Prinsip Pokok Penelitian Berperspektif Gender

ISSN : 02159635, Vol 27 No. 2 Tahun 2011 Rubangi Al-Hasan “Perspektif Gender dalam Penelitian Kehutangan” 153 kebijakan publik dan gender pada kawasan daerah tertinggal di Indonesia.

D. Prinsip Pokok Penelitian Berperspektif Gender

Penelitian tentang gender sudah banyak sekali dilakukan dan mencakup aspek yang sangat beragam. Dalam kenyataannya penelitian-penelitian tersebut tidak berhasil mengurai permasalahan, alih-alih melaku- kan pemberdayaan terhadap perempuan. Hal ini terjadi karena penelitian yang dilakukan tidak memiliki wawasan gender. Wawasan gender adalah sebuah konsep penelitian yang mampu merespons kondisi subjektif perempuan sehingga mampu menggali permasalahan perempuan. Irwan Abdullah 2003 memetakan setidaknya ada empat prinsip yang harus dipegang dalam penelitian sosial berperspektif gender. Pertama , penelitian gender harus memperhatikan kesesuaian kerangka teoretis dan konseptualnya. Untuk mem- pertajam analisis tersebut dibutuhkan pemahaman teori-teori gender secara lebih mendalam. Sebagai contoh bila kita akan mengkaji masalah perkosaan, kita tidak akan benar-benar mendapatkan perspektif perempuan jika kita mengkajinya dengan analisis konflik. Kita akan lebih tepat jika menggunakan kerangka pendekatan teori ketimpangan gender atau teori reproduksi kekuasaan. Kesesuaian kerangka teoretis dan konseptual Pemahaman mendalam tentang perempuan Prinsip penelitian berperspektif gender Ketepatan sumber informasi Ketepatan teknik pengumpulan data Gambar 1. Prinsip Penelitian Berperspektif Gender Kedua , pemilihan sumber informasi harus memperhatikan suara perempuan. Kecenderungan selama ini dalam penelitian sosial, peneliti selalu mencari informan laki- laki. Informan perempuan baru dimasuk- kan jika bahasan dalam penelitian terkait dengan permasalahan perempuan. Prosedur penelitian semacam ini men- yebabkan informasi penelitian yang didapat bersifat bias gender. Jika informan pene- litian hanya laki-laki, maka informasi yang muncul hanya merepresentasikan suara laki-laki. Meskipun penelitian yang dilaku- kan bersifat umum, namun informan dari pihak perempuan harus dimunculkan agar perspektif perempuan muncul dalam analisis dan hasil penelitian. Ketiga , pemilihan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data harus mampu merekam seluas-luasnya permasa- lahan yang terkait dengan perempuan. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu memperhatikan metode pengumpulan data yang sesuai dan benar-benar mampu menampung suara perempuan. Metode life history dapat dipilih untuk mendapatkan gambaran subjektif perempuan dalam menjelaskan pengalaman hidupnya yang membentuk konsep diri perempuan tersebut. Jurnal Sosiologi D I L E M A Rubangi Al-Hasan “Perspektif Gender dalam Penelitian Kehutangan” 154 Keempat , pemahaman yang mendalam tentang perempuan dan hubungan- hubungan gender dapat diperoleh dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat. Teknik analisis data tersebut sebisa mungkin dapat menghadirkan perspektif perempuan. Penelitian sering kali lemah dalam analisis karena hanya menampilkan dalam bentuk tabel tanpa ada analisis data yang sesuai dengan menggunakan metode yang tepat sehingga mampu menghadirkan perspektif perempuan secara lebih luas.

E. Perspektif Gender dalam Penelitian Kehutanan