I. Tarif PPh Pasal 21
Menurut Pasal 17 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah sebagai berikut :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000 5
Di atas Rp 50.000.000 - Rp 250.000.000 15
Di atas Rp 250.000.000 - Rp 500.000.000 25
Di atas Rp 500.000.000 30
J. Penghitungan PPh Pasal 21 Bukan Pegawai
Sebagai bagian yang perlu dipedomani dalam rangka penghitungan PPh Pasal 21 yaitu :
1. Bagi yang telah memiliki NPWP dan hanya menerima penghasilan dari
pemotong pajak yang bersangkutan, PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh atas jumlah
kumulatif penghasilan kena pajak. Besarnya penghasilan kena pajak adalah sebesar penghasilan bruto dikurangi PTKP per bulan.
2. Bagi yang tidak memiliki NPWP atau menerima penghasilan dari selain
pemotong pajak yang bersangkutan, PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh atas jumlah
kumulatif penghasilan bruto dalam tahun kalender bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemotongan PPh Pasal 21 bagi Orang Pribadi Dalam Negeri Bukan Pegawai,
selain tenaga ahli, atas imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan PPh Pasal 21 dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-
Undang PPh atas jumlah penghasilan bruto.
Berikut ini rumus untuk menghitung PPh Pasal 21 Bukan Pegawai :
1. PPh Pasal 21 = Tarif PPh x PKP Kumulatif
dimana : Tarif PPh
= Tarif PPh Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh PKP
= Penghasilan Kena Pajak = 50 x imbalan bruto - PTKP
2. PPh Pasal 21 = Tarif PPh x PKP
dimana : Tarif PPh
= Tarif PPh Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang PPh PKP
= Penghasilan Kena Pajak = 50 x imbalan bruto
Pengurangan PTKP hanya berlaku bagi Bukan Pegawai yang memenuhi syarat berikut :
a. Sudah memiliki NPWP;
b. Penghasilan berasal dari hubungan kerja dengan pemberi penghasilan; dan
c. Tidak memperoleh penghasilan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Jika salah satu dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi, maka unsur PTKP dalam Rumus 1 diisi dengan 0 nol. Bagi Bukan Pegawai yang belum memiliki
NPWP, selain tidak berhak mendapat pengurangan PTKP, juga dikenai tarif PPh Pasal 21 lebih tinggi 20 dari tarif normal yang disebutkan dalam Pasal 17 ayat 1
huruf a Undang-Undang PPh. Berikut ini contoh penghitungan PPh Pasal 21 atas komisi yang dibayarkan
kepada Petugas Dinas Luar Asuransi bukan pegawai asuransi yang bersifat berkesinambungan :
Hasanah sebagai Petugas Dinas Luar Asuransi dari PT Langgeng Life. Suaminya telah terdaftar sebagai Wajib Pajak dan memiliki NPWP, yang bersangkutan
bekerja pada PT Karsa. Hasanah telah menyampaikan fotokopi kartu NPWP suami, fotokopi surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga kepada pemotong pajak.
Penghasilan yang diterima hanya dari kegiatannya sebagai petugas dinas luar asuransi, dan telah menyampaikan surat pernyataan yang menerangkan hal
tersebut kepada PT Langgeng Life. Pada tahun 2013, penghasilan yang diterima sebagai petugas dinas luar asuransi sebagai berikut :
Bulan Komisi Agen Rupiah
Januari 38.000.000
Februari 38.000.000
Maret 41.000.000
April 42.000.000
Mei 44.000.000
Juni 45.000.000
Universitas Sumatera Utara
Juli 45.000.000
Agustus 48.000.000
September 50.000.000
Oktober 52.000.000
November 55.000.000
Desember 56.000.000
Jumlah 554.000.000
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai Desember 2013 adalah :
Dalam hal Hasanah tidak dapat menunjukkan fotokopi kartu NPWP suami, fotokopi surat nikah dan fotokopi kartu keluarga dan Hasanah sendiri tidak
memiliki NPWP, maka perhitungan PPh Pasal 21 dilakukan sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
perhitungan sebelumnya namun tidak memperoleh PTKP setiap bulan dan jumlah PPh Pasal 21 yang terutang adalah sebesar 120 dari PPh Pasal 21
yang seharusnya terutang dari yang memiliki NPWP sebagaimana penghitungan berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
K. Komponen Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi