Ambar Sari Dewi “Radio Komunitas dan Disaster Risk Reduction” : Studi Kasus Radio Lintas Merapi di Klaten Jawa Tengah dan Radio Angkringan di Yogyakarta
181
Radio Komunitas dan Disaster Risk Reduction:
Studi Kasus Radio Lintas Merapi di Klaten Jawa Tengah dan Radio Angkringan di Yogyakarta
Ambar Sari Dewi, S.Sos, M.Si Sosiologi FISHUM Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Abstract:
According to UNESCO, Indonesia was ranked the seventh of a number of countries most hit by natural disasters. The high casualties and losses due to disasters, partly because the public
does not have enough information about the disaster. Therefore Disaster Risk Reduction is an urgent act to do, with a focus on providing information and communication. This paper seek to
answer the question, how does the role of community media in Disaster Risk Reduction in Yogyakarta and Central Java? This paper showed that community radio has an important role
in disaster risk reduction, which were made before, during and after the disaster. Various efforts to reduce the risk of disaster were conducted, such as delivering continuous information on the
activity of Merapi or other disaster information. Easily understood local language made the information reach spesific target and aim the goal of disaster risk reduction itself.
Key Words: community radio, Disaster Risk Reduction, public sphere, disaster. 1. Pendahuluan
Berada di pertemuan 4 lempeng tektonik, Indonesia merupakan wilayah
rawan bencana. Kompleksitas kondisi demografi, sosial dan ekonomi di Indonesia
yang berkontribusi pada tingginya tingkat kerentanan masyarakat terhadap ancaman
bencana, serta minimnya kapasitas masyarakat dalam menangani bencana
menyebabkan risiko bencana di Indonesia menjadi tinggi. Kejadian bencana di
Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana dari BAKORNAS PB
menyebutkan bahwa antara tahun 2003- 2005 telah terjadi 1.429 kejadian bencana,
di mana bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang paling sering
terjadi yaitu 53,3 persen dari total kejadian bencana di Indonesia. Dari total bencana
hidrometeorologi, yang paling sering terjadi adalah banjir 34,1 persen dari total kejadian
bencana di Indonesia diikuti oleh tanah longsor 16 persen. Meskipun frekuensi
kejadian bencana geologi gempa bumi, tsunami dan letusan gunung berapi hanya
6,4 persen, bencana ini telah menimbulkan kerusakan dan korban jiwa yang besar,
terutama akibat gempa bumi yang diikuti tsunami di Provinsi NAD dan Sumut
tanggal 26 Desember 2004 dan gempa bumi besar yang melanda Pulau Nias, Sumut
pada tanggal 28 Maret 2005. Pada tahun 2005, Indonesia menempati peringkat ke-7
dari sejumlah negara yang paling banyak dilanda bencana alam ISDR-UNESCO,
2009. Korban dan kerugian yang timbul akibat bencana tersebut sangat besar.
Sebagai contoh, bencana gempa bumi dan tsunami Aceh pada bulan Desember 2004
Jurnal Sosiologi D
I
L
E
M
A
Ambar Sari Dewi “Radio Komunitas dan Disaster Risk Reduction” : Studi Kasus Radio Lintas Merapi di Klaten Jawa Tengah dan Radio Angkringan di Yogyakarta
182
yang mengakibatkan korban meninggal sebanyak 165.708 orang dan kerugian
sebesar Rp 48 trilyun. Sementara gempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah yang
terjadi pada bulan Mei 2006 yang meng- akibatkan korban meninggal sebanyak
5.716 orang, rumah rusak sebanyak 156.162 dan kerugian ditaksir sebesar Rp 29,1
trilyun.
Tingginya korban dan kerugian akibat bencana, antara lain disebabkan
karena masyarakat tidak memiliki infor- masi yang cukup mengenai kebencanaan.
Padahal media informasi saat ini telah banyak tersedia. Namun sayangnya, di
daerah-daerah yang rawan bencana tersebut, informasi yang relevan justru
tidak tersedia atau tidak terdistribusikan dengan baik.
Salah satu jenis media yang terbukti mampu menjadi sumber informasi
masyarakat adalah radio komunitas. Radio Komunitas merupakan salah satu jenis
media komunikasi elektronik, yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat
Komunitas sendiri. Radio komunitas sebagai media yang dekat dengan
komunitas karena dikelola dan diper- untukkan oleh warga komunitasnya
menjadi penting untuk terlibat dalam penanganan bencana, termasuk penang-
gulangan resiko bencana. Keter-libatannya tentu dalam hal memberikan layananan
peringatan public awarness atas potensi bencana dan penanganannya kepada warga
komunitasnya, melalui radio komunitas. Upaya pengelolaan bencana oleh radio
komunitas telah dilakukan sejak gempa dan tsunami Aceh. Radio-radio komunitas yang
tergabung dalam Jaringan Radio Komunitas Indonesia, telah melakukan berbagai aksi
untuk menolong korban bencana. Mereka juga bertindak sebagai sumber informasi
untuk meyalurkan bantuan, bahkan memberikan peringatan dini. Upaya
pengelolaan bencana, khususnya dalam hal Pengurangan Resiko Bencana Disaster Risk
ReductionDRR memerlukan partisipasi dari semua pihak. Warga masyarakat
sebagai pihak yang paling berkepentingan seharusnya memiliki informasi yang cukup.
Radio komunitas sebagai media yang dekat dengan komunitas menjadi salah satu
saluran yang dapat membantu masyarakat dalam hal DRR. Berdasarkan hal tersebut,
paper ini ingin menjawab pertanyaan, bagaimana peran media komunitas khususnya
radio komunitas dalam DRR di Yogyakarta dan Jawa Tengah?
Artikel ini adalah hasil penelitian yang dilakukan di Yogyakarta dan Jawa
Tengah Juli- Desember 2010, dengan pendekatan kualitatif. Format penelitian
dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis Moleong, 2002. Fokus dan unit analisisnya
adalah radio komunitas yang berada di Yogyakarta dan Jawa Tengah, yaitu Radio
Komunitas Angkringan di desa Timbulharjo Sewon Bantul Yogyakarta dan Radio Lintas
Merapi di Desa Sidorejo Kemalang Klaten Jawa Tengah. Kedua radio komunitas
tersebut dipilih karena terletak dilokasi bencana gempa bumi Radio Angkringan
dan erupsi gunung berapi Radio Lintas Merapi.
Pengumpulan, pengolahan dan analisis data dilakukan bertahap multistage
dan multilevel, dengan sampel purposif di mana beberapa sampel bisa mewakili
pencarian data komunitas Miles Huberman, 1992. Teknikmetode yang
dipakai meliputi: dokumentasi, observasi, dan wawancara mendalam in-depth
interview
, Dokumentasi dan studi pustaka digunakan untuk memperoleh data
skunder. Data-data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan kerangka teori
yang dipakai dalam penelitian ini. Dari hasil analisis dan pengolahan data tersebut
diharapkan akan dihasilkan sebuah kesimpulan mendalam serta sistematis yang
diharapkan dapat menjawab persoalan-
Ambar Sari Dewi “Radio Komunitas dan Disaster Risk Reduction” : Studi Kasus Radio Lintas Merapi di Klaten Jawa Tengah dan Radio Angkringan di Yogyakarta
183
persoalan yang diajukan dalam penelitian ini.
Sistematika pemaparan dalam artikel ini adalah sebagai berikut: bagian
pertama memuat pengantar dan metode pengumpulan dan analisis data, bagian
kedua memuat kerangka teori peng- urangan resiko bencana dan media
komunitas, bagian ketiga berisi tentang pembahasan, dan terakhir penutup.
2. Bencana, Disaster Risk Reduction dan