16
Tabel 2: Indikator Penguasaan Kosakata
No Aspek
Indikator 1
Istilah bidang sosial dan eksakta
Mampu menguasai dan mengkategorikan kosakata pada bidang tertentu.
2 Peribahasa, majas, dan
ungkapan Mampu membedakan, menguasai, dan menggunakan
bermacam-macam ungkapan, peribahasa, dan majas. 3
Makna kata dalam konteks Mampu memahami makna kata sesuai dengan konteks. 4
Sinonim dan antonim Mampu membedakan kata yang mengandung sinonim
persamaan makna dan antonim pertentangan makna 5
Melengkapi kalimat Mampu memilih diksi secara tepat sesuai konteks.
Mampu mengidentifikasi kesalahan dan mengoreksi kalimat yang disajikan.
6 Akronim dan kata serapan
Mengetahui frasa asal dari sebuah akronim yang disajikan.
Mampu memahami makna kata serapan yang disajikan.
3. Menulis Cerpen
Menulis dapat disebut sebagai suatu bentuk berpikir, reaksi dan juga tanggapan terhadap apa yang telah diperoleh seseorang melalui kegiatan membaca
dan menyimak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Enre 1988: 7, Menulis memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk
penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula. Salah satu tugas penting seorang penulis ialah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan berpikir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, menulis ialah membuat huruf angka, dan sebagainya dengan pena pensil, kapur, dan sebagainya.
Menulis juga berarti melahirkan pikiran atau perasaan seperti mengarang, menulis surat dengan tulisan Alwi, 2001: 1219. Senada dengan definisi tersebut,
Sumardjo 1997: 17 mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu proses
17
melahirkan tulisan yang berisi gagasan dan gagasan tersebut dapat menjadi cermin untuk mengetahui bobot penulis.
Menulis dapat kita katakan pula sebagai tahapan keterampilan berbahasa yang paripurna. Karena menurut fakta, kemampuan berbahasa seseorang akan
berkembang berdasarkan umur. Diawali dengan menyimak dan diikuti dengan berbicara pada masa balita, kemudian membaca yang diakhiri dengan
keterampilan menulis pada masa sekolah TK atau SD. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menulis merupakan
sebuah proses yang memerlukan pemikiran sebagai bahan bakunya. Dari pemikiran tersebut akan muncul gagasan-gagasan yang tertuang ke dalam tulisan.
Dari beberapa bentuk karya sastra, cerpen merupakan salah satu yang digemari. Dibanding dengan puisi, cerpen lebih mudah dipahami sekaligus
dinikmati. Sedangkan dibandingkan dengan prosa lain seperti misalnya novel atau novelet, cerpen dapat dinikmati habis dalam sekali duduk.
Cerita pendek sesuai dengan namanya, tentulah pendek. Jika dibaca, biasanya jalannya peristiwa di dalam cerpen lebih padat. Sementara itu, latar maupun kilas
baliknya disinggung sambil lalu saja. Di dalam novel, sering ditemui detail latar yang agak komplit. Seolah-olah cerpen merupakan bentuk ringkas dari sebuah
novel. Sebenarnya tidaklah demikian bila ditilik dari jalannya peristiwa. Di dalam cerpen hanya ditemukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa
kecil lainnya Thahar, 2009:5. Pendapat Thahar tersebut seolah menguatkan definisi cerpen menurut KBBI, yakni kisahan pendek kurang dari 10.000 kata
18
yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi pada suatu ketika Alwi, 2001: 211.
Secara ringkas, Sarwadi dalam Jabrohim, 1988: 165 memberikan ciri pokok cerpen:
1 Cerita Fiksi, 2 Bentuk singkat dan padat,
3 Cerita terpusat pada satu peristiwainsidenkonflik tokoh, 4 Jumlah dan pengembangan pelaku terbatas,
5 Keseluruhan cerita memberi satu efek kesan tunggal. Kualitas cerpen dapat dilihat dari aspek yang meliputi teknik pengolahan,
pengembangan unsur intrinsik, kesan yang timbul, serta pesan yang sampai pada pembaca. Untuk mengukur kualitas cerpen, penulis menggunakan aspek dan
indikator yang telah penulis ikhtisarkan dari buku Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen Soemardjo, 1997 dengan memodifikasi model pembobotan penilaian tiap
komponen Nurgiyantoro, 2010: 488 sebagai berikut.
19
Tabel 3: Indikator Penilaian Menulis Cerpen
No Aspek
Kriteria 1
Isi Kesesuaian cerita dengan tema
Kreativitas dalam mengembangkan cerita 2
Organisasi Penyajian
Penyajian unsur-unsur intrinsik Kepaduan unsur cerita
Kelogisan urutan cerita
3 Unsur
keindahan Penyampaian maknaamanat yang tersirat
Daya khayal Penggunaan bahasa figuratif
4 Bahasa
Penggunaan kata dan kalimat secara tepat 5
Mekanik Penulisan sesuai EYD
4. Keterkaitan Ketiga Objek Penelitian dan Pembelajaran Menulis Cerpen di