131 mempunyai posisi tawar yang setara serta memiliki akses dan
peluang untuk terlibat dalam pembangunan karena pada dasarnya materi yang diberikan dalam kegiatan kelompok gender ialah
terkait penyetaraan perempuan dan laki-laki dalam akses dan peluang untuk terlibat dalam pembangunan lingkup kecil yaitu
lingkup keluarga bila dilihat dari prespektif konten materi kegiatan pembelajaran dengan melibatkan laki-laki yang tergabung dalam
Kelompok Gender Bapak. Kelompok Gender juga dapat dikategorikan peningkatan
kemampuan anggota kelompokperempuan dalam bidang usaha skala industri kecilrumah tangga hingga skala industri besar
dengan berbagai ketrampilan yang menunjang seperti: kemampuan produksi, kemampuan manajemen usaha, serta kemampuan untuk
mengakses kredit dan pemasaran yang luas bila dilihat dari tindak lanjut kegiatan dalam Kelompok Gender. Kegiatan yang
dilaksanakan dalam Kelompok Gender ialah: 1
Pembelajaran teori pengetahuan dan wawasan gender Pembelajaran teori pengetahuan dan wawasan gender ini
merupakan salah satu upaya memahamkan kepada anggota Kelompok Gender bahwa perempuan memiliki peran yang
sama dan tak kalah penting dalam keluarga. 2
Pembelajaran materi sebelum praktek
132 Pembelajaran materi sebelum praktek sebagai bekal
penunjang keterampilan praktek. 3
Pembelajaran praktek keterampilan bertani, berternak, dan membatik.
Praktek keterampilan bertani dan membatik untuk Kelompok Gender Ibu dan Berternak untuk Kelompok Gender Bapak
sebagai kegiiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membentuk usaha kecil.
4 Tindak lanjut program dengan melakukan usaha mandiri
berternak untuk Kelompok Gender Bapak dan usaha budidaya jamur untuk Kelompok Gender Ibu.
c. Pelaksanaan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kelompok
Gender
Dari hasil
penelitian menunjukkan
bahwa pelaksanaan
pemberdayaan perempuan dengan melibatkan Kelompok gender Ibu dan Kelompok Gender Bapak dilakukan melalui beberapa tahap:
1 Tahap persiapan meliputi: sosialisasi kepada stakeholder para
pemangku kepentingan, identifikasi sasaran dalam Pendidikan Luar Sekolah biasa disebut juga analisis kebutuhan dengan targetnya
ialah pasangan suami istri, koordinasi penyelenggara dan tutor, tutor membuat RPP, sosialisasi program terhadap sasaran program dan
kesepakatan dalam Kelompok Gender yang melibatkan Kelompok Gender Bapak dan Kelompok Gender Ibu.
133 2
Tahap pelaksanaan pemberdayaan perempuan melibatkan laki-laki Kelompok Gender Bapak dan perempuan Kelompok Gender Ibu
yang terdiri dari pembelajaran teori materi tekait konsep gender dan praktek bertani.
3 Tahap Evaluasi program yang terdiri dari evaluasi saat
pembelajaran dan evaluasi setelah program yang dilaksanakan oleh tutor dan PKBM.
4 Tahap tindak lanjut yang sudah dibedakan antara Kelompok Gender
Bapak dan Kelompok gender Ibu melalui kesepakatan bersama. Tindak lanjut ini merupakan Usaha mandiri bertani baik bercocok
tanam serta budidaya jamur untuk Kelompok Gender Ibu dan Usaha berternak ayam untuk Kelompok Gender Bapak.
Dalam implementasi pemberdayaan perempuan sendiri memiliki proses, Menurut Kindervatter dalam buku Anwar 2007 : 79 proses
pemberdayaan dilakukan dalam delapan langkah, yaitu : 1 menyusun kelompok kecil sebagai penerima awal atas rencana program
pemberdayaan, 2 mengidentifikasimembangun kelompok warga belajar tingkat wilayah, 3 memilih dan melatih fasilitator kelompok,
4 mengaktifkan kelompok belajar, 5 menyelenggarakan pertemuan- pertemuan fasilitator, 6 mendukung aktivitas kelompok yang sedang
berjalan, 7 mengembangkan hubungan diantara kelompok, dan 8
menyelenggarakan sebuah loka karya untuk evaluasi.
134 Dalam Pemberdayaan Perempuan melalui Kelompok Gender ini
proses yang dilakukan tidak bisa sepenuhnya sama seperti teori, pemberdayaan yang dilakukan melalui Kelompok Gender dilakukan
dalam tujuh langkah yakni: a.
Menyusun kelompok kecil sebagai penerima awal atas rencana program pemberdayaan dengan membentuk Kelompok Gender
Ibu dan Kelompok Gender Ibu dengan struktur Ketua sebagai koordinator, Sekretaris sebagai pencatat kegiatan, Bendahara
sebagai mengelola keuangan, serta anggota atau peserta dalam Program Kelompok Gender.
b. Mengidentifikasimembangun kelompok warga belajar tingkat
wilayah. Kelompok gender merupakan kelompok warga belajar tingkat wilayah Dusun Suren Kulon.
c. Memilih dan melatih fasilitator Kelompok. Dalam hal ini PKBM
Candi Rejo menunjuk dua orang Tutor dari PKBM untuk mendampingi dan mengikutsertakan keduanya dalam pelatihan
terkait Kesetaraan Gender yang diselenggarakan oleh pemerintah. PKBM
juga menghadirkan
narasumber yang
memang berkompeten dalam bidangnya.
d. Mengaktifkan Kelompok Belajar yaitu penyelenggara, Tutor,
bersama anggota
Kelompok Gender
melaksanakan pembelajarankegiatan berdasarkan Konsep keluarga berwawasan
gender
135 e.
Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan
fasilitator. Menyelenggarakan pertemuan-pertemuan fasilitator ini bersifat
fleksibel sesuai dengan kebutuhan. PKBM Candi Rejo sendiri sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung sebelumnya telah
melakukan diskusi. f.
Mendukung aktivitas kelompok yang sedang berjalan. Mendukung aktivitas kelompok yang sedang berjalan dengan
terus didampingi dan dipantau oleh penyelenggara dan Tutor Pendamping Kelompok Gender.
g. Mengembangkan hubungan diantara kelompok.
Mengembangkan hubungan baik diantara kelompok baik ketika kegiatan pemberdayaan berlangsung maupun ketika diluar
kegiatan atau kehidupan dalam bertetangga. Lebih lanjut dan jelasnya proses pemberdayaan kelompok
gender ini dibagi menjadi berbagai tahapan yaitu tahapan persiapan, pelaksanaan program, evaluasi program, keberlanjutan program dan
pendampingan program. Dalam tahapan persiapan penyelenggara program melakukan sosialisasi dengan para setakeholder pemangku
kepentingan seperti kesra dusun dan kepala dusun, selanjutnya penyelenggara melakukan identifikasi sasaran, lokasi, peserta
kelompok gender,
dan calon
tutor. Kegiatan
selanjutnya penyelenggara melakukan koordinasi dengan tutor untuk menyamakan
pemahaman terkait program kelompok gender tersebut. Selanjutnya