Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

BAB III GAMBARAN DATA

A. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

Kewenangan pemungutan pajak berada pada pemerintah. Di negara-negara hukum segala sesuatu harus ditetapkan berdasarkan Undang-Undang. Seperti di Indonesia, pemungutan pajak diatur dalam Pasal 23A Amandemen Undang- Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang. Yang menjadi dasar hukum PPh Pasal 21 adalah : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009. 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor Tahun 36 Tahun 2008. 3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250PMK.032008 tentang Besarnya Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto Pegawai Tetap dan Pensiun. Universitas Sumatera Utara 4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252PMK.032008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemotongan Pajak atas Pajak Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. 5. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31PJ2009 tentang Pedoman Teknis Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. 6. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57PJ2009 tentang Perubahan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31PJ2009 tentang Pedoman Teknis Tatacara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80PMK.032010 tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Tempat Pembayaran Pajak, Tatacara Pembayaran, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak serta Tatacara Pemberian Angsuran Pajak. 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162PMK.0112012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak. 9. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31PJ2012 tentang Perubahan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER-57PJ2009 tentang Pedoman Teknis Tatacara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Universitas Sumatera Utara Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang Pribadi. 10. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-14PJ2013 tentang Bentuk, Isi, Tatacara Pengisian dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26 serta Bentuk Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 danatau Pasal 26.

B. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Penghasilan

Dokumen yang terkait

Internal Control STP Terhadap Penerimaan PPh Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratamamedan Petisah

1 40 76

Analisis Perhitungan, Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Pemko Tebing Tinggi

24 183 88

Pelaksanaan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Karyawan PT. Asuransi Parolamas Cabang Medan

0 42 87

Tatacara Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Karyawan Tetap Pada Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara Wilayah Sumatera Utara

1 73 99

Tata Cara Pemungutan/Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) PASAL 21 Terhadap Pegawai Kantor PTP NUSANTARA III Medan.

3 46 60

Mekanisme Perhitungan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan ( Pph ) Pasal 21 Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Haji Medan

4 65 73

Sistem Informasi Akuntansi Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Pada Pegawai Pt Bank Sumut Kantor Pusat Medan

9 86 39

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 - Prosedur Pemotongan, Pembayaran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi Di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 C

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PKLM - Prosedur Pemotongan, Pembayaran Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi Di Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Muara Bungo

0 0 11

EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 BERKAITAN DENGAN PEMBERIAN KOMPENSASI PADA KARYAWAN Studi Kasus pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Yogya-Sleman

0 0 139