119
6 setiap siswa pada dasarnya memiliki rasa ingin tahu, sehingga ia ingin mengupas maupun membongkar sesuatu.
Penelitian ini dilakukan pada setting kelas inklusi yaitu kelas reguler dengan pull out. Menurut Sari Rudiyati 2004 peserta didik
dengan kebutuhan khusus belajar bersama-sama dengan anak-anak lain, namun pada waktu-waktu tertentu siswa ditarik keluar untuk belajar di
ruang sumber dan mendapat layanan bersama dengan guru pendamping. Layanan yang diberikan saat berada di ruang sumber
bersama guru pendamping yakni pembelajaran membaca dan menulis
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis tindakan dilakukan atas dasar ketercapaian tindakan melalui indikator yang telah ditentukan. Indikator keberhasilan peningkatan
kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS Struktur Analitik Sintetik pada anak berkesulitan membaca permulaan di SD
N Bangunrejo 2, yaitu sebagai berikut: 1.
Hasil tes kemampuan membaca permulaan pasca tindakan I dan II mencapai atau diatas kriteria ketuntasan minimum KKM pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan yaitu 65. 2.
Memenuhi indikator yang telah ditentukan dalam pembelajaran membaca permulaan yaitu anak sangat tepat saat menyuarakan kata maupun kalimat,
anak sangat jelas dalam membaca huruf, anak sangat jelas dalam intonasi
120
membaca kalimat, dan anak sangat lancar dalam membaca kalimat maupun kata.
Berdasarkan analisis data hasil tes kemampuan membaca permulaan pada siklus II subjek memperoleh nilai 76,67. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kemampuan subjek dalam memenuhi indikator telah memenuhi KKM yang telah ditentukan. Dengan demikian, hipotesis tindakkan yang
menyatakan bahwa metode SAS Struktur Analitik Sintetik dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan anak berkesulitan
membaca di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta.
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian tentang penerapan metode SAS Struktur Analitik Sintetik untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan
membaca kelas IV di SD N Bangunrejo 2 Yogyakarta ini terdapat beberapa keterbatasan, antara lain:
1. Keterbatasan waktu penelitian yang dilakukan hanya 2 siklus, setiap siklus
hanya 3 kali pertemuan. Hal ini dikaenakan banyaknya peneliti yang akan melakukan penelitian pada subjek. Selain itu, waktu pelaksanaan
berdekatan dengan ulangan blok sekolah sehingga kurang maksimal dalam pemberian tindakan.
121
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Proses pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan metode SAS pada anak berkesulitan membaca kelas IV SD N Bangunrejo 2
Yogyakarta dimulai dengan menampilkan gambar-gambar melalui kartu gambar, anak diminta untuk menceritakan gambar tersebut lalu guru
menampilkan kartu kalimat yang sesuai dengan gambar tersebut. Anak akan membaca kalimat tersebut dengan bantuan kartu gambar. Proses selanjutnya
adalah proses analitik yaitu memisahkan kalimat menjadi kata hingga menjadi huruf. Setelah anak memahami dan menguasai proses tersebut maka proses
selanjutnya adalah proses sintetik. Proses sintetik adalah proses menyatukan huruf menjadi suku kata hingga menjadi kalimat utuh. Pada awal proses
sintetik anak dibantu dengan kartu gambar, setelah anak lancar dalam menyatukan huruf hingga menjadi kalimat maka kartu gambar tersebut
dihilangkan dan anak akan mencoba menyatukan huruf hingga menjadi kalimat tanpa bantuan kartu gambar, begitu pula pada proses analitik awalnya
anak akan dibantu dengan kartu gambar setelah anak menguasai dan memahami maka kartu gambar tersebut akan dihilangkan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca permulaan pada anak berkesulitan membaca dapat
meningkat dengan diterapkannya metode SAS Struktur Analitik Sintetik.