BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang PKLM
Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang
dimiliki suatu negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun kontribusi dari masyarakat. Pajak merupakan kontribusi masyarakat kepada negara berdasarkan
kemampuan daya pikul masing-masing yang dapat dipaksakan untuk membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan secara langsung dengan pajak yang telah
dibayarnya. Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan
semakin meningkat dari tahun ke tahun, seiring dengan semakin menurunnya peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara. Harapan ini tumbuh
dari kesadaran pemerintah bahwa minyak dan gas bumi mempunyai keterbatasan sebagai sumber daya, yaitu tidak dapat diperbarui lagi dan harga jual minyak dan
gas bumi di pasar dunia berfluktuasi, serta adanya keinginan pemerintah untuk meningkatkan kemandirian bangsa Indonesia dalam membiayai pembangunan dan
pemerintahan melalui partisipasi aktif masyarakat berupa pajak Diaz Priantara 2009 : 2.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia terdapat beberapa jenis pajak, salah satunya adalah Pajak Penghasilan Pasal 21. Dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36
Tahun 2008 Pasal 21, Pajak Penghasilan Pasal 21 yang selanjutnya disebut PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan,
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Salah satu penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah Petugas Dinas Luar Asuransi.
Pesatnya perkembangan perasuransian pada saat ini mendorong setiap perusahaan asuransi bersaing secara ketat serta menuntut pegawai mereka untuk
bekerja dengan baik dan maksimal dalam pencapaian target. Salah satu perusahaan asuransi adalah Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912 yang
memiliki cabang di seluruh Indonesia. Orang-orang yang bekerja di AJB Bumiputera 1912 dibedakan atas dua
macam, yaitu Pegawai Dinas Dalam dan Petugas Dinas Luar Asuransi. Petugas Dinas Luar Asuransi bertugas menjaring masyarakat untuk dijadikan pemegang
polis, ia merupakan awal penggerak untuk memajukan perusahaan. Mengenai sistem penggajian Petugas Dinas Luar Asuransi, penghasilan yang mereka peroleh
berupa komisi dari berapa banyak produk asuransi yang terjual. Jadi semakin banyak produk yang terjual, semakin tinggi penghasilan atau bonus yang
diperoleh.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, perusahaan asuransi sebagai pemotong PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima Petugas Dinas Luar Asuransi sangat diharapkan dapat
bekerja sama dengan pemerintah khusunya Direktorat Jenderal Pajak untuk mengumpulkan dana dari masyarakat melalui pajak. Bentuk kerja sama ini antara
lain menjalankan kewajiban perpajakan dengan baik seperti memotong, membayar, dan melaporkan PPh Pasal 21 Petugas Dinas Luar Asuransinya.
Namun, dalam praktik masih terdapat beberapa permasalahan akibat pemahaman yang kurang mengenai peraturan perpajakan. Pertama, dalam proses
menghitung pajak yang masih salah, jika lebih besar dari yang seharusnya maka pegawai akan dirugikan, jika sebaliknya maka negara yang dirugikan. Kedua,
menurut Indrajaya Burnama Indonesian Tax Review 2013 : 33 kesalahan juga terjadi pada saat membayar pajak, seperti kesalahan dalam mengisi nama Wajib
Pajak dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyetor, kesalahan mengisi Kode Akun Pajak, Kode Jenis Setoran, Masa Pajak danatau Tahun Pajak serta
kesalahan membayar jumlah pajak yang lebih besar dari jumlah yang seharusnya terutang.
Mengetahui permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor AJB Bumiputera 1912 dengan
mengambil judul “Prosedur Pemotongan, Pembayaran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi di
Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Muara Bungo.”
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan dan Manfaat PKLM 1. Tujuan