Interaksi Kelompok Gender dalam Melakukan Pemberdayaan
145 pengetahuan ini belum optimal, terlebih sasaran atau anggota
Kelompok Gender tersebut ialah orang dewasa. Idealnya harus ada strategi sendiri ketika belajar dengan orang dewasa. Namun
sebagian dari anggota Kelompok Gender bisa memahami Konsep keluarga berwawasan gender sehingga pasangan suami istri saling
mendukung dan menghargai akan kemandirian berpikir, bertindak dan mengendalikan sesuatu tanpa ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Dalam kehidupan sehari-hari, pengetahuan dan wawasan inilah yang menjadi bekal kehidupan keluarga atau rumah tangga,
sehingga kehidupan dalam keluarga lebih harmonis. Namun hakikatnya hal itu juga diserahkan ke dalam pribadi masing-masing
dalam penerapan kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan Permeneg PP No. 31 Tahun 2010 yang menyatakan tujuan dari pemberdayaan
adalah: 1
Meningkatkan kedudukan dan peran perempuan di berbagai bidang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara 2
Meningkatkan peranan perempuan sebagai pengambil keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan
Gender 3
Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi perempuan dengan mempertahankan nilai persatuan dan
kesatuan 4
Meningkatkan komitmen dan kemampuan semua lembaga yang memperjuangkan kesetaraan dan keadilan gender
5 Mengembangkan usaha pemberdayaan perempuan,
kesejahteraan keluarga dan masyarakat serta perlindungan anak.
Program kelompok
gender yang
telah memulai
meningkatkan kedudukan dan perempuan dalam kehidupan
146 keluarga sesuai dengan tujuan program yakni meningkatkan
peranan perempuan yang ikut terlibat dalam mengambil keputusan dalam keluarga untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan
gender. Walaupun belum sepenuhnya optimal dan belum semua dari anggota Gender namun dari hasil pengamatan peneliti ketika
mengamati kegiatan pertemuan Kelompok Gender di PKBM Candi Rejo, pola pikir anggota Kelompok Gender Ibu lebih berkembang
dan mandiri tidak terkukung dengan superioritas dan inferiotas gender. Hal ini juga serupa dengan pendapat Wildan Saugi dan
Sumarno 2015,
P. 22-238
yang menyatakan
bahwa pemberdayaan perempuan dapat meningkatkan kedudukan dan
peranan perempuan, serta terwujudnya kesetaraan dan keadilan
gender.
b. Perubahan sikap laki-laki terhadap perempuan dalam hal ini
anggota Kelompok Gender tidak lagi memandang laki-laki dan perempuan berbeda sehingga timbul sikap saling menghargai dan
saling mendukung antara suami dan istri dan berdampak terhadap
keharmonisan keluarga.
Perubahan sikap laki-laki terhadap perempuan ini telah sesuai dengan dibentuknya Kelompok Gender untuk mengatasi
permasalahan gender yang sering terjadi dalam masyarakat karena pada dasarnya laki-laki dan perempuan sama seperti Menurut
Riant Nugroho 2008: 2-3 untuk memahami konsep gender maka
147 harus dapat dibedakan antara kata gender dan seks jenis kelamin.
Pengertian seks jenis kelamin merupakan pembagian dua jenis kelamin penyifatan manusia yang ditentukan secara biologis
yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Seperti laki-laki ialah manusia yang memiliki penis, memiliki jakala dan memproduksi
sperma, sementara perempuan ialah manusia memiliki alat reproduksi, memproduksi sel telur, memiliki vagina dan menyusui.
Hal-hal tersebut tak bisa dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan, secara permanen tak dapat berubah dan merupakan
ketentuan biologis atau sering dikatakan sebagai kodrat ketentuan Tuhan, sedangkan gender merupakan behavioral differences
perbedaan perilaku antara laki-laki dan perempuan yang dikontruksi secara sosial, yakni perbedaan yang bukan ketentuan
Tuhan melainkan diciptakan oleh manusia melalui proses sosial dan kultural yang panjang. Tentu saja dari kutipan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa gender dan seks jenis kelamin berbeda, gender ialah sifat yang diciptakan manusia dari hasil
kontruksi proses sosial dan kultural sementara seks jenis kelamin ialah sifat biologis yang melekat pada diri laki dan perempuan
yang diciptakan oleh Tuhan kodrati yang tak dapat dipertukarkan
dan dirubah.