembangan program BIPA telah dibahas dalam kongres-kongres Bahasa Indonesia sebelumnya, yaitu pada Kongres Bahasa Indonesia V 1988, VI 1993, VII 1998, VIII 2003, IX 2008, dan kini pada Kongres Bahasa Indonesia X 6 . Terkait dengan Keputusan Kongres di atas dan tindak lanjutnya, Badan Bahasa dapat dikatakan sebagai pengayom pengembangan BIPA yang dilakukan oleh berbagai institusi kebahasaan, baik itu dari kalangan pemerintah maupun nonpemerintah dengan memberikan kesempatan untuk berkreasi dalam pengembangan kurikulum dan materi ajar karena setiap program mempunyai karakteristik masing-masing. Dalam institusi pemerintah, yang dapat dilakukan adalah bersinergi karena tidak mungkin Badan Bahasa melakukan semuanya sendiri. Ketika kurikulum dan materi dikembangkan, Badan Bahasa dapat memperoleh dukungan dari universitas-universitas yang tergabung dalam program Darmasiswa RI karena 9 proses belajar-mengajar BIPA dilakukan mereka. Demikian pula dalam penyusunan UKBIPA. Sementara itu, beasiswa bagi calon guru BIPA di negara lain telah difasilitasi oleh program Darmasiswa RI dan Beasiswa Unggulan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri BPKLN bagi studi S1, S2, dan S3. Selain itu, para Atdikbud di bawah koordinasi BPKLN juga berperan aktif dalam mendukung pembelajaran BIPA di negara akreditasi tempat bertugas. Urusan luar negara dapat diserahkan ke BPKLN dan Kemlu. Yang perlu dilakukan adalah sikap proaktif Badan Bahasa untuk berkoordinasi dan bersinergi demi mempromosikan BIPA dengan rencana-rencana aksi berkelanjutan dan selalu ditingkatkan. Pusat Pelatihan Bahasa yang akan dikembangkan Badan Bahasa dapat memfasilitasi pembelajaran bahasa yang lebih baik.

2. Pengembangan BIPA di Jajaran Kemdikbud dan Kemlu a