72
Gambar 9: Cerpen karya S64
2. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan Menulis Cerpen
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan dari penguasaan kosakata X
2
terhadap keterampilan menulis cerpen Y. Menggunakan analisis product moment diperoleh hasil penguasaan kosakata X
2
dengan keterampilan menulis cerpen Y sebesar 0,00 pada taraf kesalahan 5 dengan harga r
hitung
sebesar 0,565 dengan p = 0,00 0,05 dan r
tabel
0,113 pada taraf kesalahan 5. Harga r
hitung
0,565 lebih besar dari r
tabel
0,113 dengan taraf kesalahan dibawah 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen siswa. Setelah siswa memiliki minat dan kebiasaan dalam membaca teks sastra, tentu
wawasan atau pengetahuan kesusastraan akan terkuasai dengan sendirinya. Salah satu wawasan dan pengetahuan yang penting dalam keterampilan menulis adalah
73
perbendaharaan kata. Siswa dengan tingkat penguasaan kosakata yang tinggi akan dengan mudah memanggil dan menyusun kosakata dengan baik. Sehingga hasil karya
tulis yang dihasilkan yang dihasilkan padat, dapat dipahami, tetapi sarat akan makna. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Thahar 2009: 12, Dengan banyak membaca
yang diasah terus-menerus, seseorang akan memiliki kekayaan batin melebihi orang lain yang tidak mengembangkan minat bacanya. Pengalaman batin, kepekaan
terhadap lingkungan, dan kekayaan bahasa adalah aset seorang pengarang yang akan digunakannya ketika dorongan untuk menulis itu tiba.
Dalam penelitian ini dapat dilihat pada tingkat penguasaan kosakata dan hasil karya responden. Responden dengan tingkat penguasaan kosakata yang tinggi adalah
S25. Hal ini dibuktikan dengan skor tes penguasaan kosakata sebesar 87. S25 menguasai hampir semua aspek yang diujikan, yakni istilah sosial dan eksakta;
peribahasa, majas, ungkapan; makna kata dalam konteks; sinonim - antonim; akronim dan kata serapan serta hanya pada aspek melengkapi kalimat saja yang memiliki nilai
cukup. Penguasaan aspek-aspek terkait dengan kosakata menjadikan cerpen karya S25 memiliki nilai tinggi yakni 73. Ada beberapa hal yang membuat cerpen karya
S25 menarik, yaitu penyampaian makna yang mendalam dan pemilihan tema yang bernas. Disamping kedua aspek tersebut, cerpen karya S25 memiliki diksi yang
cukup tepat. Adapun kekurangan karya ini hanya pada terbatasnya penggunaan bahasa figuratif dan daya khayal. Berikut ini adalah cerpen karya S25 dapat dilihat
pula pada halaman 176.
74
75
Gambar 10: Cerpen karya S25
Pada responden S121 dapat ditemukan pula keterkaitan antara penguasaan kosakata dan menulis cerita pendek. Melalui uji tes kosakata, diketahui tingkat
penguasaan kosakata S121 berada pada kategori sedang dengan nilai 63. S121 hanya menonjol pada penguasaan istilah sosial dan eksakta. Sedangkan pada aspek
peribahasa, majas, ungkapan; akronim dan kata serapan; serta sinonim dan antonim memiliki penguasaan dalam kategori sedang. Penguasaan aspek makna- kata dan
keterampilan melengkapi kalimat tergolong rendah. Penguasaan kosakata S121 yang berada dalam taraf sedang terlihat pula dalam karya yang telah S121 hasilkan. Cerpen
karya S121 tergolong pada taraf sedang dengan nilai 54. Karya S121 memang menonjol dalam kelogisan urutan cerita dan penyusunan kalimat yang terstruktur.
76
Akan tetapi tidak diikuti oleh aspek yang lain seperti tema, penyampaian makna, daya khayal, serta penyusunan diksi yang kurang kuat. Terlebih lagi pada aspek
penggunaan bahasa figuratif terlihat sangat kurang sehingga cerpen kurang memberikan pengalaman estetis. Berikut cerpen karya S121 lihat pula pada halaman
178.
Gambar 11: Cerpen karya S121
77
Pembahasan selanjutnya adalah cerpen hasil karya S185 beserta tingkat penguasaan kosakata. Cerpen karya S185 terasa sangat sederhana dengan beberapa
kekurangan pada aspek-aspeknya. Adapun nilai hasil karya responden S185 ini adalah 43. Satu-satunya aspek yang memiliki nilai cukup hanya pada aspek penyajian
unsur cerita. Sedangkan lainnya memiliki nilai yang rendah. Tema yang diambil oleh S185 merupakan tema yang umum bagi remaja. Tema yang umum ini tidak
dipermanis dengan pengembangan cerita yang apik sehingga cerita terasa seperti dilisankan oleh pendongeng yang “nyinyir.” Terlebih lagi urutan cerita sangat terasa
sekali dipaksakan dan kurang terlihat keterkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa lainnya. Apabila dilihat antara cerpen karya S185 dengan tingkat
penguasaan kosakata S185 akan nampak keterkaitannya. Tingkat penguasaan kosakata S185 berada pada kategori rendah dengan nilai 53. Dari hasil tes kosakata
yang telah dilakukan, dapat dilihat aspek yang dikuasai oleh S185 hanya pada sinonim dan antonim saja. Sedangkan pada penguasaan aspek akronim dan kata
serapan serta istilah sosial dan eksakta memiliki taraf yang cukup. Penguasaan aspek lainnya yaitu bahasa figuratif, makna kata, dan melengkapi kalimat berada pada taraf
yang rendah. Tingkat penguasaan kosakata S185 tercermin dalam karya cerpen berikut ini dapat dilihat pula pada halaman 179.
78
Gambar 12: Cerpen karya S185
79
3. Hubungan Kebiasaan Membaca Karya Sastra dan Penguasaan Kosakata