14
Dari 12 aspek tersebut, penulis memodifikasi kriteria dan indikator untuk mengukur kebiasaan membaca karya sastra seperti berikut.
Tabel 1: Indikator Kebiasaan Membaca Karya Sastra
No. Aspek
Indikator 1.
Perasaan senang membaca
Membaca karya sastra puisi, prosa fiksi, naskah drama dengan senang hati dan tanpa paksaan.
2. Kesempatan membaca Mampu menggunakan waktu secara efektif.
3. Motivasi membaca Mampu mengatasi hambatan membaca.
Mampu merealisasikan tiap dorongan membaca. 4. Sarana untuk membaca
Mengusahakan untuk membeli atau meminjam karya sastra.
5. Frekuensi membaca Mampu membaca secara rutin.
2. Penguasaan Kosakata
Menurut Keraf 1994: 21, kata merupakan suatu unit dalam bahasa yang memiliki stabilitas intern dan mobilitas posisional, yang berarti memiliki
komposisi tertentu entah fonologis entah morfologis dan secara relatif memiliki distribusi yang bebas. Kamus Besar Bahasa Indonesia Alwi, 2001: 513,
mengemukakan bahwa kata adalah unsur bahasa yg diucapkan atau dituliskan yg merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yg dapat digunakan dalam
berbahasa. Bila ditinjau dari segi linguistik kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang
dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Secara lebih ringkas, kosakata adalah perbendaharaan kata Alwi, 2001: 597. Jika kosakata berarti perbendaharaan kata,
dapat disimpulkan bahwa kosakata menyaran pada kuantitas kata yang dikuasai oleh penutur.
15
Menurut Enre 1988: 105, dalam ilmu bahasa, penguasaan bahasa biasanya dibedakan atas empat tingkatan, yaitu: 1 tingkat permulaan atau tingkat dasar
dengan penguasaan kosakata sekitar 1000 kata pokok, 2 tingkat menengah dengan penguasaan kosakata sekitar 3000 kata pokok, 3 tingkat lanjutan dengan
penguasaan kosakata sekitar 6000 kata pokok, 4 tingkat penyempurnaan atau pendalaman dengan penguasaan kosakata yang tidak terbatas.
Keraf 1994: 65-66 mengkategorikan penguasaan kata secara umum. Pada masa anak-anak kosakata lebih ditekankan pada barang-barang yang ada di
sekitarnya disamping kata-kata bagi kebutuhan pokok. Pada masa remaja, tahap penguasaan kosakata berjalan terus dengan ditambah proses yang sengaja
diadakan. Proses yang sengaja diadakan tersebut adalah proses belajar. Pada masa dewasa, proses perluasan kata berjalan lebih intensif karena sebagai seorang yang
dianggap matang dalam masyarakat, seseorang harus mengetahui berbagai hal, bermacam-macam keahlian dan keterampilan, dan harus pula berkomunikasi
dengan anggota masyarakat mengenai semua hal itu. Penguasaan kosakata dibedakan ke dalam penguasaan yang bersifat reseptif
dan produktif, yaitu kemampuan untuk memahami dan memergunakan kosakata. Kemampuan memahami kosakata juga:struktur terlihat dalam kegiatan membaca
dan menyimak, sedang kemampuan memergunakan kosakata tampak dalam kegiatan menulis dan berbicara Nurgiyantoro, 2010: 338. Berikut Indikator
penguasaan kosakata yang telah penulis modifikasi berdasarkan Penilaian Pembelajaran Bahasa Nurgiyantoro, 2010: 338
– 348.
16
Tabel 2: Indikator Penguasaan Kosakata
No Aspek
Indikator 1
Istilah bidang sosial dan eksakta
Mampu menguasai dan mengkategorikan kosakata pada bidang tertentu.
2 Peribahasa, majas, dan
ungkapan Mampu membedakan, menguasai, dan menggunakan
bermacam-macam ungkapan, peribahasa, dan majas. 3
Makna kata dalam konteks Mampu memahami makna kata sesuai dengan konteks. 4
Sinonim dan antonim Mampu membedakan kata yang mengandung sinonim
persamaan makna dan antonim pertentangan makna 5
Melengkapi kalimat Mampu memilih diksi secara tepat sesuai konteks.
Mampu mengidentifikasi kesalahan dan mengoreksi kalimat yang disajikan.
6 Akronim dan kata serapan
Mengetahui frasa asal dari sebuah akronim yang disajikan.
Mampu memahami makna kata serapan yang disajikan.
3. Menulis Cerpen