13
6. Pengisian Air
Pengisian air pertama dilakukan setelah pemupukan awal dasar, dengan tinggi air 5 – 10 cm, lalu didiamkan selama 7 hari agar tumbuh klekap,
lalu air dinaikkan lagi secara bertahap menjadi 50 cm, dan benih siap ditabur. b.
Penebaran Benih Bandeng Nener dan Benih Udang Windu Benur
Setelah pengisian air selesai, kemudian benih-benih siap ditebar selama benih dilepas di dalam tambak dilakukan aklimatisasi suhu atau salinitas selama 15
menit, setelah itu baru benih ditebar ke tambak.
c. Pemberian Pakan Tambahan
Pakan Tambahan yang diberikan untuk bandeng dan udang windu adlah sejenis pelet, bentuk dan ukuran butiran pelet disesuaikan dengan lebar bukaan
mulut ikanudang. Jenis pakan antara udang dan pakan bandeng berbeda, pada pakan bandeng bersifat terapung sedangkan untuk pakan Udang windu bersifat
tenggalam dan kadar protein pada pakan udang windu lebih tinggi atau berkisar antara 30 – 40 . Pakan diberikan setelah benih umur 1 bulan, dengan cara
masing-masing jenis pakan tersebut dicampur rata dengan dosis 3 – 5 per bobot biomas ditebar merata dipermukaan air tambak, frekuensi pemberian pakan 2 atau
3 kali sehari.
d. Pengelolaan Air Media
Tujuan pengelolaan air media adalah agar air media yang digunakan selama pemeliharaan bandeng dan udang windu terjamin layak baik kuantitas, maupun
kualitasnya. Parameter air yang perlu dimonitor dan dipertahankan stabilitasnya antara lain adalah : pH air lebh rendah dari standar tersebut, air media diberi kapur
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14 secukupnya. Bila kadar salinitas lebih rendah dari standar tersebut, maka bisa
dilakukan penambahan air dari laut, dan bila salinitasnya lebih tinggi maka air media bisa ditambah air tawar. DO rendah bisa dilakukan sirkulasi air atau
dipasang kincir air. Suhu air agar stabil kedalam air harus dijaga sesuai dengan ketentuan yang dianjurkan. Nila air media tingkat kecerahan terlalu pekat maka air
media perlu ditambah air baru, yakni dengan cara sepertiga air media dibuang dan dimasukkan air baru sesuai dengan volume air yang dibuang.
e. Pemanenan
Setelah bandeng dan udang windu berumur 5 atau 6 bulan dilakukan pemanenan total dengan cara air media dibuang keluar atau disisakan sedikit untuk
memudahkan.
2.2.3 Biaya Produksi
Biaya produksi ialah pengeluaran yang dilakuakan untuk mengorganisir dan melaksanakan produksi. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan produsen
ditentukan oleh kondisi fisik produksi, harga faktor produksi, dan efisiensi pengusaha dalam mengelola perusahaan Ferguson, 1902.
Jadi biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh produsen untuk memperoleh faktor-faktor produksi yang akan digunakan
dalam proses produksi, sehingga diperoleh output produk yang direncanakan. Mubiyanto 1982, biaya produksi terdiri dari biaya variabel variable cost
dan biaya tetap fixed cost. Biaya variabel adalah biaya produksi yang berubah- ubah sesuai dengan tingkat produksi yang dihasilkan, dan biaya tetap adalah biaya
yang besar kecilnya tidak tergantung dari pada besar kecilnya produksi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
2.2.4 Analisis Biaya Produksi
Ferguson 1972, Analisis biaya produksi jangka pendek didasarkan pada dua hal
yaitu : a.
Kondisi fisik dari produksi menentukan besarnya biaya produksi pada masing-masing tingkat output yang dapat dihasilkan.
b. Biaya produksi total TC yang dapat dibagi ke dalam dua
komponen, yaitu biaya produksi tetap total TFC, dan biaya produksi variabel total TVC.
Biaya produksi tetap total adalah : seluruh biaya-biaya yang tetap dibayar produsen berapapun tingkat produksinya, jumlahnya adalah tetap untuk setiap
tingkat output. Sedangkan biaya variabel adalah jumlah biaya-biaya yang berubah menurut tinggi rendahnya output yang diproduksi. Biaya produksi total TC
merupakan penjumlahan dari biaya tetap total dengan biaya variabel total atau TC = TVC + TFC Boediono, 1980.
Dalam usaha tani yang komersiil terutama yang berorientasi pada agribisnis, maka sebelum memulai usaha terlebih dahulu harus menganalisis usaha tani
tersebut, sekaligus melihat prospek pasar dari komoditas yang diusahakan. Semakin menguntungkan usaha komoditas tersebut tentunya semakin
diminati untuk diusahakan. Namun hasil analisis usaha dan prospek pasar saja masih belum cukup sebagai bahan pertimbangan untuk mengusahakan komoditas
tersebut. Sebab tidak semua jenis komoditas cocok dan menguntungkan untuk diusahakan dalam kondisi lingkungan tertentu Hermanto, 1994.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
2.2.5 Analisis Ekonomi
Analisa ekonomi diperlukan untuk mengetahui gambaran perhitungan biaya diperlukan dalam memulai sesuatu usaha. Selain itu dapat pula memperhitungkan
gambaran keuntungan yang akan diperoleh, berapa lama modal kembali serta keuntungan yang akan diraih dalam waktu terentu. Dalam perhitungan usaha tani
perlu dibedakan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap. Kedua jenis biaya tersebut tergolong biaya produksi. Semua modal harus digunakan dalam budidaya ikan
bandengudang, sehingga budidaya ikan bandengudang windu tersebut menghasilkan, dan biaya pasca panen dimasukkan dalam biaya produksi yang
tertera dibawah ini. Biaya yang diperhitungkan sebagai biaya tidak tetap meliputi biaya bahan
baku dan bahan penolong, tenaga kerja, sera pemasaran. Besarnya biaya tidak tetap secara matematik dihitung sebagai berikut.
n TVC =
VC i=1
Keterangan : TVC : Total biaya yang tidak tetap
VC : Biaya variabel dari setiap input n : Banyaknya input
VC = PXi. Xi Keterangan :
PXi : Harga input ke i Xi : Jumlah input ke I
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17 Begitu juga pada besarnya biaya tetap yang dihitung dengan cara sebagai berikut :
n TVC =
FC i = 1
Keterangan : TVC : Total biaya tetap.
FC : Biaya tetap untuk input-input. n : Banyaknya input.
Biaya tetap antara lain : pajak dan alat-alat budidaya. Biaya tidak tetap : antara lain biaya untuk pembelian benih, pakan, obat-
obatan, dan upah tenaga kerja. Kemudian biaya tetap dan biaya tidak tetap dimasukkan kedalam rumus biaya total, yaitu sebagai berikut :
TC = TVC + TFC Keterangan :
TC : Total biaya. TVC : Biaya tidak tetap.
TFC : Biaya tetap. Dengan adanya perhitungan penerimaan agribisnis budidaya
bandengudang windu adalah sebagai berikut : TR = Y . Py
Keterangan : TR : Total penerimaan.
Y : Jumlah produksi. PY : Harga penjualan RpKg per musim tanam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18 Analisa keuntungan ditujukan melalui pengurangan antar penerimaan
dengan total biaya untuk sekali produksi, dengan rumus : = TR – TC
TR : p.q TC : TFC + TVC
Keterangan : : Keuntungan Rp
TR : Total penerimaan Rp TC : Total biaya Rp
p : Harga produksi RpKg q : Jumlah produksi budidaya bandeng.
TFC : Total biaya tetap Rp TVC : Total biaya variabel Rp
Efisiensi mengandung pengertian pencapaian biaya produksi yang minimal untuk memperoleh nilai tambah yang maksimal melalui pembanfaatan teknologi,
pengelolaan skala produksi dan kombinasi faktor produksi tersebut. Jadi ada hubungan fisik antara input biaya yang digunakan dengan produk yang
dihasilkan. Menurut Teken 1965, menyatakan bahwa hubungan fisik teknis tersebut merupakan syarat keharusan bagi penentu efisiensi dan tingkat produksi
optimal. Jika dilihat dari sudut teknis, maka syarat keharusan itu saja telah mencukupi untuk menentukan efisiensi dan tingkat produksi yang optimal yang
hendak dicapai. Efisiensi tercapai pada saat produk rata-rata Average prodict
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19 mencapai maksimum atau APP = MPP. Debetin 1986, menyatakan pada saat
APP = MPP adalah tahap produksi yang relevan, karena paling efisien. Selanjutnya Mubyarto 1982, menyatakan bahwa unuk mencapai efisiensi
ekonomi maka perlu diketahui harga-harga baik harga hasil produksi maupun harga faktor produksi.
Teken 1965, lebih lanjut mengatakan bahwa untuk menentukan produksi optimum, konsep efisiensi tekis yang merupakan syarat keharusan belum cukup,
masih ada satu syarat lagi yang harus dipenuhi yaitu syarat kecukupan, yaitu suatu indikator pilihan. Hubungan antara input dengan produk yang banyak dipakai
sebagai indikator pilihan adalah rasio harga-harga dari input dan produk. Heady 1952, mengemukakan bahwa efisiensi ekonomis merupakan syarat
kecukupan unruk menentukan produksi optimum, yaitu adanya indikator pilihan yang merupakan perbandingan harga-harga input dan output. Dengan diketahui
penerimaan, biaya produksi serta besarnya pendapatan, maka seorang pengusaha dapat melakukan analisis efisiensi usahanya dengan menggunakan analisa RC
Ratio, yang dirumuskan dengan : RC Ratio = TR
TC Keterangan :
TR : Total penerimaan
TC : Total biaya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20 Analisis ini menunjukkan tingkat efisien ekonomi dan daya saing dari
produksi yang dihasilkan, dari hasil perbandingan akan didapat : 1.
RC 1. usaha efisien. 2.
RC = 1. usaha tidak efisien. 3.
RC 1. usaha tidak efisien.
2.2.6 Pendapatan dalam Usaha Tambak.
Setiap kegiatan usaha yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan. Demikian pula halnya dengan dal;am usaha
tambak bandengudang windu, tujuan mengusahakannya adalah untuk memperoleh hasil atau keuntungan. Oleh karena itu untuk mendapatkan keuntungan tesebut
petani harus mengorbankan sesuatu, baik biaya, waktu, tenaga untuk membeli sarana produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai produksinya
disebut dinamakan biaya produksi. Biaya produksi dapat digolongkan dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak
tergantung pada besar kecilnya volume produksi dalam usaha tambak. Jenis biaya tetap yang dikeluarkan berupa perbaikan tambak, pembelian mesin, pompa air,
pajak dan penyusuan alat. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah-
ubah mengikutu besar kecilnya volume produksi seperti pembelian nener, pakan pupuk, obat-obatan, dan upah tenaga kerja. Usaha tambak bandengudang bagi
petani, mengeluarkan biaya untuk mendapatkan hasil, dengan menghitung selisih dari pengeluaran biaya dengan nilai produksi yang diperoleh disebut dengan
pendapatan. Pendapatan bersih atau keuntungan dipengaruhi oleh nilai produksi yang dihasilkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21 Menurut Soekartawi 1951, pendapatan petani adalah selisih antara
penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan selama melakukan kegiatan sahanya. Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan beberapa pengertian yang perlu
diperhatikan dalam menganalisis pendapatan yaitu :
a. Biaya produksi
Yaitu semua pengeluaran yang dinyatakan dengan uang yang diperlukan untuk menghasilkan produksi. Jenis-jenis biaya yang diperhitungkan dalam usaha
tambak, meliputi biaya untuk pembelian bibit, pupuk, pakan, obat-obatan, bahan bakar, pajak, penyusutan alat, enaga kerja, dan pengolahan tanah.
b. Penerimaan kotor