11 Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin tidak terbendung membuat
berbagai perubahan begitu cepat dan menjadi virius-virus negatif yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, diperlukan materi ajar bahasa Indonesia berbasis
budaya.
Mengacu pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan bahan ajar dan penguasan materi bahasa Indonesia berbasis budaya bagi penutur
asing dapat dikembangkan melalui media cetak dan elektronik. Promosi bahasa, seni, budaya, dan tari-tarian dari berbagai daerah dengan mengakomodasi semua
aset budaya daerah dan nasional akan mempu mengembangkan dan mempromosikan eksistensi bahasa Indonesia di kancah Internasional. Oleh karena
itu, diperlukan kerja sama secara sinergis antara instansi pemerintah, negeri dan swasta untuk mewujudkan cita-cita bersama tersebut. Selain itu diperlukan
kesadaran dan peningkatan keprofesionalisme guru dan dosen sebagai pilar teladan berbahasa baik di ranah pendidikan dasar, menengah, maupun perguruan tinggi.
Dengan demikian akan terwujudlah cita-cita pengembangan materi ajar bahasa Indonesia berbasis budaya dalam rangka mempererat hubungan internasional
melalui bahasa dan keanekaragaman budaya.
G. Wacana Penutup
Upaya pengembangan bahasa dan budaya Jawa dan Indonesia secara berkesinambungan akan mampu memberikan inspirasi bagai masyarakat Indonesia
untuk bangga kepada bahasa Indonesia dan budaya Jawa di masayarakat nasional dan internasional. Masuknya kata-kata bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jawa
menjadi semakin terbuka dan begitu pula sebaliknya. Bahasa Indonesia sendiri banyak menyerap bahasa asing dalam pemerkayaan kosa kata, termasuk di
dalamnya kosa kata bahasa Jawa. Sebagian dari kata-kata bahasa Indonesia yang masuk ke dalam bahasa Jawa semakin mantap penggunaanya dan justru dapat
menggeser pemakaian beberapa kata bahasa Jawa sendiri. Misalnya, kata pendidikan
, penduduk, keluarga, hadiah, dan pemenang. Kata-kata seperti itu sulit atau tidak selalu dapat digantikan oleh kata-kata bahasa Jawa yang sudah ada.
Kata-kata lain yang berasal dari bahasa asing pun mengalami hal seperti itu. Misalnya, kata transmigrasi, imunisasi, donor, target, dan kredit. Kata-kata
semacam itu memang sulit digantikan oleh kata bahasa Jawa dan adapula yang tidak perlu diganti atau diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa.
Uraian di atas memberikan gambaran tentang betapa mudah dan pesatnya pemekaran kosakata bahasa Jawa dan Indonesia saat ini dengan cara penyerapan.
Akibat penyerapan kosa kata, bahasa Jawa dan Indonesia dalam bidang kosakata akan menemukan wajahnya yang selalu bergerak dari waktu ke waktu, sehingga
12 keberadaan bahasa Jawa dan Indonesia sebagai bahasa yang masih terikat oleh
budaya, dihadapkan kepada kenyataan yang menantang masa depannya. Merujuk pada pemikiran-pemikiran di atas, maka peran dosen dan guru sebagai pilar teladan
berbahasa Indonesia dan Jawa dalam mengembangkan dan melestarikan bahasa sangat efektif. Hal ini sangat mendukung upaya peningkatan profesionalisme guru
dan dosen dalam mendidik dan mengajarkan bahasa secara lisan dan tertulis, baik di jenjang sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Dengan demikian,
impian untuk mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahkan bahasa internasional akan dapat terwujud apabila kita senantiasa mencintai dan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar di berbagai ranah kehidupan formal dan nonformal.
Daftar Pustaka
Furqon. H. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Martha Selea Warouw. 1999. “Internasionalisasi Bahasa Indonesia.” Jakarta: Kongres Linguistik Nasional IX, Masyarakat Linguistik Indonesia.
Minto Rahayu. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo Moeliono, Anton M. 2001c. “Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisasi.” Kongres Bahasa Indonesia ke VII. Moeliono. Anton M. 2001a. Tata Istilah: Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Moeliono. Anton M. 2001b. Bentuk dan Pilihan Kata: Bahan Penyuluhan Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pranoto, Suhartono W. 2005. ”Budaya Daerah dalam Era Desentralisasi” dalam Jurnal Humaniora, Volume17, Nomor 3, Oktober 2005.
Rohmadi, M. dkk. Teori dan Praktik: Bahasa Indonesi di Perguruan Tinggi. Suarakarta: UNS Press
Rohmadi. M. 2007. “ Bahasa Jawa sebagai Aset Budaya”. Harian Solopos, 22 November 2007
Soenjono Dardjowidjojo. 2004. ”Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Internasional” dalam Menebar Benih Menuai Kasih. Jakarta: Yayasan Obor.
Sugono. Dendy. 2003. “Bahasa Indonesia Masuk Pasar Bebas”. Harian Kompas, 13 Oktober 2003
13 Sugono. Dendy. 2003b. “40 Negara Pelajari Bahasa Indonesia”. Harian Suara
Pembaharuan, 14 Oktober 2003
1
Pengalaman Menyelenggarakan Studi Bahasa dan Budaya Indonesia untuk Universitas Deakin Australia di UIN Malang
Oleh: Mundi Rahayu, M.Hum
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang telah menyelenggarakan program “Studi Bahasa dan Budaya Indonesia” untuk
Universitas Deakin Australia setiap dua tahun sekali, dan selama ini telah diselenggarakan sebanyak 3 kali. Dari penyelenggaraan selama tiga kali ini,
muncul kecenderungan meningkatnya jumlah peserta program. Dalam kurikulum di Universitas Deakin, program ini disebut “In Country Program,”
yakni program belajar bahasa dan budaya Indonesia yang dilakukan di Indonesia selama 40 hari. Dalam program ini mahasiswa Deakin mengikuti
pelajaran bahasa Indonesia di kelas secara intensif setiap hari, dan kegiatan budaya baik yang berupa kursus maupun wisata budaya. Mahasiswa
melakukan interaksi penuh dengan masyarakat Indonesia dan melakukan berbagai observasi budaya selama tinggal di Indonesia. Makalah ini akan
memaparkan aktivitas program belajar bahasa dan budaya Indonesia ini dan berbagai pelajaran penting yang bisa disimpulkan dari kegiatan ini, yakni,
program belajar bahasa dan budaya Indonesia ini menjadi sarana untuk membangun kompetensi antarbudaya yang sangat penting artinya dalam
membangun relasi antarmanusia antarbudaya.
Kata kunci: Studi Bahasa, Budaya Indonesia, Universitas Deakin, UIN Malang, “In Country Program”, kompetensi antarbudaya
1. Pendahuluan : “In Country Program”– Universitas Deakin
Australia di UIN Malang
Program BIPA Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing diselenggarakan atas kerjasama UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan
Universitas Deakin Australia ini lebih sering disebut sebagai “In Country Program”. Program ini merupakan program belajar bahasa Indonesia dan