Fungsi Menasihati Fungsi Sosial Pemakaian Ungkapan Emosi Negatif Masyarakat Karangawen Demak dalam Ranah Pasar

78

4.2.7 Fungsi Menasihati

Pemakaian ungkapan emosi negatif yang digunakan masyarakat Karangawen Demak tidak hanya berfungsi untuk mengumpat, mengejek ataupun hanya sekadar untuk menyampaikan perasaan hati. Namun, tuturan yang diduga mengandung ungkapan emosi negatif ini dapat pula digunakan untuk menasihati orang lain atau mitra tutur. Memberikan nasihat di sini maksudnya mengingatkan atau memberi anjuran kepada lawan bicara. Biasanya, nasihat yang mereka gunakan berbeda dengan nasihat-nasihat yang diberikan oleh orang tua pada umumnya. Nasihat tersebut lebih bersifat kasar dan menyinggung perasaan atau bahkan hanya untuk bercanda saja. Berikut ini adalah data pemakaian ungkapan emosi negatif yang digunakan masyarakat Karangawen Demak dalam ranah pasar yang berfungsi untuk menasihati. 33 KONTEKS : PERCAKAPAN ANTARA PENJUAL GEMBILI YANG MENASIHATI NENEK TUA ..... P1 : “Mbok telung ewu yo?” [mbo? t əlUη εwu y⊃] ‘Tiga ribu saja ya?’ P2 : “Woalah, Mbah, Mbah Dikandhani anake ki mbok yo manut. Nek sing dodol muni ra entuk ki yo berarti ra entuk” [woalah mbah mbah dikandani ana?e ki mbo? y ⊃ manUt n ε? sIη d⊃d⊃l muni ra entU? ki y⊃ bərarti ra entU?] ‘Woalah, Mbah, Mbah Dikasih tau anaknya itu mbok ya patuh. Kalau yang jualan bilang tidak boleh itu berarti tidak boleh’ Data 7 Tuturan “Woalah, Mbah, Mbah Dikandhani anake ki mbok yo manut. 79 Nek sing dodol muni ra entuk ki yo berarti ra entuk” merupakan nasihat penjual gembili P1 yang ditujukan kepada seorang nenek P2. Penjual gembili menasihati nenek tersebut agar menuruti apa yang ia katakan bahwa harga gembili sudah tidak bisa ditawar lagi. Penjual mengharapkan agar dengan harga yang sudah ditetapkan itu pembeli mau membayar. Data tuturan lain yang berfungsi menasihati tampak pada tuturan 34 berikut. 34 KONTEKS : PERCAKAPAN ANTARA SEORANG PENJUAL SAYURAN YANG MEMBERI NASIHAT KEPADA ANAKNYA P1 : “Sri, Sri. Awakmu ki lho Wis awak gambot ki nek mangan mbok jo akeh-akeh to yo” [sri sri awa?mu ki lho wIs gamb ⊃t ki nε? maηan mb ⊃? j⊃ akεh- akεh t⊃ y⊃] ‘Sri, Sri. Badanmu itu lho Sudah badan gendut itu kalau makan jangan banyak-banyak’ P2 : “He eh. Sakke bojomu, Mbak” [h ε εh sa?ke bojomu mba?] ‘Iya. Kasihan suamimu, Mbak’ P3 : “Halah ra urus Penting anakmu rak yo wis payu to, Mak?” [halah ra urUs p əntIη ana?mu ra? y ⊃ wIs payu t⊃ ma?] ‘Halah nggak peduli Yang penting anakmu ini sudah laku to, Bu?’ ….. Data 33 Dalam wacana percakapan di atas, tampak seorang ibu P1 sedang menasihati anaknya P3 untuk tidak makan terlalu banyak. Sang ibu khawatir dengan keadaan tubuh anaknya yang semakin lama semakin bertambah besar. Beliau juga mengharapkan sang anak mau memperhatikan kesehatan tubuh demi 80 suaminya. Melalui tuturan “Sri, Sri. Awakmu ki lho Wis awak gambot ki nek mangan mbok jo akeh-akeh to yo” memperingatkan anaknya untuk mengurangi porsi makan. Kata gambot merupakan pelesetan dari kata gembrot yang berarti ‘sangat gemuk’. Ungkapan emosi negatif ini diucapkan sang ibu melalui nasihatnya yang terdengar halus.

4.2.8 Fungsi Menghaluskan