Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Pelaksanaan Kontrak Konstruksi.

Perjanjian atau Kontrak Pekerjaan. Sementara itu, untuk penyerahan kedua yakni penyerahan setelah masa pemeliharaan diberikan waktu selam 130 hari sejak penyerahan pertama dilaksanakan untuk masa pemeliharaan.

C. Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Pelaksanaan Kontrak Konstruksi.

Salah satu bagian penting dari pelaksanaan kontrak kerja kontruksi adalah tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan perjanjian tersebut. Tanggung jawab itu diwujudkan dalam bentuk pemenuhan kewajiban yang dilakukan baik oleh pengguna jasa maupun penyedia jasa. Oleh karena itu, penentuan tanggung jawab para pihak menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu kontrak, sebagai salah satu bentuk antisipasi apabila terjadi persengketaan dari pemenuhan hak dan kewajiban masing-masing pihak. 66 Dalam konteks perjanjian dalam hukum keperdataan, setidaknya ada 2 dua hal yang dapat mengakibatkan terjadinya persengketaan diantara para pihak yaitu ingkar janji wanprestasi dan perbuatan melawan hukum onrechmatigedaad. Adapun wujud dari ingkar janji adalah dikarenakan suatu pihak : 67 1. Sama sekali tidak memenuh perikatan; 2. Terlambat memenuhi perikatan; 3. Keliru dan tidak pantas dalam memenuhi perikatan; Sedangkan perbuatan melawan hukum sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1365 KUH Perdata, yaitu suatu pihak membawa kerugian bagi pihak lain, 66 H. Mohammad Amari dan Asep N. Mulyana, Op.Cit. Hal 115. 67 Ibid,. Hal 152. Universitas Sumatera Utara mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut. Tanggung jawab para pihak dalam kontrak diwujudkan dalam bentuk pemenuhan kewajiban yang dilakukan baik oleh pengguna jasa maupun penyedia jasa. Hak dan kewajiban para pihak merupakan akibat yang timbul dari hubungan hukum yang terjadi antara DISPERINDAG Kab. Asahan sebagai pengguna jasa atau pemberi pekerjaan dengan PT. Menara Kharisma Internusa sebagai penyedia jasa Kontraktor. Dalam kontrak telah dimuat mengenai hak dan kewajiban utama yang harus dilaksanakan oleh Pengguna Jasa atau PPK Pejabat Pembuat Komitmen dan Penyedia Jasa dalam melaksanakan kontrak, meliputi : a. Pihak Pengguna Jasa atau PPK Pejabat Pembuat Komitmen Adapun hak dan kewajiban dari pihak PPK meliputi : 1 Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh pihak penyedia; 2 Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia; 3 Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; 4 Memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak. b. Pihak Penyedia Jasa Adapun hak dan kewajiban pihak penyedia jasa meliputi : Universitas Sumatera Utara 1 Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak; 2 Berhak meminta fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasarana dari pengguna jasa atau PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai ketentuan kontrak; 3 Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK; 4 Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan; 5 Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara cermat, akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirinci dalam kontrak; 6 Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan oleh PPK; 7 Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; 8 Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi perusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia. Selain hal-hal tersebut diatas, ada hak dan kewajiban lainnya yang dituangkan dalam pasal-pasal selanjutnya dalam kontrak. Dalam pelaksanaan kontrak kontstruksi antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Universitas Sumatera Utara Kharisma Internusa dalam proyek pembangunan Pasar Kartini Kisaran, tanggung jawab para pihak adalah untuk memenuhi dan melaksanakan pasal-pasal yang tercantum dalam kontrak, khususnya bagi pihak penyedia jasa atau kontraktor sebagai pihak yang melaksanakan proyek pembangunan. Berikut penulis akan menjelaskan lebuh lanjut tanggung jawab para pihak dalam pelaksanaan kontrak. 1 Tanggung Jawab Pihak Penyedia Jasa Kontraktor Dalam pelaksanaan kontrak khususnya pembangunan proyek, tanggung jawab pihak penyedia jasaatau kontraktor adalah melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan instruksi dari pihak pemberi tugas atau pengguna jasa yang dalam kontrak ini disebut dengan Pejabat Pembuat Komitmen PPK. Pihak kontraktor brtanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak dan syarat-syarat yang telah ditetapkan berdasarkan hasil negosiasi awal antara pihak penyedia dengan pihak pengguna jasa. a Tanggung Jawab Penyedia Jasa dalam Hal Waktu Penyelesaian Pekerjaan Dalam hal waktu penyelesaian proyek, pihak penyedia jasa bertanggung jawab untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu serta menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dalam kontrak. Dalam kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa mengenai jangka waktu penyeesaian proyek tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja SPMK. Dalam kontrak ini juga ditentukan bahwa, apabila pekerjaan tidak selesai pada waktu yang telah ditetapkan atau terjadi Universitas Sumatera Utara keterlambatan penyelesaian proyek yang bukan karena keadaan kahar melainkan karena kelalaian penyedia, maka peyedia bertanggung jawab atas denda atau ganti rugi terhadap peristiwa tersebut. Namun, apabila keterlambatan terjadi akibat keadaan kahar maka penyedia tidak akan dikenakan denda. Selain itu, denda atau ganti rugi tidak akan dikenakan bagi si penyedia apabila waktu penyelesaian disepakati oleh para pihak untuk diperpanjang. Permohonan untuk perpanjangan waktu berasa dari pihak penyedia, dan PPK atau pengguna jasa berdasarkan pertimbangan Pengawas Pekerjaan memperpanjang waktu penyelesaian pekerjaan secara tertulis. Dalam kontrak ini, terkait dengan ketentuan mengenai perpanjangan waktu penyeesaian dimuat dalam ketentuan adendum. Hal ini memang diharuskan karena perpanjangan waktu tersebut akan mengubah Masa Kontrak, sementara itu kontrak hanya dapat diubah melalui adendum kontrak. Dalam ketentuan adendum disebutkan bahwa perubahan kontrak bisa dilaksanakan apabila disetujui oleh para pihak, meliputi : 1 Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak. 2 Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan. 3 Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan pelaksanaan pekerjaan danatau penyesuaian harga. Dalam adendum kontrak juga memungkinkan bagi pihak pengguna jasa atau pemberi pekerjaan untuk meminta kepada pihak penyedia atau kontraktor Universitas Sumatera Utara melaksanakan pekerjaan tambah atau kurang dari yang diperjanjikan sebelumnya. Namun, dalam kontrak ditentukan bahwa pekerjaan tambah harus mempertimbangkan tersedianya dana anggaran dan paling tinggi 10 dari nilai yang telah disepakati dalam kontrak sejak awal. b Tanggung Jawab Penyedia Jasa dalam Hal Penyerahan Pekerjaan Pihak penyedia jasa bertanggung jawab untuk melaksanakan serah terima pekerjaan setelah pekerjaan konstruksi tersebut selesai 100 dan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pihak pemberi tugas dengan baik dan dapat diterima selambat-lambatnya dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam perjanjian tersebut. Penyedia atau kontraktor mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pengguna jasa untuk penyerahan pekerjaan. Pihak penyedia juga bertanggung jawab atas kekurangan-kekurangan danatau cacat yang terjadi pada hasil pekerjaan, penyedia wajib memperbaikimenyelesaikan, atas perintah PPK. Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan, kemudian setelah masa pemeliharaan berakhir penyedia mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK atau pemberi tugas untuk melaksanakan penyerahan akhir pekerjaan. PPK atau pemberi tugas menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah penyedia melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan. Apabila penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang retensi untuk membiayai perbaikan pemeliharaan atau Universitas Sumatera Utara mencairkan jaminan pemeliharaan. Kemudian PPK akan mengambil alih lokasi dan hasil pekerjaan dalam jagka waktu tertentu setelah dikeluarkan surat keterangan selesaipengakhiran pekerjaan. c Tanggung jawab Penyedia Jasa dalam Hal Material Bahan Penyedia harus meyampaikan asal material bahan yang terdiri dari rincian komponen dalam negeri dan komponen impor. Pihak penyedia atau kontrakor harus menggunakan bahan-bahan yang telah disepakati oleh para pihak dalam kontrak. Apabila dalam pelaksanaan kontrak pihak penyedia atau kontraktor menyimpang atau melanggar syarat-syarat dalam kontrak sehingga berpengaruh pada mutu bangunan menjadi tidak baik maka pihak kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengganti, membongkar dan memperbaiki kembali sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati oleh para pihak dalam kontrak. d Tanggung Jawab Penyedia Jasa dalam Hal Perlindungan Tenaga Kerja Penyedia dan subpenyedia berkewajiban atas biaya sendiri untuk mengikutsertakan pesonilnya pada program Jamsostek sebagaiman diatur dalam peraturan perundang-undangan. Penyedia juga berkewajiban untuk mematuhi dan memerintahkan personilnya untuk mematuhi peraturan keselamatan kerja. Selain itu penyedia juga bertanggung jawab atas biaya sendiri untuk menyediakan kepada setiap personilnya perlengkapan keselamatan kerja. Penyedia juga bertanggung jawab untuk melaporkan kepada PPK atau Pengguna jasa mengenai setiap kecelakaan yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kontrak ini dalam waktu 24 jam setelah kejadian. Dengan kata lain, penyedia bertanggung jawab atas keselamatan semua pihak dilokasi kerja. Universitas Sumatera Utara e Tanggung Jawab Penyedia Jasa dalam Hal Kegagalan Bangunan Secara teoritis, kegagalan bangunan diartikan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan, dan kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan konstruksi Pasal 34 PP Nomor 29 Tahun 2000. 68 Dalam perjanjian kontak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa, telah ditentukan bahwa dalam hal kegagalan bangunan, penyedia berkewajiban untuk melindungi, membebaskan, dan menanggung tanpa batas PPK atau pemberi pekerjaan beserta instansinya terhadap semua bentuk tuntutan, tanggung jawab, kewajiban, kehilangan, kerugian, denda, gugatan atau tuntutan hukum, proses pemeriksaan hukum, dan biaya yang dikenakan terhadap PPK beserta instansinya sehubungan dengan klaim kehilangan atau kerusakan harta benda, dan cidera tubuh, sakit atau kematian pihak ketiga sebagai akibat yang timbul dari kegagalan bangunan. Terhitung sejak tanggal mulai kerja sampai pada batas akhir masa pemeliharaan, penyedia bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan terhadap hasil pekerjaan dan harus diganti atau diperbaiki oleh penyedia atas tanggungannya sendiri, sepanjang kerusakan atau kehilangan tersebut terjadi akibat tindakan atau kelalaian penyedia. Jangka waktu pertanggungjawaban atas kegagalan bangunan ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan dengan maksimal 10 tahun, sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi Pasal 35 Ayat 1 PP Nomor 29 Tahun 2000. 68 Salim H.S., Op.Cit. Hal 124. Universitas Sumatera Utara Sementara itu, dalam peristiwa tersebut pentanggungan asuransi yang dimiliki oleh penyedia tidak membatasi kewajiban penanggungan penyedia. Berdasarkan penelitian penulis, dalam pelaksaan kontrak ini tidak terdapat kerusakan dan cacat pekerjaan setelah pemabangunan proyek selesai. Namun hingga masa pemeliharaan berkahir, pihak kontraktor selalu aktif dan berkonsultasi dengan pihak konsultan atau pemberi tugas mengenai hal-hal yang dianggap kurang atau tidak sesuai dengan perencanaan awal. Sehingga apabila ada kerusakan ataupun cacat pekerjaan, pihak PT. Menara Kharisma Internusa selaku penyedia jasa segera konsultasi dengan pihak pemberi tugas untuk diubah atau diperbaiki sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan sejak awal oleh para pihak. Dalam rangka penilaian terhadap hasil pekerjaan, dalam pelaksanakan kontrak ini pihak PPK telah menunjuk PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan. PPK atau pengguna jasa menugaskan PanitiaPejabat Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak penyedia apakah ada kekerurangan-kekurangan dan atau kerusakan bangunan ataupun terjadinya kegagalan bangunan. Penilai ini dipilih dan disepakati oleh pihak pengguna jasa dan penyedia jasa yang bersifat independen dan mampu memberikan penilaian secara objektif serta ahli dibidangnya. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh Panitia Penilai terhadap hasil pekerjaan, dapat menentukan siapakah yang bersalah dalam pelaksanaan konstruksi. Pihak yang bersalah akan dibebani tanggung jawab, baik tanggung jawab perdata, administratif, maupun tanggung jawab pidana. Universitas Sumatera Utara Sanksi yang dikenakan kepada penyedia jasa yang gagal dalam pelaksanaan kontrak adalah berupa sanksi profesi dan sanksi adminitratif. Sanksi administratif ini berupa peringatan tertulis, penghentian sementara sebagian atau keseluruhan pekerjaan konstruksi, pembekuan izin usaha, pencabutan izin usaha, pemebekuan atau pencabutan izin pelaksanaan konstruksi. Termasuk larangan sementara penggunaan hasil pekerjaan konstruksi atau larangan melakukan pekerjaan. Penjatuhan sanksi ini tergantung pada berat ringannya kesalahan yang dilakukan oleh penyedia jasa. Dalam pelaksanaan kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa, penerapan sanksi oleh pihak pengguna jasa atau pemeberi tugas terhadap pihak penyedia dilakukan dengan tegas, sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam perjanjian pemborongan. Pada umumnya sanksi yang diberikan berupa sanksi denda dan pemutusan konrak. Namun, sebelumnya pihak penyedia akan diminta atau diberikan kesempatan untk terlebih dahulu memperbaiki dan atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang diisyaratkan dalam kontrak. 2 Tanggung Jawab Pihak Pengguna Jasa atau PPK Dalam kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa, pihak DISPERINDAG Kab. Asahan selaku Pengguna Jasa atau PPK juga memiliki tangung jawab dalam proyek pembangunan, khususnya dalam hal pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pihak kontraktor. Berikut ini penulis akan menjelaskan lebih lanjut mengenai tanggung jawab PPK sebagai Universitas Sumatera Utara pemberi tugas kepada pihak penyedia berdasarkan apa yang telah ditetapkan dalam kontrak atau surat perjanjian. a Tanggung jawab PPK dalam hal pelaksanaan pekerjaan kontruksi Hal pertama yang menjadi tanggung jawab PPK dalam hal pelaksanaan pekerjaan adalah penyerahan lokasi kerja. PPK berkewajiban untuk menyerahkan keseluruhan lokasi kerja kepada penyedia sebelum Surat Perintah Mulai Kerja SPMK deterbitkan. Sebelum melakukan penyerahan lokasi kerja, harus dilakukan pemeriksaan lapangan secara bersama dengan pihak penyedia. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut dituangkan dalam berita acara penyerahan lokasi kerja. Jika dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal-hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi kontrak maka perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum kontrak. Jika penyerahan hanya dilakukan pada bagian tertentu dari lokasi kerja maka PPK dianggap telah menunda pelaksanaan pekerjaan, kondisi ini ditetapkan sebagai peristiwa kompensasi. PPK wajib menerbitkan Surat Perintah Mulai Kerja SPMK selambat-lambatnya 14 hari sejak tanggal penandatanganan kontrak. Dimana dalam SPMK tersebut dicantumkan waktu paling lambat dimulainya pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian penulis terhadap pelaksanaan kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan, setelah Surat Perjanjian diterbitkan dan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, PPK bersama dengan penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak. Hal ini sebagaimana telah diatur dalam kontrak, bahwa selambat-lambatnya 7 tujuh hari sejak diterbitkannya Surat Perjanjian dan Universitas Sumatera Utara sebelum pelaksanaan pekerjaan PPK bersama dengan pihak-pihak terkait harus sudah menyelenggarakan Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak. Adapun hal-hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat tersebut adalah : 1 Program mutu; 2 Organisas kerja; 3 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan; 4 Prosedur pelaksanaan pekerjaan; 5 Jadwal pengadaan bahanmaterial, mobilisasi peralatan dan personil; 6 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lokasi pekerjaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, PPK juga dapat memberikan fasilitas berupa sarana dan prasarana atau kemudahan lainnya jika ada yang tercantum dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak SSKK, untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini. b Tanggung jawab PPK dalam hal peristiwa kompensasi Dalam pelaksanaan kontrak, apabla terjadi perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan maka kondisi tersebut ditetapkan sebagai peristiwa kompensasi. Dalam surat perjanjiam antar DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa ditentukan bahwa, Peristiwa kompensasi dapat diberikan kepada penyedia dalam hal sebagai berikut : 1 PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan; 2 Keterlambatan pembayaran kepada penyedia; Universitas Sumatera Utara 3 PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi danatau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan; 4 Penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak; 5 PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk melakukan pengujian tambahan yang setelah dilaksanakan pengujian ternyata tidak ditemukan kerusakankegagalanpenyimpangan; 6 PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; 7 PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; 8 Ketentuan lain dalam SSKK. Jika peristiwa kompensasi mengakibatkan pengeluaran tambahan danatau keterlambatan pelaksanaan pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi danatau memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. Penyedia tidak berhak atas ganti rugidanatau perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan jika penyedia gagal atau lalai untu memberikan peringatan dini dalam mengantisipasi atau mengatasi dampak peristiwa kompensasi. Namun dalam pelaksanaan kontrak DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa, perpanjangan waktu tersebut tidak terjadi. Dalam pelaksanaan kontrak tersebut tidak ada hal sampai mengharuskan adanya perpanjangan waktu atau peristiwa kompensasi. Hal ini terbukti dengan selesainya proyek pembangunan tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak. Sehingga dalam hal ini pihak pengguna jasa PPK tidak perlu mengeluarkan dana tambahan untuk memberikan perpanjangan waktu Universitas Sumatera Utara ataupun ganti rugi. Karena berdasarkan kesepakatan, ganti rugi hanya dapat dibayarkan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK dapat dibuktikan. c Tanggung Jawab PPK dalam Hal Pembayaran Pembayaran kepada penyedia atas pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh PPK atau pengguna jasa sesuai dengan harga kontrak yang disepakati dalam surat perjanjian. Dalam menetukan harga kontrak sebelumnya telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak serta biaya asuransi yang meliputi juga biaya keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam pelaksanaan kontrak, pengguna jasa atau PPK terlebih dulu memberikan uang muka kepada pihak penyedia. Uang muka ini dibayar untuk membiayai mobilisasi peralatan, personil, pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok bahanmaterial dan persiapan teknis lain. Besaran uang muka ditentukan dalam SSKK dan dibayar setelah penyedia menyerahkan Jaminan Uang Muka senilai uang muka yang diterima. Dalam kontrak antara DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa ditentukan bahwa pembayaran dilakukan dengan sistem termin atau bertahap sesuai dengan prestasi yang telah diselesaikan oleh pihak penyedia sebagaiman telah diatur dalam SSKK. Mengenai uang muka yang diberikan pada pada kontrak pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah sebesar 20 dari nilai kontrak. Dalam SSKK pembayaran angsuran dilakukan sebanyak 4 empat tahap, dan pembayaran angsuran terakhir diberikan setelah pekerjaan selesai 100. Namun dalam prakteknya pembayaran dilakukan hanya 2 dua tahap yakni pembayaran uang muka dan pembayaran setelah selesai 100. Hal ini Universitas Sumatera Utara berdasarkan permintaan pihak penyedia yang meminta untuk pembayaran tahap 1 sd 4 sekaligus dipembayaran angsuran terakhir. Kemudian dibuat berita acara penyerahan awal yang ditandatangani kedua belah pihak. Semua pekerja dibayar selama hari kerja dan datanya disimpan oleh penyedia. Daftar pembayaran ditandatangani oleh masing-masing pekerja dan diperiksa oleh PPK. Penulis juga melihat didalam kontrak ini terdapat ketentuan mengenai penangguhan pembayaran yang dapat dilakukan oleh PPK dalam hal penyedia gagal atau lalai dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya. Pembayaran yang ditangguhkan harus disesuaikan dengan proporsi kegagalan atau kelalaian penyedia. Penangguhan pembayaran juga dapat dilakukan oleh PPK atau pengguna jasa apabila terjadi keterlambatan dalam penyerahan pekerjaan. d Tanggung Jawab PPK dalam Hal Kegagalan Bangunan Dalam hal terjadinya kegagalan bangunan, pemerintah dalam hal ini sebagai pengguna jasa memiliki tanggung jawab untuk mengambil tindakan tertentu apabila kegagalan mengakibatkan kerugian atau menimbulkan gangguan pada keselamatan umum. Termasuk dalam hal ini yaitu memberikan pendapat dalam penunjukan, proses penilaian dan hasil kerja penilai ahli yang dibentuk dan disepakati kedua pihak. Dalam pelaksanaan kontrak DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa, tanggung jawab pengguna jasa atau PPK dalam hal terjadinya kegagalan bangunan adalah menjatuhkan sanksi kepada pihak penyedia dan memprosesnya. Universitas Sumatera Utara

D. Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Kontrak dan Upaya Penyelesaiannya.