a. Studi dokumen
Studi dokumen yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis yang berkaitan dengan penelitian hukum ini.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan Pihak PT. Menara Kharisma Internusa Medan dan Pihak yang mewakili DISPERINDAG Kab. Asahan untuk
memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan. 5.
Analisis data Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis
kualitatif,yaitu data yang diperoleh kemudian disusun secara sistematis dan selanjutnyadianalisis secara kualitatif untuk mencapai kejelasan masalah yang
akandibahas dan hasilnya tersebut dituangkan dalam bentuk skripsi.
F. Keaslian Penulisan
Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, diketahui bahwa skripsi dengan judul “Tinjauan Yuridis Tentang Kontrak Konstruksi antara
DISPERINDAG Kab. Asahan dengan PT. Menara Kharisma Internusa Medan Study Pada Proyek Pembangunan Pasar Kartini Kisaran” belum pernah ditulis di
Fakultas Hukum Sumatera Utara. Kalaupun ada judul yang serupa, namun permasalahan dan materi pembahasan yang diangkat juga berbeda dan bila di
kemudian hari ditemukan skripsi dengan judul yang sama yang telah ada sebelumnya, maka hal tersebut menjadi tanggung jawab penulis.
Universitas Sumatera Utara
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan skripsi ini maka diperlukan adanyasistematika penulisan yang teratur yang terbagi dalam bab dengan bab
yang lainyang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika penulisan skripsi iniadalah :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penelitian, keaslian
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KONTRAK
Merupakan tinjauan umum tentang perjanjian, terdiri dari lima sub bab yang menjelaskan tentang pengertian perjanjian, asas-asas dalam
hukum perjanjian, syarat-syarat sah perjanjian, akibat hukum perjanjian dan berakhirnya perjanjian.
BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG KONTRAKKONSTRUKSI
Merupakan tinjauan umum mengenai kontrak konstruksi, terdiri dari lima sub bab yang menjelaskan tentang pengertian kontrak
konstruksi, pengaturan hukum tentang kontrak konstruksi, peserta dalam kontrak konstruksi, hak dan kewajiban para pihak, proses
terjadinya kontrak konstruksi, dan berakhirya kontrak konstruksi.
BAB VI : TINJAUAN YURIDIS TENTANG KONSTRUKSI ANTARA DIPERINDAG KAB. ASAHAN DENGAN PT. MENARA
KHARISMA INTERNUSA MEDAN
Universitas Sumatera Utara
Terdiri dari empat sub bab yang menjelaskan tentang profil PT. Menara Kharisma Internusa Medan, proses pemiihan pihak penyedia
jasa konstruksi, tanggung jawab para pihak dalam perjanjian, dan faktor penghambat dalam pelaksanaan kontrak serta upaya
penyelesaiannya.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran terhadap hasil analisis yang dilakukan.Kesimpulan merupakan intisari dari pembahasan terhadap
permasalahanyang diajukan dalam skripsi ini, sedangkan saran yang ada diharapkan dapatmenambah pengetahuan bagi para pembacanya
dan dapat berguna bagipihak-pihak yang terlibat dalam Kontrak Konstruksi.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KONTRAK
A. Pengertian Perjanjian
Istilah perjanjian sudah lazim dipergunakan dalam lalu lintas hidup masyarakat. Istilah perjanjian berasal dari bahasa Inggris , yaitu contracts.
Sedangkan dalam bahasa Belanda, disebut dengan overeenkomst perjanjianmaupun “persetujuan”.Mengenai kata perjanjian ini ada beberapa
pendapat yang berbeda. WirjonoProjodikoro mengartikan perjanjian dari kata verbintenis, sedangkan kataovereenkomst diartikan dengan kata persetujuan.
11
Berdasarkan Black’s Law Dictionary : Contract diartikan sebagai suatu perjanjian antara dua orang atau lebih yang menciptakan kewajiban untuk berbuat
atau tidak berbuat sesuatu hal yang khusus. Melihat batasan dari kontrak yang diberikan ini dapat dikatakan bahwa antara perjanjian dan kontrak memunyai arti
yang sama. Dari pemakaian sehari-hari apabila diperhatikan, kontrak yang dilakukan oleh seseorang biasanya dibuat secara tertulis. Dengan demikian,
tampak bahwa yang dimaksudkan dengan kata kontrak adalah perjanjian tertulis.
12
Pengertian perjanjian diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata. Dalam Pasal 1313 KUH Perdata dinyatakan: “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana
satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”. Namun, para sarjana menyatakan bahwa rumusan Pasal 1313 KUH Perdata
11
Wirjono Projodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu Bandung : Sumur Bandung, 1981. Hal 11.
12
I.G. Rai Widjaya, Merancang Suatu Kontrak Jakarta : Kesaint Blanc, 2008. Hal 12.
Universitas Sumatera Utara
tersebut memiliki banyak kelemahan. Abdul Kadir Muhammad menyatakan kelemahan-kelemahan pasal ini adalah sebagai berikut :
13
1. Hanya menyangkut sepihak saja
Hal tersebut dapat diketahui dari perumusan “satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
2. Kata “perbuatan” mencakup juga tanpa konsensus
Pengertian “perbuatan” termasuk juga tindakan melaksanakan tugas tanpa kuasa, tindakan melawan hukum yang tidak mengandung konsensus.
Seharusnya dipakai kata persetujuan. 3.
Pengertian perjanjian terlalu luas Pengertian perjanjian dalam pasal tersebut terlalu luas karena mencakup juga
pelangsungan kawin, janji kawin yang diatur dalam lapangan hukum keluarga. 4.
Tanpa menyebut tujuan Dalam Pasal 1313 KUH Perdata tersebut tidak disebutkan tujuan mengadakan
perjanjian, sehingga pihak-pihak mengikatkan diri itu tidak jelas untuk apa. Menurut doktrin teori lama yang disebut perjanjian adalah: “Perbuatan
hukum berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum”.Definisi ini, telah tampak adanya asas konsensualisme dan timbulnya akibat hukum
tumbuhlenyapnya hak dan kewajiban.Menurut teori baru yang dikemukakan oleh Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian adalah “Suatu hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan sepakat untuk menimbulkan akibat hukum”. Teori baru tersebut tidak hanya melihat perjanjian semata-mata,
13
Abdul Kadir Muhammad, Hukum Perikatan Bandung: Citra Aditya, 1992. Hal 78.
Universitas Sumatera Utara
tetapi harus dilihat perbuatan sebelumnya atau yang mendahuluinya.
14
a. Tahap pracontractual, yaitu adanya penewaran dan penerimaan;
Salim H.S menyebutkan ada 3 tahap dalam membuat perjanjian menurut teori baru, yaitu:
b. Tahap contractual, yaitu adanya persesuaian pernyataan kehendak antara
para pihak; c.
Tahap post contractual, yaitu pelaksanaan perjanjian. Pengertian yang lengkap dan sempurna mengenai pengertian dari
perjanjian atau kontrak sangatlah sulit untuk didapatkan karena masing-masing sarjanamempunyai pendapat yang berbeda-beda. Salah satunya adalah pendapat
Salim H.S., dalam bukunya menyebutkan bahwa kontrak atau perjanjian merupakan: “Hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek
hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan begitu juga subjek hukum yang lain yang berkewajiban
untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya”.
15
Sedangkan menurut R. Subekti, menyebutkan: “Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang lainnya atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”.
16
Pengertian perjanjian akan lebih baik apabila sebagai suatu perbuatanhukum dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang atau lebih.
17
14
Salim H.S.Op.Cit. Hal 25.
15
Ibid. Hal 26.
16
R.Subekti 1. Hukum Perjanjian Jakarta:Intermasa, 1987. Hal 1.
17
J. Satrio, Hukum Perjanjian Bandung : Citra Aditya, 1992. Hal 322.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut terlihat bahwa dalam suatu perjanjian itu akan menimbulkan suatu hubungan hukum dari para pihak yang
membuat perjanjian kontrak. Masing-masing pihak terikat satu sama lain dan menimbulkan hak dan kewajiban diantara para pihak yang membuat perjanjian.
Hubungan hukum antara para pihak ini tercipta karena adanya perikatan yang dilahirkan dari suatu perjanjian. Perlu diingat bahwa perjanjian atau kontrak
merupakan salah satu sumber lahirnya perikatan, sedangkan sumber lahirnya perikatan yang lain adalah undang-undang. Perjanjian atau kontrak ini tidak harus
tertulis, akan tetapi bisa juga dilakukan dengan cara lisan, dimana dalam perjanjian itu adalah merupakan perkataan yang mengandung janji-janji yang
diucapkan atau ditulis.
18
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut maka ada tiga komponen utama dalam suatu perjanjian kontrak, sebagaimana dimaksud
pasal 1313 KUH Perdata, yaitu:
19
1 Adanya suatu perbuatan
Perbuatan yang dimaksudkan disini merupakan kehendak dari para pihak yang berjanji dalam bentuk perbuatan nyata, baik berupa ucapan maupun tindakan
fisik. 2
Adanya para pihak Perjanjian hanya dapat dilahirkan apabila adanya dua orang atau lebih yang
sepakat mengikatkan dirinya dalam suatu hubungan hukum. 3
Adanya perikatan diantara para pihak
18
Ibid. Hal 333.
19
H. Mohammad Amari dan Asep Mulyana., Op.Cit. Hal 92.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan hukum diantara dua orang atau lebih yang merupakan para pihak, senantiasa didasari oleh adanya suatu kepentingan tertentu yang dikehendaki
bersama. Dalam perkembangan doktrin ilmu hukum dikenal adanya tiga unsur
dalam perjanjian yang pada hakekatnya merupakan perwujudan dari asas kebebasan berkontrak. Asas kebebasan berkontrak itu sendiri dapat dianalisis
berdasarkan ketentuan Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata, dinyatakan bahwa: “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya”. Adapun ketigaunsur tersebut adalah sebagai berikut:
20
a Unsur Esensialia
Unsur esensialia merupakan unsur yang harus ada dalam suatu kontrak karena tanpa adanya kesepakatan tentang unsur esensialia ini maka tidak ada
kontrak. b
Unsur Naturalia Unsur naturalia merupakan unsur yang telah diatur dalam undang-undang
sehingga apabila tidak diatur oleh para pihak dalam kontrak, undang-undang yang mengaturnya. Dengan demikian, unsur naturalia ini merupakan unsur
yang selalu dianggap ada dalam kontrak. c
Unsur Aksidentalia Unsur aksidentalia merupakan unsur yang nanti ada atau mengikat para
pihak jika para pihak memperjanjikannya.
20
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Hal 31.
Universitas Sumatera Utara
B. Asas – Asas Hukum Perjanjian