Kesimpulan KEMISKINAN MASYARAKAT PEDESAAN: STUDI KASUS DI DESA SANGGANG, SUKOHARJO.

Jurnal Sosiologi D I L E M A Eva Agustinawati Siany Indria Liestyasan “Kemiskinan Berperspektif Gender di Kota Surakarta” 136 dan lain sebagainya. Rata-rata gambaran pengelolaan keuangan penghasilan dalam keluarga dipegang oleh suami sementara istri biasanya hanya diberi jatah harian saja untuk membeli kebutuhan makan sehari- hari. Jumlahnya pun bervariasi. Bagi keluarga yang berpenghasilan tidak tetap, kepiawaian si istri dalam mengelola keuangan jatah belanja merupakan hal yang mutlak diperlukan. Sampai disini bisa digambarkan bahwa perempuan tidak bisa mengontrol hasil dan manfaat sumber daya.

G. Kesimpulan

Kemiskinan di perkotaan berawal dari berbagai sebab salah satunya adalah urba- nisasi yang meningkat tajam. Minimnya lapangan pekerjaan di desa membuat kota menjadi sentra atau daerah yang banyak didatangi orang untuk tujuan mencari nafkah. Kemiskinan juga menggambarkan adanya ketimpangan gender dimana selalu menampilkan wajah perempuan sebagai ujung tombak keluarga. Di lain pihak, peran perempuan juga sebagai katup penyelamat apabila perekonomian keluarga mengalami goncangan. Penyebab kemis- kinan secara gender juga terlihat dalam perbedaan aktivitas, akses dan kontrol atas sumber daya dan manfaat oleh laki-laki maupun perempuan. Penghasilan yang diperoleh baik oleh suami atau istri seringkali dibedakan cara pengelolaannya. ISSN : 02159635, Vol 27 No. 2 Tahun 2011 137 Eva Agustinawati Siany Indria Liestyasan “Kemiskinan Berperspektif Gender di Kota Surakarta” Daftar Pustaka Abdullah, Irwan ed. 1997. Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan PSKK UGM Abdullah, Irwan. 2005. Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar __________. 2006. Pedoman Pelaksanaan Program Terpadu Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2M-BG Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan Perubahan sosial Melalui Pembelajaran Vocational Skill Pada Keluarga Nelayan . Bandung : Alfabeta Arif, Saiful. 2000. Menolak Pembangunanisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar BAPPENAS. 2004. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan Basuki, Alif. Yanu Endar Prasetyo. 2007. Memuseumkan Kemiskinan. Surakarta: PATTIRO Darwin, Muhadjir M. 2005. Negara dan Perempuan. Yogyakarta: Media Wacana Dewantara, Awan Setya ed.. 1995. Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia. Yogyakarta: Aditya Media Fakih, Mansour. 2007. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Handayani, Trisakti. Sugiarti. 2008. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya: Bandung Sunartiningsih, Agnes. 2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media Saptari, Ratna. Briggite Holzner. 1997. Perempuan, Kerja dan Perubahan Sosial. Jakarta: Grafitti Press Suparno, Indriyati. Kelik Ismunandar. Trihastuti Nur Rochimah. 2005. Masih Dalam Posisi Pinggiran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Sutopo, HB. 2002. Metode Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian . Surakarta: Sebelas Maret University Press Usman, Sunyoto. 2004. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tjokrowinoto, Moeljarto. 2001. Pembangunan Dilema dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Jurnal Sosiologi D I L E M A 138 R.A Anggraeni Notosrijoedono “Perkembangan Anak Usia Dini Pasca Bencana” ISSN : 02159635, Vol 27 No. 2 Tahun 2011 R.A Anggraeni Notosrijoedono “Perkembangan Anak Usia Dini Pasca Bencana” 139 PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI PASCA BENCANA R.A Anggraeni Notosrijoedono Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Indonesia Abstract The development of preschool children post disaster does not influence the psychological development of children, by reason in a great numbers of social services by playing activities conducted by foreign and domestic social institutions in evacuation shelters. Disaster can be seen from its positive perspective for the children, by reason such age children which formerly had not known and because they live in evacuation shelters makes the children have many friends and they are rapidly adapt and socialize with equal age children. Such was the case after the children live no more in evacuation shelter, their parent will register their children into Playing Group which has been numerously built in surroundings of their settlement. Through playing, children will have experience and comprehension on the world they need in life in adult period, playing is a medium for developing cognitive, emotional and social competence of children. Thus, playing takes important role in children growth. Social service during the disaster and post-disaster has purpose and type of positive activity for children development. By reason there are playings for playful togetherness for the children and it can grow the solidarity sense, regard their peers, grow their empathy, grow their self-reliance, knowledge and thinking capability for the children and grow the imaginative capability, and increase their creativity and regard their respective competence. Keywords: Preschool children development, Post Disaster, Preschool Children Education, Psychosocial, Social Service, Playing

A. Pendahuluan