93
Gambar 5. Grafik nilai tindakan siklus I kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS Struktur
Analitik Sintetik
6. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi merupakan tahap akhir dari penelitian tindakan. Refleksi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji data yang
diperoleh, data yang dikaji meliputi data hasil observasi dan data hasil tes membaca permulaan. Data hasil observasi berupa data partisipasi
anak pembelajaran membaca. Sedangkan data hasil tes yakni data hasil tes pasca tindakan pada kemampuan membaca anak berkesulitan belajar
membaca permulaan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil tes kemampuan membaca permulaan menunjukkan subjek AP
memperoleh skor 38 dengan nilai 63,3 dengan kriteria cukup dan belum mencapai KKM yaitu 65. Berdasarkan hasil refleksi anatara peneliti,
65
56.7 63.3
52 54
56 58
60 62
64 66
AP
Nilai Tindakan I Kemampuan Membaca Permulaan
KKM Nilai Pre Test
Nilai Post Test
94
guru kelas, dan guru pendamping khusus, walaupun partisipasi anak dalam mengikuti pembelajaran telah mencapai kriteria cukup akan tetapi
kebiasaan mengeja yang dilakukan oleh subjek masih melekat. Sehingga tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan adanya perbaikan pada
kegaiatan pembelajaran. Berdasarkan catatan lapangan, dapat diketahui adanya kendala-kendala yang terjadi pada tindakan siklus I yang
menjadi penyebab belum maksimalnya pelaksanaan tindakan. Kendala- kendala tersebut antara lain:
a. Saat menyusun huruf menjadi kata maupun kalimat, AP tergesa-
gesa dan tidak teliti. b.
Saat membaca kalimat, AP terburu-buru dan sulit untuk menghilangkan kebiasaan mengeja huruf.
c. Teman-teman AP sering mengganggu pelajaran di ruang pull out,
tiba-tiba memanggil AP untuk mengajak bermain maupun mengintip dari luar jendela.
d. Subjek kurang percaya diri dan minder dengan ketidak
mampuannya membaca. Peneliti dan guru kolaborasi merencanakan perbaikan dan tindakan
untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi pada siklus I. Perbaikan tindakan dilakukan dengan beberapa tindakan pada siklus II untuk
mengatasi kendala yang muncul pada siklus I, yaitu meliputi:
95
a. Meminta AP untuk mengoreksi kata dengan membaca kata yang
telah disusunnya. b.
Membuat perjanjian dengan AP mengenai kalimat yang akan dibacanya, ketika AP membaca dengan mengeja maka akan
ditambahkan kata yang akan dibacanya. c.
Menutup kelas dan menutup gorden jendela ruangan sehingga teman-teman AP tidak mengganggu pelajaran. Selain itu
memberikan pengertian pada teman-teman AP agar tidak mengganggu pelajaran.
d. Memberikan motivasi kepada AP pada awal pelajaran dan akhir
pelajaran. Selain terdapat beberapa kendala, secara keseluruhan pelaksanaan
pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS Struktur Analitik Sintetik pada siklus I berjalan dengan lancar.
Terdapat beberapa hal positif yang muncul ketika metode SAS diterapkan dalam pembelajaran membaca permulaan pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut: a.
Subjek AP nampak antusias saat mengikuti pelajaran terutama pada saat kegiatan bercerita tentang kegiatan sehari-hari.
b. AP menjadi lebih aktif dalam pembelajaran membaca.
96
c. AP dapat membaca beberapa kata dengan lancar tanpa mengeja
dan AP dapat memahami beberapa kata yang dibacanya secara mandiri.
Kemampuan membaca permulaan subjek setelah tindakan post tes siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan kemampuan
awal pre tes. Hasil tes kemampuan membaca pada subjek belum mencapai kriteria ketuntasan minimum KKM, selain itu terdapat
beberapa hal yaitu kebiasaan mengeja yang masih melekat pada subjek sehingga perlu adanya tindakan pada siklus II.
7. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II