Peran Bahasa dan Budaya Jawa sebagai Wahana Pemersatu Bangsa

6 generasi penerus dan mempersipkan SDM yang profesional dalam bidang bahasa dan budaya daerah. Oleh karena itu, masing-masing pihak memiliki peran penting untuk senantiasa mengembangkan dan melestarikan bahasa daerah sebagai pendukung eksistensi bahasa Indonesia di dunia internasional melalui media cetak dan elektronik.

C. Peran Bahasa dan Budaya Jawa sebagai Wahana Pemersatu Bangsa

Kedudukan bahasa dan budaya Jawa bagi sebagian masyarakat Jawa merupakan bahasa pertama. Pernyataan itu dapat ditafsirkan bahwa bahasa Jawa masih merupakan alat komunikasi yang efektif di lingkungan keluarga bahkan di masyarakat luas. Perlu disadari bahwa frekuensi pemakaian bahasa Indonesia yang makin tinggi di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan menjangkau wilayah pemakaian bahasa semakin luas, mengakibatkan wilayah pemakaian bahasa Jawa semakin berkurang. Pertemuan yang dulu menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa berangsur-angsur beralih dengan pengantar bahasa Indonesia. Akan tetapi, tidak perlu dikhawatirkan bahwa peranan bahasa Jawa akan hilang sama sekali. Hal itu disebabkan oleh kedudukan bahasa Jawa yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan kebudayaan Jawa. Peranan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat semakin berkurang. Namun filsafati dan “roh” bahasa Jawa tidak dapat terlepas darai “jejer kamanungsan” orang Jawa . Oleh karena itu masyarakat Jawa tidak pernah dapat meninggalkan sikap “kejawen” dalam perilaku berbahasa. Bahasa Jawa saat ini semakin “dijauhi” oleh generasi muda. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari mereka masih menggunakan bahasa Jawa, dalam lingkungan yang menghendaki penggunaan bahasa Jawa krama mereka tidak semuanya dapat melakukan dengan baik. Banyak faktor yang menyebabkan mengapa mereka menjadi seperti itu. Di lingkungan keluarga sendiri mereka tidak biasa menggunakan bahasa Jawa dengan benar, di sekolah mereka hanya mendapat pelajaran bahasa Jawa yang terbatas, dalam masyarakat luas mereka melihat kenyataan bahwa bahasa Jawa tidak lagi digunakan dalam aspek kehidupan masyrakat Jawa. Hal yang terakhir ini dapat menimbulkan pikiran atau anggapan bahwa bahasa Jawa dewasa ini bukanlah bahasa yang harus dikuasai dan dipelajari dengan baik. Oleh karena itu, mereka merasa tidak memerlukan bahasa Jawa sebagai alat komunikasi yang efektif dalam kehidupan sehari-hari. Anggapan yang menyatakan bahwa selama orang Jawa masih ada, bahasa Jawa tidak akan punah, mulai diuji kebenarannya. Pembuktian tidak dapat dilakukan sekarang karena akan memerlukan jangka waktu yang panjang. Seandainya anggapan yang menyerupai slogan itu benar, yang perlu diterangkan adalah bagaimana keberadaan bahasa Jawa itu pada waktu-waktu yang akan 7 datang. Pertanyaan itu diajukan mengingat adanya kenyataan yang menunjukkan bahwa bahasa Jawa dewasa ini tidak sama dengan bahasa Jawa zaman dulu. Bahasa Jawa pada waktu yang akan datang akan berbeda dengan bahasa Jawa dewasa ini. Gejala-gejala yang akan mengarah ke kenyataan itu sudah terlihat pada saat ini, baik dari sikap generasi muda terhadap bahasa Jawa maupun dari aspek kebahasaan sendiri yang selalu mengalami perubahan. Hal itu menggambarkan sikap generasi muda terhadap bahasa Jawa dengan sikap yang berbeda-beda antara yang seorang dengan orang lain. Bahasa Jawa sebagai bahasa yang masih hidup tidak dapat menghindarkan diri dari tuntutan perkembangan masyarakat pemakainya. Perkembangan bahasa Jawa telah terjadi sepanjang masa, dapat dibuktikan dengan terdapatnya perbedaan antara bahasa Jawa zaman dulu dengan bahasa Jawa dewasa ini. Perbedaan itu telah menimbulkan pertentangan antara mereka yang ingin mempertahankan bahasa Jawa seperti keadaan semula, dan generasi muda yang ingin agar bahasa Jawa dapat berkembang sesuai perkembangan zaman. Hal ini senada dengan, apa yang disampaikan Aldi Firahman Solopos, 22 Juli 2007 bahwa strategi bahasa agar tidak ditinggalkan oleh pemakainya, yaitu bahasa haruslah tetap terbuka dan dinamis bagi perkembangan zaman, tak terkecuali bagi bahasa Jawa.

D. Peran Media Massa, Guru, dan Dosen dalam Memantapkan Peran