Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

29 dalam rangka pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Tekat tersebut sesuai dengan kemampuan sumber daya yang ada, untuk menciptakan iklim yang kondosif agar kendala-kendala sektor agribisnis dapat teratasi. Kendala-kendala dalam agribisnis antara lain kekurangan modal usaha, skala usaha relatif kecil, pola pikirpola usaha petani sebagian besar masih tradisional. Sehingga usaha taninya belum mampu melaksanakan pengembangan skala usaha yang optimal, tidak bisa memanfaatkan peluang usaha dan peluang pasar. Zainal Abidin 2006, analisis lingkungan bisnis adalah sebagi salah satu proses dalam mengidentifikasi dan memformulasikan kebijakan bisnis, maka analisis lingkungan atau penelusuran terhadap faktor-faktor di dalam internal maupun diluar perusahaan eksternal sangat penting bagi pengembilan keputusan demi berhasilnya misi perusaan. Lingkungan internal mencakup analisis tentang profil perusahaan seperti sumber daya jenis, ciri, sifat, jumlah, sumber daya manusia dan jumlah, kompetensi dan kapabilitas perusaan maupun aktifitas perusaan dalam penetapan tujuan organisasi, peluang dan tantangan organisasi, dan strategi pengambilan keputusan. Lingkungan eksternal meliputi lingkungan umum maupun lingkungan industri sepeti pemerintah, perekonomian, teknologi dan sosial.

2.7 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

2.7.1 Kerangka Pemikiran

Sudah sejak lama dan turun-temurun masyarakat di Kecamatan Sedati membudidayakan ikan bandeng dan udang. Komoditi ini merupakan andalan yang Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 30 utama bagi para pembudidaya ikanudang, juga merupakan komoditi utama unuk dikonsumsi yang digemari oleh masyarakat kota maupun di desa. Produksi bandeng, di Kecamatan Sedati mengalami pasang surut, tercatat pada tahun 2001 produksi bandeng meningkat cukup tinggi, sebab pada tahun itu hingga kini terjadi kegagalan pada budidaya udang windu akibat dampak pencemaran dan serangan penyakit. Masalah penyebab kegagalan usaha tambak sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor internal seperti : luas lahan, modal, teknologi, alat-alat, kondisi lahan yang tidak layak, SDM, dan sistem manajemen yang tidak baik. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi antara lain adalah oleh permintaan konsumen, harga ikanudang, pencemaran, penyempitan lahan, infrakstruktur, iklim, sumber air, sistim informasi, peraturan pemerintah dan budaya. Usaha tambak yang menjadi kekuatan adalah : modal terpenuhi, teknologi mudah dilakukan, sumber daya manusia baik kualitas dan kuantitas dapat terpenuhi, letak setrategis. Faktor kelemahan pada usaha tambak adalah : produknya musiman, mudah rusak, adanya penyakit, kontinyutas produk tidak stabil, upah tenaga kerja tinggi, sarana produksi mahal, analisis usaha kurang baik. Faktor peluang : produk yang berkualitas, sebagai bahan baku untuk suatu jenis produk makanan, untuk produk ekspor. Faktor yang mengancam masalah pada aspek sosial adalah : tentang faktor keamanan tambak perlu penjagaan ketat. Adanya pencemaran lingkungan perairan yang berasal dari pabrik, yang masuk ke areal pertambakan, hal ini yang menjadi peneyebab memburuknya kualitas air dalam tambak media, ikan tidak cepat besar, karena napsu makan menjadi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 31 berkurang akhirnya stes dan kematin, dan hal ini bahkan jenis – jenis makanan alami pun sebagai makanan ikan bandeng turut mati.Masalah ini para petani secara tuntas belum bisa mengatasi. Pada aspek ekonomi masalahnya yang dikeluhkan oleh para petani adalah adalah : biaya produksi tinggi, harga tidak stabil, produksi rendah, keuntungan rendah, adanya monopoli tengkulak dalam hal penentuan harga ikan yang di jual sehabis dipanen oleh petani, karena petani ingin cepat mendapatkan uang dan mudah. Adanya penyempitan lahan tambak yang digunakan untuk pembangunan jalan, dan pemukiman, adanya hambatan dalam mensuplai air dari laut atau sungai ketambak akibat penutupan saluran air utama, atau rusak. Pada aspek sosial terutama dalam hal penyerapan tenaga kerja peluangnya hanya sedikit, karena tambak yang luasnya 4 -5 hektar hanya dibutuhkan tenaga kerja 1 - 2 orang saja. Dalam hal pendapatan keuntungan, hanya para rumah tangga petani tambak yang memiliki tambak luas 3 hektar akan mendapatkan pendapatan dan keuntungan yang besar, sepanjang tambaknya tak ada masalah yang berarti. Bagi para rumah tangga petani tambak yang memiliki tambak yang luasnya sempit 0,5 – 1 hektar maka pendapatan dan keuntungannya kecil. Pola usaha yang tidak tepattidak sesuai, teknik usaha yang tidak baik, menyebabkan kegagalan dalam budidaya ikan bandeng Solusi untuk pemecahan masalah tersebut diatas kiranya perlu dilakukan penelitian. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 32 Berdasarkan dari permasalahan tersebut diatas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut : Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian : USAHA TAMBAK ASPEK TEKNIS DAN LING. HIDUP -Luas tambak -Komoditi -Persiapan lahan : pengeringan, perbaikan konstruksi tambak, pengolahan tanah, pemupukan, -Pemberantasan hamapenyakit -Pengairan -Penebaran benih, pemberian pakanperawatan -Panen dan pasca panen ASPEK SOSIAL -Jumlah rumah tangga petani tambak, dan luas tambak yang dimiliki -Tenaga kerja tambak -Pengalaman usaha tambak -Pendidikan, usia ASPEK EKONOMI -Biaya sarana produksi -Produksi -Harga -Pemasaran ANALISIS DISKRIPTIF PROSPEK USAHA TAMBAK ANALISIS TREND ANALISIS EKONOMI Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33

2.7.2 Hipotesis