Faktor Pendukung dan Penghambat
                                                                                41 menghasilkan usaha produktif, faktor yang mendukung program adalah
pengelola  PKBM  yang  selalu  memonitoringdan  adanya  pendampingan pada setiap kelompok usaha.
Persamaan  dengan  penelitian  ini  adalah  meneliti  program pemberdayaan perempuan namun yang berbeda bentuk program dalam
pemberdayaan  perempuan,  pada  penelitian  sebelumnya  bentuk program ialah program kewirausahaan, sementara penelitian yang akan
dilakukan  oleh  peneliti  menggunakan  bentuk  program  Kelompok Gender.
2. Skripsi  dari  Rokhmatun  Khasanah  yang  berjudul  Pemberdayaan
Perempuan  Melalui  Program  Pengelolaan  Sampah  di  Paguyuban Pengolah  Sampah  Mandiri  PPSM  Mawar  Dusun  Randugunting
Tamanmartani Kalasan
Sleman. Penelitian
bertujuan untuk
mendeskripsikan  pelaksanaan  pemberdayaan  perempuan  melalui program  pengelolaan  sampah  di  PPSM  Mawar  dan  faktor  pendukung
juga  penghambat  dari  Pelaksanaan  pemberdayaan  perempuan  melalui pengelolaan  sampah  di  PPSM  Mawar.  Hasil  penelitian  menunjukkan
bahwa  pelaksanaan  pemebrdayaan  perempuan  melalui  pengelolaan sampah  meliputi  tahapan  penyadaran,  transformasi  pengetahuan  dan
keterampilan,  tahap  peningkatan  kemampuan  intelektual.  Faktor pendukung  meliputi:  adanya  semangat  dari  diri  sendiri,  kesadaran
masyarakat,  dukungan  keluaraga,  dan  tersedia  fasititas  dan  sarpras. Sementara  faktor  penghambat  meliputi:  kesibukan  anggota,  kurang
42 memiliki  PPSM  Mawar,  pemasaran  produk  belum  lancar,  terbatasnya
kendaraan dalam pengambilan sampah. Persamaan  dengan  penelitian  ini  adalah  meneliti  program
pemberdayaan perempuan namun yang berbeda bentuk program dalam pemberdayaan  perempuan,  penelitian  sebelumnya  menggunakan
bentuk  program  pengelolaan  sampah,  sementara  pada  penelitian  yang akan dilakukan menggunakan bentuk program Kelompok Gender.
3. Jurnal  dari  Wildan  Saugi  dan  Sumarno  yang  berjudul  Pemberdayaan
Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan  Bahan Pangan  Lokal.  Hasil penelitian  ialah  perencanaan  partisipatoris  terdiri  dari  identifikasi
kebutuhan  dusun  dan  penyiapan  tim  pengelola  program  dusun. Pelaksanaan  proses  pemberdayaan  melalui  pelatihan  dimulai  dengan
menyiapkan  tim  pengelola,  membentuk  kelompok  usaha,  menjalin kemitraan  dengan  pihak  pemerintah  dan  swasta,  membangun  rumah
produksi, mengajukan izin  produksi, produksi dan pemasaran produk, melakukan  studi  banding  ke  industry  rumah  tangga,  melakukan
perbaikan  dan  diversifikasi  produk,  dilanjutkan  pelatihan  massal, danpendampingan. Indikator keberhasilan pelatihan diantaranya adalah
bertambahnya pengetahuan
dan keterampilan
warga, serta
diperolehnya pendapatan hasil usaha penjualan produk. Keberlanjutan program  pemberdayaan  perempuan  ditunjukkan  dengan  telah  adanya
pengembangan  produk  atau  variasi  produk  dan  terbentuknya kemandirian tim.
43 Persamaan  dengan  penelitian  ini  adalah  sama-sama  mengkaji
proses  pemberdayaan  perempuan  dilakukan  secara  bertahap  untuk mencapai tujuan pemberdayaan. Perbedaan dengan penelitian ini ialah
penelitian  yang  dilakukan  Wildan  Saugi  dan  Sumarno  memfokuskan pada  keterampilan  wirausaha  melalui  pengolahan  bahan  pangan  lokal
untuk  mencapai  tujuan  ekonomi.  Sementara  pada  penelitian  ini mencakup  keseluruhan  keterampilan  dalam  keluarga  untuk  tujuan
sosial yakni keadilan gender dalam keluarga.