30 menghubungkan simbol-simbol grafis dengan bunyi dan
maknanya. Kemampuan asosiasi ini sangat penting bagi siswa untuk memahami suatu bacaan.
g. Sikap
Asepek ini sering dikenal juga dengan aspek afektif. Pada kegiatan membaca proses afektif merupakan kegiatan untuk
memusatkan perhatian dan membangkitkan minat baca. h.
Gagasan Aspek gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan
perseptual dengan pengalaman yang dimiliki anak, tujuannya untuk membangkitkan tanggapan-tanggapan mengenai bacaan.
D. Metode Membaca Permulaan
Terdapat beberapa metode dalam pembelajaran membaca permulaan menurut Darmayati Zuchdi dan Budiasih 19961997:53-57 yaitu metode
metode abjad dan metode bunyi, metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS Struktur Analitik Sintetik.
Penjelasan lebih lanjut mengenai metode membaca, sebagai berikut: 1.
Metode Abjad dan Metode Bunyi Metode abjad dan metode bunyi merupakan metode-metode yang
banyak dipakai pada masa lampau oleh pengajar untuk mengajari peserta didik mengenal huruf dan bacaan. Penggunaan metode abjad dan bunyi
yaitu menggunakan kata-kata lepas. Metode abjad huruf diucapkan
31 sebagai abjad contohnya A, B, C, dst., sedangkan metode bunyi,
huruf diucapkan sesuai bunyinya contohnya a, hәb, ”cәh”, dst..
2. Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga
Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga dalam penerapannya menggunakan cara menguraikan dan merangkai.
Metode kupas rangkai suku kata contohnya saya---sa ya, ma ta---mata. Untuk memperkenalkan huruf kepada anak, maka kata yang diuraikan
menjadi huruf, lalu huruf dirangkai kembali menjadi kata. Metode kata lembaga contohnya bola---bo la---b o l a---bo la--bola
Metode kata lembaga, anak diminta untuk menguraikan kata yang telah dikenalnya hingga menjadi huruf lalu rangkai kembali menjadi kata yang
utuh. 3.
Metode global Dalam penerapannya metode global memperkenalan anak kepada
beberapa kalimat untuk dibaca, lalu setelah dibaca maka salah satu kalimat diuraikan menjadi kata hingga menjadi huruf, dan setelah anak paham
maka huruf-huruf yang telah diuraikan disusun kembali menjadi sebuah kalimat.
4. Metode SAS Struktur Analitik Sintetik
Metode SAS terdiri dari proses struktural yang menampilkan keseluruhan; proses analitik yakni proses penguraian kalimat hingga
32 menjadi huruf; proses sintetik yakni prose penggabungan huruf hingga
menjadi kalimat utuh. Dalam pelaksanaannya metode ini dibagi menjadi dua tahap yaitu
tanpa buku yang ditandai dengan pengenalan kata melalui cerita yang dilakukan oleh anak maupun guru dan gambar-gambar yang
didiskripsikan untuk mengembangkan kemampuan bahasa yang dimiliki anak. Tahap selanjutnya yaitu menggunakan buku, anak mulai membaca
dengan menggunakan
buku-buku cerita
sederhana yang
telah dimodivikasi.
Contohnya: Saya suka makan coklat
Saya-suka-makan-coklat Sa-ya su-ka ma-kan cok-lat
S-a-y-a s-u-k-a m-a-k-a-n c-o-k-l-a-t Sa-ya su-ka ma-kan cok-lat
Saya-suka-makan-coklat Saya suka makan coklat
Berdasarkan penjelasan tentang beberapa metode di atas, maka pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode SAS Struktur Analitik
Sintetik. Metode SAS Struktur Analisik Sintetik memulai pembelajaran membaca permulaan dari wacana utuh kemudian ke unsur-unsur yang lebih
kecil Sri Wahyuni, 2010: x. Metode SAS dipilih karena memandang sebuah kalimat terdiri dari unit-unit atau bagian-bagian kecil yaitu kata, suku kata,
33 dan huruf. Selain itu, metode ini memandang bahwa kalimat merupakan
unsur bahasa terkecil merupakan kalimat. Sehingga anak-anak dengan permasalahan membaca permulaan akan lebih memahami bacaan atau
kalimat yang disajikan.
E. Metode SAS Struktur Analitik Sintetik