N. Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 Hak-hak Wajib Pajak PPh Pasal 21 adalah :
a. Wajib Pajak berhak meminta bukti pemotongan PPh Pasal 21 kepada
pemotong pajak. Jumlah PPh Pasal 21 yang telah dipotong dapat dikreditkan dari pajak penghasilan untuk tahun pajak yang bersangkutan kecuali PPh
Pasal 21 yang bersifat final. b.
Wajib Pajak berhak mengajukan Surat Keberatan Kepada DJP, jika PPh Pasal 21 yang dipotong oleh pemotong pajak tidak sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pengajuan surat keberatan ini dialkukan dalam bahasa Indonesia dengan mengemukakan jumlah pajak yang dipotong menurut penghitungan
Wajib Pajak dengan disertai alasan-alasan yang jelas. Pengfajuan surat keberatan ini dapat dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan setelah tanggal
pemotongan, kecuali apabila Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya.
c. Wajib Pajak berhak mengajukan permohonan banding secara tertulis dalam
bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas ke Pengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Permohonan banding ini diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas dan dilakukan dalam jangka waktu 3
bulan sejak keputusan diterima, dilampiri dengan salinan surat keputusan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21 adalah :
a. Wajib Pajak berkewajiban menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong
pajak yang menyatakan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwim atau pada permulaan menjadi subjek pajak dalam negeri. Surat
pernyataan tersebut harus diserahkan pada saat seseorang mulai bekerja atau mulai pensiun.
b. Wajib Pajak berkewajiban menyerahkan surat pernyataan kepada pemotong
pajak dalam hal perubahan jumlah tanggungan keluarga pada permulaan tahun takwim.
c. Wajib Pajak berkewajiban memasukkan SPT Tahunan, jika Wajib Pajak
mempunyai penghasilan lebih dari satu pemberi kerja.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Prosedur Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Petugas Dinas Luar Asuransi di AJB Bumiputera 1912 Cabang Muara Bungo
Penghasilan yang diterima oleh Petugas Dinas Luar Asuransi ditentukan berdasarkan banyaknya jumlah produk yang berhasil dijual, jenis produk yang
dijual, masa kontrak asuransi yang bersangkutan dan kinerja Petugas Dinas Luar Asuransi. Selain itu dari perusahaan sendiri juga memberikan tunjangan berupa
Tunjangan Hari Raya setiap tahunnya untuk menjamin kesejahteraan para pegawainya termasuk Petugas Dinas Luar Asuransi sebagai penerima.
Dalam menghitung jumlah pajak atas penghasilan yang diterima oleh Petugas Dinas Luar Asuransi, AJB Bumiputera menggunakan program LBK
Laporan Buku Kas yang diberikan oleh Kantor Pusat AJB Bumiputera 1912, sehingga setiap setoran yang diserahkan oleh Petugas Dinas Luar Asuransi berupa
komisiprovisi, inkaso, Sumbangan Uang Jalan dan Tunjangan Hari Raya, pada saat itu juga dipotong pajaknya.
Tarif PPh Pasal 21 Petugas Dinas Luar Asuransi menggunakan Tarif PPh Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh.
Universitas Sumatera Utara
B. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Petugas Dinas Luar Asuransi 1. Penghasilan dari KomisiProvisi