Berakhirnya Perjanjian Tinjauan Yuridis Tentang Kontrak Konstruksi Antaradisperindag Kab. Asahan Dengan PT. Menara Kharisma Internusa Medan (Study Pada Proyek Pembangunan Pasar Kartini Kisaran)

melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya dalam tenggang waktu tertentu telah dilampauinya”. 38

E. Berakhirnya Perjanjian

Dalam Pasal 1381 KUH Perdata dinyatakan bahwa hapusnya perikatan dapat terjadi karena sebagai berikut: 39 1. Pembayaran Pembayaran yang dimaksud bukan pembayaran yang dipergunakan dalam pegertian sehari-hari karena pembayaran dalam pengertian sehari-hari harus dilakukan dengan menyerahkan uang sedangkan menyerahkan barang selain uang tidak disebut sebagai pembayaran, tetapi pada bagian ini yang dimaksud dengan pembayaran adalah segala bentuk pemenuhan prestasi. 2. Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan Apabila seorang kreditur menolak pembayaran yang dilakukan oleh debitur, debitur dapat melakukan penawaran pembayaran tunai atas utangnya, dan jika kreditur masih menolak, debitur dapat menitipkan uang atau barang di pengadilan. Penawaran pembayaran yang diikuti penitipan uang atau barang dipengadilan harus dilakukan berdasarkan undang-undang, dan apa yang ditipkan itu merupakan atas tanggungan sikreditur. 3. Pembaharuan utang Pembaruan utang atau novasi adalah salah satu bentuk hapusnya perikatan yang terwujud dalam bentuk lahirnya perikatan baru. Pasal 1413 KUH Perdata 38 Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku III, Hukum Perikatan dengan Penjelasan Bandung: Alumni, Cetakan Kedua, 2006. Hal 23-24. 39 Ahmadi Miru., Op.Cit. Hal 87. Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa ada 3 macam jalan untuk melaksanakan pembaharuan utang, yakni : a. Apabila seorang debitur membuat suatu perikatan utang baru guna orang yang mengutangkan kepadanya, yang menggantikan utang lama, yang dihapuskan karenanya; b. Apabila seorang debitur baru ditunjuk untuk menggantikan debitur lama, yang oleh debitur dibebaskan dari perikatannya; c. Apabila sebagai akibat suatu persetujuan baru, seorang kreditur baru ditunjuk untuk menggantikan kreditur lama, terhadap siapa debitur dibebaskan dari perikatannya. 4. Perjumpaan utang atau kompensasi Perjumpaan utang atau kompensasi ini terjadi jika antara dua pihak saling berutang antar satu dan yang lain sehingga apabila utang tersebut masing-masing diperhitungkan dan sama nilainya, kedua belah pihak akan bebas dari utangnya. Perjumpaan ini hanya terjadi jika utang tersebut berupa uang atau barang habis karena pemakaian yang sama jenisnya serta dapat ditetapkan dan jatuh tempo. 5. Pencampuran utang Apabila kedudukan kreditur dan debitur berkumpul pada satu orang, utang tersebut hapus demi hukum. Degan demikian percampuran utang tersebut juga akan sendirinya mengahapuskan tanggung jawab penanggung utang. 6. Pembebasan utang Universitas Sumatera Utara Pembebasan utang bagikreditur tidak dapat dipersangkakan, tetapi harus dibuktikan karena jangan sampai utang tersebut sudah cukup lama tidak ditagih, debitur menyangka bahwa terjadi pembebasan utang. 7. Musnahnya barang yang terutang Jika suatu barang tertentu yang dijadikan objek perjanjian musnah, tidak dapat lagi diperdagangkan, atau hilang, hapuslah perikatannya, kecuali kalau hal tersebut terjadi karena kesalahan debitur telah lalai menyerahkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 8. Kebatalan atau pembatalan Kebatalan atau batal demi hukum suatu kontrak terjadi jika perjanjian tersebut tidak memenuhi syarat objektif dari syarat sahnya kontrak yaitu “suatu hal tertentu” dan “sebab yang halal”. Jadi kalau kontrak itu objeknya tidak jelas atau bertentangan dengan undang-undang ketertiban umum atau kesusilaan, kontrak tersebut batal demi hukum. 9. Berlakunya suatu syarat batal Yang dimaksud dengan syarat ini adalah ketentuan isi perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak, syarat mana jika dipenuhi mengakibatkan perikatan itu batal void sehingga perikatan menjadi lenyap. Syarat yang demikian disebut syarat batal. 10. Daluarsa lewatnya waktu Dalam Pasal 1946 KUH Perdata, dinyatakan bahwa daluarsa adalah suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari suatu perikatan dengan lewatnya suatu waktu tertentu dan atas syarat-syarat yang ditentukan oleh undang- Universitas Sumatera Utara undang. Dengan demikian menurut ketentuan ini, daluarsa lewatnya waktu tertentu seperti yang ditetapkan dalam undang-undang, dapat mengakibatkan hapusnya perikakatan. Selain hapusnya perjanjian berdasarkan hal-hal yang dijelaskan dalam pasal 1381 KUH Perdata, dalam praktek dikenal pula cara berakhirnya perjanjian atau kontrak yaitu: 40 a. Jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian telah berakhir; b. Adanya kesepakatanpersetujuan dari kedua belah pihak untuk mengakhiri perjanjian tersebut. c. Pemutusan kontrak secara sepihak oleh salah satu pihak dengan alasan yang cukup menurut undang-undang; d. Adanya putusan hakim yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut harus dibatalkan. e. Tujuan yang dimaksud dalam perjanjian telah tercapai KUH Perdata sangat menekankan pada arti pentingnya sutu kewajiban, prestasi atau utang yang harus dipenuhi, dilaksanakan, atau dilunasi oleh debitur, yang lahir dari suatu perikatan. Ketiadapemenuhan kewajibanprestasi oleh debitur dalam suatu perikatan, dalam konstruksi KUH Perdata dapat menimbulkan perikatan lain, baik yang merupakan kelanjutan atau akibat dari perikatan, maupun sebagai akibat dari batalnya, berakhir atau hapusnya perikatan tersebut. 41 40 Salim, H.S. Op.Cit. Hal 165. 41 Gunawan Widjaya dan Kartini Muljadi, Hapusnya Perikatan Jakarta: RajaGravindo Persada, 2003. Hal 80. Universitas Sumatera Utara BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAK KONSTRUKSI

G. Pengertian Kontrak Konstruksi