Pergeseran Paradigma Tata Hubungan Internasional

1 PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK PENUTUR ASING: HENDAK KE MANA? Pangesti Wiedarti

A. Pergeseran Paradigma Tata Hubungan Internasional

Perang Dingin Cold War berakhir pada kurun waktu 1989-1990 yang ditandai dengan runtuhnya Tembok Berlin pada 9 Oktober 1989 dan disusul dengan menyatunya Jerman Barat dan Jerman Timur pada 3 Oktober 1990. Uni Soviet bubar pada 25 Desember 1991. Berikutnya, Amerika Serikat menjadi satu-satunya negara adidaya. Tidak ada lagi Blok Barat dan Blok Timur. Kondisi ini melahirkan realitas baru sebagai akibat dari pergeseran paradigma dari hard power berupa superior militer menjadi soft power berupa superior diplomasi. Muncul isu-isu utama yang menjadi pilar hubungan internasional, di antaranya keamanan nasional, hak asasi manusia, politik-ekonomi, dan demokratisasi, bahkan lingkungan. Dalam hal politik-ekonomi dan demokratisasi, Uni Eropa, contohnya, menetapkan standar yang sama dalam hal mata uang dan tingkat kemahiran berbahasa para negara pesertanya agar memudahkan mobilitas warga antarnegara. Mata uang Euro 1 yang secara giral dipakai pada 1 Januari 1999, namun secara fisik digunakan sejak 1 Januari 2002 oleh 17 negara berikutnya diikuti negara-negara lainnya memudahkan transaksi ekonomi. Dalam hal komunikasi, The Council of Europe memberlakukan pemeringkatan keterampilan berbahasa Common European Framework of Reference for Languages yang diberlakukan di 30 negara 2 agar ada standar kemahiran berbahasa yang sama, baik secara umum maupun khusus bagi suatu profesi biasanya tuntutan kemahiran berbahasa bagi keperluan bekerja adalah minimum peringkat B1. Setidaknya, dua indikator ini membuat Uni Eropa sebagai “komunitas tak berbatas” karena semua negara Uni Eropa merujuk pada dua standar yang berlaku di semua negara. Kondisi Uni Eropa ini akan senada dengan kondisi Association of South East Asian Nations Asean 3 yang pada tahun 2015 akan menjadi “komunitas tak berbatas” dalam Dosen JPBSI FBS UNY; Ketua Satgas Program Darmasiswa RI BPKLN Kemdikbud; Anggota Tim SAME Dikti-BIPA pangestiuny.ac.id 2 ASEAN Economic Community AEC. Kemungkinan AEC dapat banyak belajar dari Uni Eropa. AEC membuat perjalanan dan perdagangan antarnegara menjadi lebih cepat dan mudah. Mobilitas antarbangsa berkemungkinan meningkat, baik untuk keperluan bisnis, studi: mandiri, antar-sekolah dan antar-universitas dalam program kerjasama, bekerja sebagai tenaga asing, maupun wisata antarnegara.

B. Lebih dari Sekedar Komunitas ASEAN