43 Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengkaji
proses pemberdayaan perempuan dilakukan secara bertahap untuk mencapai tujuan pemberdayaan. Perbedaan dengan penelitian ini ialah
penelitian yang dilakukan Wildan Saugi dan Sumarno memfokuskan pada keterampilan wirausaha melalui pengolahan bahan pangan lokal
untuk mencapai tujuan ekonomi. Sementara pada penelitian ini mencakup keseluruhan keterampilan dalam keluarga untuk tujuan
sosial yakni keadilan gender dalam keluarga.
G. Kerangka Berpikir
Perempuan memiliki peranan yang tak kalah penting dalam kehidupan ini, laki dan perempuan keduanya memiliki kewajiban dan hak
yang sama dalam menjalani kehidupan yakni berkewajiban menjadi manusia yang baik dan memiliki hak yang sama dalam ekonomi, politik,
sosial, hukum, dan pendidikan. Namun sayang, masih banyak kesalahan persepsi terhadap gender perempuan yaitu masih adanya ketimpangan-
ketimpangan antara hak perempuan dan laki-laki. Di Indonesia sendiri, perempuan masih dianggap lemah dan tak
berdaya dibanding laki-laki, sehingga masih adanya diskriminasi terhadap perempuan. Perempuan yang masih lemah untuk urusan ekonomi, politik,
sosial, hukum, juga pendidikan. Sehingga timbul permasalahan gender yang
mengakibatkan ketimpangan
gender seperti:
marginalisasi peminggiran, subordinasi penomorduaan, pembentukan stereotype
melalui pelabelan negative terhadap perempuan, kekerasan terhadap
44 perempuan, dan beban ganda kerja kaum perempuan. Permasalahan-
permasalahan tersebut apabila tidak ditangani dengan baik maka akan timbul ketidakadilan gender yang selalu menyudutkan perempuan di
dalam segala aspek kehidupan serta membatasi partisipasi perempuan dalam pembangunan suatu negara.
Untuk itu dibutuhkan suatu upaya untuk memberdayakan perempuan dalam hal keadilan gender, sehingga perempuan menjadi lebih
berdaya memiliki kemampuan untuk mengatasi suatu permasalahan gender yang menyebabkan ketimpangan gender seperti marginalisasi
peminggiran, subordinasi penomorduaan, pembentukan stereotype melalui pelabelan negative terhadap perempuan, kekerasan terhadap
perempuan, dan beban ganda kerja kaum perempuan, sehingga tidak harus selalu berada dibawah bayang-bayang laki-laki. Suatu program yang
mampu membangun pemikiran keduanya bahwa laki-laki dan perempuan itu hakikatnya sama. Maka dari itu salah satu upaya PKBM Candi Rejo
dalam melakukan pemberdayaan perempuan yang memfokuskan pada permasalahan gender ialah melalui pembentukan kelompok gender yang
diharapkan mampu memperkenalkan keadilan gender atau kesetaraan gender sehingga anggota kelompok gender khususnya perempuan menjadi
lebih berdaya. Dengan adanya kerangka berpikir tersebut maka dapat digambarkan pada gambar 1 sebagai berikut:
45 Gambar 1. Kerangka Berpikir
Masyarakat Laki-laki dan Perempuan
Permasalahan gender yang menyebabkan ketimpangan
gender
Perempuan tidak berdaya
Kelompok Gender di PKBM
“Candi Rejo”
Upaya mengatasi ketimpangan gender
Implementasi Pemberdayaan
Perempuan melalui Kelompok Gender
Anggota kelompok memahami keadilan gender dan perempuan
menjadi berdaya
Faktor pendukung
Faktor penghambat
Kelompok Gender Bapak
Kelompok Gender Ibu
Permasalahan dan ketimpangan Gender dapat diatasi
46
H. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang dapat diajukan sebagai berikut : 1.
Implementasi pemberdayaan perempuan melalui Kelompok Gender di PKBM Candi Rejo
a. Apa saja kegiatan di dalam Kelompok Gender untuk pemberdayaan
perempuan? b.
Bagaimana pelaksanaan kegiatan pemberdayaan perempuan dalam Kelompok Gender?
c. Bagaimana strategi dan tahap pemberdayaan perempuan yang
digunakan dalam kegiatan Kelompok Gender? d.
Bagaimana interaksi Kelompok Gender dalam melakukan pemberdayaan perempuan?
2. Bagaimana hasil implementasi pemberdayaan perempuan dalam
Kelompok Gender di PKBM Candi Rejo untuk tujuan pemberdayaan perempuan?
a. Bagaimana hasil implementasi pemberdayaan perempuan dalam
Kelompok Gender Ibu di PKBM Candi Rejo berdasarkan tujuan pemberdayaan perempuan?
b. Bagaimana hasil implementasi pemberdayaan perempuan dalam
Kelompok Gender Bapak di PKBM Candi Rejo dalam mendukung tujuan pemberdayaan perempuan?