Kata Berimbuhan Ungkapan Emosi Negatif Bentuk Kata Kompleks

47

4.1.2 Ungkapan Emosi Negatif Bentuk Kata Kompleks

Kata-kata makian yang ditemukan di pasar Karangawen Demak, selain berbentuk kata tunggal juga ditemukan kata-kata makian yang berbentuk kata kompleks. Kata kompleks terdiri atas 1 kata berimbuhan, 2 kata majemuk, dan 3 kata ulang.

4.1.2.1 Kata Berimbuhan

Ungkapan emosi negatif bentuk kata berimbuhan terdiri atas penambahan sufiks, konfiks, dan prefiks. Data tuturan yang mengandung ungkapan emosi negatif masyarakat Karangawen Demak dalam ranah pasar yang mendapat penambahan sufiks dapat dilihat pada data berikut ini. 04 KONTEKS : SALING MENYAPA ANTARA TUKANG BECAK P1 : “Dhus, Wedhus Meh ning ndi kowe?” [dUs w ədUs m εh nIη ndi kowe] ‘Mbing, Kambing Mau ke mana kamu?’ P2 : “Po, Rik Ra usah cangkeman no lho Arep golek mangan sik.” [p ⊃ rI? ra usah caηkəman no lho arəp golε? maηan sI?] ‘Apa, Njing Tidak usah banyak bicara gitu lho Mau cari makan dulu.’ Data 12 Kata cangkeman pada konteks 04 merupakan ungkapan emosi negatif bentuk kata berimbuhan yang mendapat penambahan sufiks {-an}. Cangkeman berasal dari kata dasar cangkem yang artinya ‘mulut’. Setelah melalui proses afiksasi, kata cangkem ini berubah menjadi cangkeman yang maknanya ‘banyak 48 bicara’. Tuturan “Po, Rik Ra usah cangkeman no lho Arep golek mangan sik.” merupakan ungkapan emosi negatif yang dilontarkan tukang becak P2 kepada temannya P1. Tukang becak P2 tersebut merasa tidak suka atas pertanyaan temannya yang dianggap terlalu ikut campur. Kata cangkeman ini digunakan sebagai umpatan kepada orang yang selalu ingin tahu. Data lain yang mengandung ungkapan emosi negatif bentuk kata berimbuhan dengan proses afiksasi dapat dilihat pada konteks 05 berikut. 05 KONTEKS : PERCAKAPAN ANTARA SEORANG IBU YANG MARAH KARENA MELIHAT ANAKNYA MALAS-MALASAN BEKERJA P1 : “Mbegogok wae napa? Kae lho mbok melu ngedol- ngedoli. Ngerti makne kethetheran” [mb əg ⊃g⊃? wae n⊃p⊃ kae lho mb⊃? mεlu ηəd⊃l- ηəd ⊃li ηərti ma?ne kətεtεran] ‘Diam saja kenapa? Sana lho mbok ikut jualan. Tahu ibunya kerepotan’ P2 : “Yo, yo, Mak. Sengak ik” [y ⊃ y⊃ ma? səηa? i?] ‘Ya, ya, Buk. Bicaranya menyakitkan ik’ P1 : “Ra disengaki po arep males-malesan wae Rep mlekotho aku?” [ra dis əηa?i p ⊃ arəp maləs-maləsan wae rəp ml əkoto aku] ‘Tidak dikatai seperti itu apa mau malas-malasan saja Mau memperdaya aku?’ Data 40 Kata disengaki merupakan ungkapan emosi negatif bentuk kata berimbuhan yang mengalami proses afiksasi. Disengaki berasal kata dasar sengak yang artinya ‘menyakitkan dalam hal pembicaraan’. Disengaki mengalami proses afiksasi berupa penambahan konfiks {di- + -i}. Ungkapan emosi negatif ini 49 diucapkan oleh seorang ibu P1 yang memarahi anaknya P2 karena malas bekerja. Melalui tuturan “Ra disengaki po arep males-malesan wae Rep mlekotho aku?”, si ibu meminta sang anak agar lekas membantunya karena beliau sedang dalam keadaan repot. Mlekotho juga merupakan ungkapan emosi negatif bentuk kata berimbuhan yang mengalami proses afiksasi dengan penambahan prefiks {Me-}. Mlekotho berasal dari kata dasar plekotho yang artinya ‘perdaya’ kemudian mendapat prefiks {Me-} dan berubah menjadi mlekotho. Tuturan emosi negatif ini dituturkan si ibu untuk menyindir anaknya karena anaknya tidak peduli dengan keadaan ibunya yang sedang kerepotan.

4.1.2.2 Kata Majemuk