Kebiasaan Membaca Karya Sastra

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Dalam kajian teori ini, penulis mengkaji tentang pengertian kebiasaan membaca karya sastra, penguasaan kosa kata, dan menulis cerpen.

1. Kebiasaan Membaca Karya Sastra

Kebiasaan dapat diartikan sesuatu yang biasa dikerjakan, atau dapat pula berarti pola untuk melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari oleh seorang individu dan yang dilakukannya secara berulang untuk hal yang sama Alwi, 2001: 146. Sedangkan membaca merupakan aktivitas melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati Alwi, 2001:83. Sedangkan menurut Dechant via Zuhdi 2008: 21, membaca adalah proses pemberian makna terhadap tulisan, sesuai dengan maksud penulis. Dengan kata lain, interpretasi membaca yakni sebagai aktivitas atau usaha menangkap untuk kemudian menafsir informasi, pesan, ataupun tanda lewat media bahasa tulis. Meskipun istilah membaca dapat digunakan secara lebih luas dengan menyesuaikan konteks tertentu, akan tetapi istilah membaca lebih menyaran pada ranah bahasa khususnya aktivitas menangkap-menafsir makna yang terkandung dalam bahasa tulis. 12 Menguatkan pembahasan di atas, secara padu Ade 2014: 19 menyatakan bahwa kebiasaan membaca adalah perilaku atau perbuatan membaca yang telah memola, bersifat terus-menerus dari waktu ke waktu, yang ditandai oleh adanya kemantapan yang mencakup keinginan atau kemauan dan adanya kecenderungan dalam hal kegiatan membaca, dan adanya perilaku yang efisien dalam kegiatan membaca. Dalam hal ini, membaca karya sastra. Definisi istilah sastra masih menjadi perdebatan para ahli hingga saat ini. Akan tetapi beberapa ahli memberikan batasan-batasan yang dapat menjadi dasar untuk mengkaji istilah sastra. Luxemburg via Wiyatmi 2008: 16-17 mengemukakan faktor yang dapat menjadi ciri-ciri sastra. Pertama, bahwa sastra adalah teks-teks yang dipergunakan dalam situasi komunikasi, yang diatur oleh suatu lingkungan kebudayaan tertentu. Kedua, mengacu sastra barat, khususnya drama dan teks cerita, teks sastra dicirikan dengan unsur fiksionalitas di dalamnya. Ketiga, bahan sastra diolah secara istimewa. Ada yang menekankan ekuivalensi, ada juga yang menekankan penyimpangan dari tradisi bahasa atau tata bahasa. Akan tetapi, yang lebih sering adalah penekanan pada penggunaan unsur ambiguitas. Keempat, sebuah karya sastra dapat kita baca menurut tahapan arti yang berbeda tergantung mutu sastra tersebut dan kemampuan pembaca dalam memahami teks-teks sastra. Sebagai perbandingan, kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta. Akar kata Cas yang berarti memberi petunjuk, mengarahkan, mengajar. Akhiran –tra biasanya menunjukkan alat, sarana. Oleh karena itu, sastra dapat 13 berarti sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran. Sedangkan kata susastra adalah ciptaan Jawa dan Melayu. Kata tersebut mengandung arti pustaka, buku atau naskah Purba, 2012: 2. Definisi karya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pekerjaan, hasil perbuatan; buatan; ciptaan terutama hasil karangan Alwi, 2001:511. Pada definisi tersebut telah disinggung bahwa karya merupakan ciptaan terutama yang berkaitan dengan hasil karangan. Dengan kata lain karya merupakan sebuah hasil karangan yang memang sengaja diusahakan keberadaannya. Berdasarkan uraian di atas, arti karya sastra menyaran pada hasil karangan yang keberadaannya sengaja diusahakan melalui pemikiran, perenungan serta proses penciptaan lain. Kebiasaan membaca karya sastra akan muncul apabila seseorang memiliki minat terhadap sastra. Minat membaca karya sastra dapat dirangsang oleh lingkungan sekitar terutama lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Untuk mendeskripsikan data kebiasaan membaca, Munandar via Ade, 2014: 17 merinci konsep kebiasaan membaca menjadi 12 aspek. 1 kesenangan membaca, 2 frekuensi membaca, 3 jumlah buku yang dibaca dalam waktu tertentu, 4 asal pemerolehan buku bacaan, 5 frekuensi mengunjungi perpus, 6 macam buku yang disenangi, 7 frekuensi membaca surat kabar, 8 hal berlangganan surat kabar, 9 bagian surat kabar yang suka dibaca, 10 hal berlangganan majalah, 11 jenis majalah yang dilanggani, dan 12 majalah yang paling senang dibaca. 14 Dari 12 aspek tersebut, penulis memodifikasi kriteria dan indikator untuk mengukur kebiasaan membaca karya sastra seperti berikut. Tabel 1: Indikator Kebiasaan Membaca Karya Sastra No. Aspek Indikator 1. Perasaan senang membaca Membaca karya sastra puisi, prosa fiksi, naskah drama dengan senang hati dan tanpa paksaan. 2. Kesempatan membaca Mampu menggunakan waktu secara efektif. 3. Motivasi membaca Mampu mengatasi hambatan membaca. Mampu merealisasikan tiap dorongan membaca. 4. Sarana untuk membaca Mengusahakan untuk membeli atau meminjam karya sastra. 5. Frekuensi membaca Mampu membaca secara rutin.

2. Penguasaan Kosakata

Dokumen yang terkait

Hubungan Motivasi Penulisdan Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Mahasiswa Semenster VI Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 5 15

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN Hubungan Antara Penguasaan Kosakata Dan Motivasi Membaca Dengan Kemampuan Menulis Eksposisi (Penelitian di SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten).

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN Hubungan Antara Penguasaan Kosakata Dan Motivasi Membaca Dengan Kemampuan Menulis Eksposisi (Penelitian di SMA Negeri 1 Jogonalan Kabupaten Klaten).

0 1 22

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN UNSUR INTRINSIK DAN MINAT MEMBACA KARYA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MERESEPSI TEKS CERPEN (Studi Korelasi pada Siswa Kelas XI SMA Negeri di Kabupaten Sleman).

0 0 10

HUBUNGAN KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 0 119

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SD NEGERI SE-GUGUS SETYA SECANG KABUPATEN MAGELANG.

6 12 187

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERITA DAN PEMAHAMAN UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI SEKABUPATEN BOYOLALI.

0 1 157

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DENGAN KREATIVITAS DI DALAM MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 74

Hubungan antara tahap penguasaan kemahir

0 0 13

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEMBACA CERPEN DAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA SMA

0 0 10