20
c. Kepribadian. Dalam membentuk persepsi, unsur ini amat erat
hubungannya dengan proses belajar dan motivasi, yang mempunyai akibat tentang apa yang diperhatikan dalam
menghadiri suatu situasi. Menurut Robbins 2006:89, sejumlah faktor bekerja untuk
membentuk persepsi dan kadangkala membiasakan persepsi. Faktor-faktor tersebut terletak pada orang yang mempersepsikannya, objek atau sasaran
yang diperspesikan, atau konteks situasi dimana persepsi itu dibuat. Ketika seorang individu melihat suatu sasaran dan berusaha mengintepretasikan
apa yang ia lihat, intepretasi itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu yang melihat. Karakteristik pribadi yang mempengaruhi
persepsi meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu, dan harapan.
2.3. Kajian Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.3.1. Pengertian kepemimpinan kepala sekolah
Sekolah adalah organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi-organisasi lain. Ciri-ciri yang menempatkan
sekolah memiliki keunikan tersendiri adalah dimana terjadinya proses belajar mengajar, tempat terjadinya pembudayaan kehidupan umat
manusia. Karena sifat yang unik dan komplek inilah sekolah memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Oleh sebab itu sekolah memerlukan
seseorang yang mampu mengkoordinasikan semua elemen yang ada yaitu kepala sekolah.
21
Kepala sekolah terdiri dari dua kata yaitu “Kepala” dan “Sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan “Ketua” atau “pemimpin” dalam sebuah
organisasi suatu lembaga. Sedangkan “Sekolah” adalah sebuah lembaga dimana tempat memberi dan menerima pelajaran. Jadi dapat diartikan
kepala sekolah adalah seseorang yang memimpin suatu sekolah. Kepala sekolah menurut Wahjosumidjo2002:83 adalah seorang
tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu kelompok dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Seorang guru yang diberi tugas untuk memimpin
instansi sekolah memiliki tanggung jawab didalam memberikan arahan, bimbingan, motivasi, dan teladan bagi para guru dan peserta didik agar
mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan menurut Atmosudirjo dalam Ngalim 2005: 26
adalah suatu bentuk persuasi suatu seni pembinaan kelompok orang-orang tertentu, biasanya melalui “human relations” dan motivasi yang tepat,
sehingga tanpa adanya takut mau bekerja sama dan membanting tulang untuk dan mencapai segala apa yang menjadi tujuan-tujuan organisasi. Hal
serupa juga diungkap oleh Ralp M. stogdill dalam Ngalim, 2005:27yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan-
kegiatan suatu kelompok yang diorganisasi menuju kepada penentuan dan pencapaian tujuan.
22
Menurut Grifin dalam Kurniawati 2005:255 kepemimpinan adalah proses dimana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk
memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersbut, serta
membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Jadi dapat disimpulkan kepemimpinan adalah perilaku seorang pemimpin
didalam menentukan tujuan organisasi, mempengruhi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku seorang kepala sekolah yang diberi wewenang untuk memberi arahan, bimbingan, dan teladan
bagi semua komponen baik intern guru, peserta didik, staf karyawan maupun ekstern sekolah komite sekolah, masyarakat agar dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Kepala sekolah menurut Lazaruth dalam Wibowo 2008: 17
adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan disekolah. Kepala sekolah disini
memiliki arti sebagai seseorang yang menjadi faktor kunci dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Mutu pendidikan dapat dicapai
melalui pembinaan kualitas tenaga pendidik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku seorang
kepala sekolah yang dapat menjadi tauladan serta membimbing dan mengarahkan para guru untuk menjadi tenaga yang profesional agar dapat
menciptakan pendidikan yang berkualitas.
23
2.3.2. Fungsi kepemimpinan kepala sekolah