9 proses belajar-mengajar BIPA dilakukan mereka. Demikian pula dalam penyusunan
UKBIPA. Sementara itu, beasiswa bagi calon guru BIPA di negara lain telah difasilitasi oleh
program Darmasiswa RI dan Beasiswa Unggulan dari Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri BPKLN bagi studi S1, S2, dan S3. Selain itu, para Atdikbud di bawah koordinasi
BPKLN juga berperan aktif dalam mendukung pembelajaran BIPA di negara akreditasi tempat bertugas. Urusan luar negara dapat diserahkan ke BPKLN dan Kemlu. Yang perlu
dilakukan adalah sikap proaktif Badan Bahasa untuk berkoordinasi dan bersinergi demi mempromosikan BIPA dengan rencana-rencana aksi berkelanjutan dan selalu ditingkatkan.
Pusat Pelatihan Bahasa yang akan dikembangkan Badan Bahasa dapat memfasilitasi pembelajaran bahasa yang lebih baik.
2. Pengembangan BIPA di Jajaran Kemdikbud dan Kemlu a
Program Darmasiswa Republik Indonesia Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri, Kemdikbud
Darmasiswa RI adalah program pemberian beasiswa oleh Pemerintah RI kepada mahasiswa asing dari negara-negara sahabat untuk belajar bahasa Indonesia, seni budaya, dan
sains pada perguruan tinggi di Indonesia. Sifat program ini adalah nongelar dan bertujuan untuk mempromosikan bahasa Indonesia, seni budaya, dan sains kepada masyarakat
internasional. Program ini juga telah menjadi timbal-balik resiprokal pemberian beasiswa antara Indonesia dengan negara mitra serta menjadi salah satu unsur diplomasi pendidikan
dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, sejak dimulai pada tahun 1974, program ini telah
menghasilkan 3986 alumni yang tersebar di semua benua mereka menjadi ambasador Indonesia, kiprahnya banyak dilaporkan detiknews.com, diselenggarakan oleh 46 - 59
perguruan tinggi di Indonesia. Program ini juga didukung oleh instansi di luar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud, seperti Perwakilan RI, Sekretariat Negara
Setneg, Kementerian Luar Negeri Kemlu, Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan Kemkeu, Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM KemHumHAM, serta unsur
Kepolisian. Program ini merupakan program nasional yang harus dilaksanakan secara baik,
10 efektif dan efisien terutama dalam menjunjung citra bangsa yang terkait dengan pelayanan
kepada peserta. Program Darmasiswa RI terdiri atas program 6 bulan dan 12 bulan. Sebelum tahun
2012, tidak ada standar pemeringkatan kemahiran berbahasa yang sama, yang diterapkan oleh semua universitas penyelenggara program Darmasiswa RI sehingga dapat dibayangkan jika
mahasiswa akan melanjutkan studi ke univesitas lain akan mendapatkan kesulitan di dalam menyesuaikan jenjang yang telah ditempuhnya. Namun, pada awal 2012 upaya
menstandarkan pemeringkatan kemahiran berbahasa dilakukan secara bertahap dan dipantau. Pembenahan juga dilakukan dalam aturan program penyelenggaran serta administrasi
keuangan. Dalam 3 tahun 2012-2014 diharapkan program Darmasiswa RI dapat berlangsung dengan lebih mantap dan bermartabat serta dapat menjalankan misi utamanya
sebagai
soft power diplomacy program
. Hasil survei Tahun Ajaran 20122013 menunjukkan sekitar 700 peserta memilih
belajar: bahasa Indonesia 65; seni-budaya 30, kuliner pariwisata 3, lain-lain 2. Peserta Tahun Ajaran 20132014 sebanyak 557, dari 77 negara. Kuota pada Tahun
Ajaran 20142015 ditentukan sebanyak 500 mahasiswa karena program nongelar ini akan diarahkan ke program gelar S1, S2, maupun S3 bagi mahasiswa yang belajar bahasa
Indonesia sebagai bidang keahliannya. Kelak ketika mereka lulus dapat menjadi pengajar BIPA di negara masing-masing. Program ditawarkan melalui KBRI atau KJRI Indonesia di
berbagai negara. BIPA Darmasiswa RI merujuk pemeringkatan kemahiran berbahasa CEFRL dengan
penyesuaian terhadap konteks Indonesia dan dikembangkan terus-menerus. Oleh karena program ini terkait dengan pencitraan negara, programnya dikemas sedemikian rupa dan
khas, terdapat muatan politis dan implementasinya tidak hanya bahasa, melainkan juga seni budaya serta bidang lainnya.
b Program BIPA yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Republik
IndonesiaKonjen RI di berbagai negara
Terdapat 19 KBRI yang menyelenggarakan program BIPA yaitu KBRI Baku Azerbaijan, KBRI Beograd Serbia, KBRI Bratislava Slovakia, KBRI Buenos Aires
Argentina, KBRI Dakkar Senegal, KBRI Dili Timor Leste, KBRI Ho Chi Minh
11 Vietnam, KBRI Islamabad Pakistan, KBRI Kolombo Srilanka, KBRI Manila Filipina,
KBRI New Delhi India, KBRI Paramaribo Suriname, KBRI Phnom Penh Kamboja, KBRI Seoul Korsel, KBRI Santiago Chile, KBRI Sofia Bulgaria, KBRI Tashkent
Uzbekistan, KBRI Vientiane Laos, dan KBRI Warsawa Polandia. Selain KBRI, pembelajaran BIPA juga dilakukan di 6 KJRI, yaitu Capetown Afsel,
KJRI Darwin Australia, KJRI Noumea Kaledonia Baru, KJRI Songkhla Thailand, KJRI Toronto Kanada, dan KJRI Vanimo PNG. KJRI Turki kemungkian akan segera menyusul.
Pada umumnya, KBRI atau KJRI merekrut pengajar BIPA dari guru BIPA yang ada di negara bersangkutan, mahasiswa yang kuliah di negara bersangkutan, atau dari program
SAME Ditjen Pendidikan Tinggi. Pada tahun 2012 Atdikbud Thailand memfasilitasi pembelajaran BIPA di 7
universitas di Thailand yaitu Chiang Mai University, Mae Fah Luang University, Naruesan University, Durakej Pundi University, King Mongkut University of Technology,
Ramkhamhaeng University, Burapha University. Dosen BIPA berasal dari 7 universitas di Indonesia yaitu Universitas Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri
Jember, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Negeri Semarang, Universitas Pendidikan Indonesia, dan Universitas Negeri Jakarta. Program Atdikbud ini sebagian besar
menggunakan pemeringkatan kemahiran berbahasa yang digunakan oleh Program Darmasiswa RI.
Namun, ada kalanya Program BIPA di KBRIKJRI ini tidak jelas menggunakan pemeringkatan kemahiran berbahasa yang mana, namun mereka pada umumnya
menggunakan buku Lentera 1, 2, dan 3. Padahal buku ini, menurut beberapa pengajar yang telah menggunakannya, perlu direvisi.
c Program BIPA dalam
Scheme for Academic Mobility and Exchange
SAME yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud
Program ini dikelola khusus oleh Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdibud, Kemlu, dan didukung oleh Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri BPKLN Kemdikbud. Promosi
dilakukan pihak KBRIKJRI ke universitas-universitas yang mempunyai jurusan bahasa dan sastra, atau
Indonesian Studies
. Selanjutnya, ketika terjadi salaing pemahaman dan keberterimaan, pembelajaran BIPA dilakukan dan difasilitasi oleh KBRIKJRI.
12 Pada tahun 2013, terdapat 15 dosen dari Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas
Negeri Semarang, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Halueleo, Universitas Mataram, Politeknik Negeri Malang, Politeknik Negeri Medan, Universitas Airlangga,
Universitas Andalas, Universitas Negeri Makassar, dan Universitas Hasanudin yang mengajar di 6 negara, yaitu Bulgaria, Rusia, India, Maroko, Sudan, dan Polandia.
Program SAME ini merujuk pemeringkatan yang diterapkan oleh program Darmasiswa RI. Atdikbud amat berperan dalam a, b, dan c.
d Program BIPA yang Diselenggarakan oleh Pusat Studi Indonesia pada Universitas- universitas di Berbagai Negara
Konon Program BIPA diselenggarakan di 45 negara yang terdiri atas 176 tempat dengan jumlah terbanyak di Jepang 38, Australia 36, Jerman 17, Ameriak Serikat 12,
Belanda 7, Italia 7, Thailand 7, Polandia 6, Korea Selatan 5, Rusia 4, Cina 4, Perancis 4, Filipina 3, Singapura 3, Arab Saudi 3, Filipina 3, Inggris 3, Vatian 3,
masing-masing 2 universitas di Azerbaijan, Myanmar, Uzbekistan, Mesir ; dam 1 universitas di India, Hong Kong, Suriah, Maroko, Sudan, Ceko, Papua Nugini, Serbia, Selandia Baru,
Bulgaria, dan Ukraina. Selain itu, terdapat kursus-kursus bahasa yang mempunyai Program BIPA, dan juga terdapat 3 organisasi profesi dan konsorsium pengajar BIPA yaitu ASILE dan
WILTA organisasi guru di Australia, ACISIS konsorsium pengajar BIPA di Australia, dan COTI konsorsium universitas penyelenggara BIPA di Amerika.
Program BIPA pada sekain universiats di atas ketika disinergikan dengan program Darmasiswa RI dan SAME Dikti berkemungkinan untuk membina kerjasama antar-
universitas dalam
Join Degree Program
atau kemungkinan program kerjasama lainnya.
3. Koordinasi dan Sinergi dalam Pengembangan Program BIPA