b. Pajak Daerah
Yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh : Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan sebagainya.
D. Ruang Lingkup PKLM
Praktik Kerja Lapangan Mandiri di Kantor AJB Bumiputera Cabang Muara Bungo ini khususnya dilakukan di bagian Unit Administrasi dan Keuangan, untuk
memperoleh data mengenai prosedur pemotongan, pembayaran, dan pelaporan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi.
E. Metode PKLM 1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini mahasiswa melakukan persiapan untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, seperti membuat proposal, pengajuan
tempat praktik, pemberian dosen pembimbing, permohonan surat jalanpermohonan dari fakultas, dan sebagainya.
2. Studi Literatur
Mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan sumber lain yang valid sebagai teori pendukung.
Universitas Sumatera Utara
3. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan langsung pada objek praktik untuk mengetahui bagimana prosedur bendaharawan memotong, membayar, dan
melaporkan PPh Pasal 21 atas penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi.
4. Pengumpulan Data
Untuk mendukung laporan akhir praktik nantinya, penulis mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul praktik ini melalui
metode observasi, wawancara dengan pihak yang terkait, dan dokumentasi arsip-arsip yang dibutuhkan.
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah memperoleh data dan keterangan, penulis akan melakukan proses analisis agar data dapat diberi arti yang berguna dalam mengevaluasi
masalah yang terjadi secara objektif, jelas, dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data 1. Observasi
Pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung ke AJB Bumiputera 1912 cabang Muara Bungo dengan tujuan
memperoleh informasi yang lebih jelas dan akurat tentang apa yang terjadi berkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini.
Universitas Sumatera Utara
2. Wawancara
Dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan pihak yang terkait untuk memperoleh data atau informasi. Hal ini dilakukan agar data yang
diperoleh benar-benar akurat dan memiliki kesamaan persepsi dengan yang ditafsirkan penulis.
3. Dokumentasi
Pengumpulan data dengan cara mengutip dokumen AJB Bumiputera 1912 cabang Muara Bungo yang dibutuhkan dalam menyusun laporan
akhir Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
G. Sistematika Penulisan Laporan PKLM BAB I
: Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang PKLM, tujuan dan manfaat PKLM, uraian teoritis, ruang lingkup PKLM, metode
PKLM, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan PKLM.
BAB II : Gambaran Umum Lokasi PKLM
Menguraikan sejarah singkat perusahaan, tugas pokok pegawai, serta struktur organisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III : Gambaran Data
Menguraikan peraturan perpajakan dan teori-teori yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan Pasal 21.
BAB IV : Analisis dan Evaluasi Data
Berisi analisis dan evaluasi data mengenai prosedur pemotongan, pembayaran, dan pelaporan PPh Pasal 21 atas
penghasilan Petugas Dinas Luar Asuransi di AJB Bumiputera 1912 cabang Muara Bungo.
BAB V : Kesimpulan dan Saran
Memaparkan kesimpulan mengenai objek yang diteliti serta saran-saran yang bermanfaat untuk pelaksanaan perpajakan
perusahaan yang lebih baik pada masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
A. Sejarah Umum Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912
Asuransi Jiwa Bersama AJB Bumiputera 1912 merupakan perusahaan asuransi jiwa nasional yang pertama dan tertua di Indonesia. Perusahaan asuransi
ini didirikan di Magelang pada 12 Februari 1912 dengan nama Onderlinge Levensverzekering Maatschapitj PGHB bahasa Belanda disingkat dengan O.L
Mij. PGHB atau lebih dikenal dengan bahasa Inggrisnya Mutual Life Insurance Asuransi Jiwa Bersama. O.L Mij PGHB didirikan berdasarkan keputusan dalam
sidang pada Kongres Perserikatan Guru-Guru Hindia Belanda PGHB yang pertama di Magelang, saat itu pesertanya hanya terbatas pada kalangan guru-guru
saja. Para peserta kongres pun menyambut positif. Jumlah peserta yang terdaftar sebagai anggota O.L Mij. PGHB pada saat itu baru 5 orang.
Karena perusahaan ini dibentuk oleh para guru, maka pengurusnya untuk pertama kali hanya terdiri dari tiga orang pengurus PGHB yang terdiri dari :
1. Dwidjosewojo sebagai Presiden Komisaris.
2. Karto Hadi Soebroto sebagai Direktur.
3. Adimidjojo sebagai Bendahara.
Pada mulanya perusahaan hanya melayani para guru sekolah Hindia Belanda, kemudian perusahaan memperluas jaringan pelayanannya ke masyarakat
Universitas Sumatera Utara
umum. Dengan bertambahnya anggota, maka para pengurus sepakat untuk mengubah nama perusahaannya. Berdasarkan Rapat Anggota Pemegang Polis di
Semarang, November 1914, nama O.L Mij. PGHB diubah menjadi O.L Mij. Boemi Poetra.
Pada tahun 1942 ketika Jepang berada di Indonesia, nama O.L Mij Boemi Poetra yang menggunakan bahasa asing segera diganti. Maka pada tahun 1943
O.L Mij Boemi Poetra kembali diubah namanya menjadi Perseroan Pertanggungan Djiwa PTD Boemi Poetra, yang merupakan satu-satunya
perusahaan asuransi jiwa nasional yang tetap bertahan. Tahun 1921 perusahaan pindah ke Yogyakarta. Lalu pada tahun 1934 perusahaan memperluas jaringan
dengan membuka cabang-cabang di Bandung, Jakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Banjarmasin, dan Ujung Pandang. Karena dirasa kurang
memiliki rasa kebersamaan, maka pada tahun 1953 PTD Boemi Poetra dihapuskan. Hingga saat ini dikenal dengan nama Asuransi Jiwa Bersama AJB
di depan nama Bumiputera 1912 yang merupakan bentuk badan hukum. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka pada tahun 1958 secara
bertahap kantor pusat dipindahkan ke Jakarta dan pada tahun 1959 secara resmi kantor pusat AJB Bumiputera berdomisili di Jakarta.
Selama lebih dari seratus tahun, Bumiputera tidak lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera sekaligus mencatat perjalanan bangsa Indonesia, termasuk
peristiwa senering mata uang rupiah tahun 1965 yang memangkas aset perusahaan
Universitas Sumatera Utara
ini dan bencana paling hangat multikrisis yang dimulai pada pertengahan tahun 1997. Bumiputera juga menyaksikan tumbuh, berkembang, dan tumbangnya
perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian zaman karena persaingan atau badai krisis.
Yang membedakan AJB Bumiputera 1912 dengan perusahaan asuransi lainnya sekaligus menjadi kekuatan asuransi ini adalah bahwa pemegang polis
yang menjadi para pemegang saham. Jadi perusahaan tidak berbentuk Perseroan Terbatas, sehingga resiko dalam usaha dipikul bersama oleh para peserta sendiri
sebagai pemilik perusahaan. Bentuk Badan Mutual ini diatur dalam Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1992 Pasl 7 ayat 1.
Kondisi ini membuat struktur organisasi Bumiputera berbeda dengan kebanyakan perusahaan sejenis karena level tertingginya tidak hanya mencakup
direksi dan komisaris tetapi juga Badan Perwakilan Anggota BPA. Hal ini karena premi yang diberikan kepada perusahaan sekaligus dianggap sebagai
modal. Badan perwakilan para pemegang polis ikut serta menentukan garis-garis besar haluan perusahaan, memilih dan mengangkat direksi, dan ikut serta
mengawasi jalannya perusahaan. Sejak berdiri, AJB Bumiputera 1912 selalu berhasil membayar klaim
nasabahnya. Dengan dukungan lebih dari 26.000 tenaga pemasaran yang tersebar lebih di 450 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, Bumiputera
menyediakan perlindungan untuk lebih dari empat juta pemegang polis.
Universitas Sumatera Utara
Dalam perkembangannya sampai saat ini, AJB Bumiputera 1912 sudah mempunyai anak perusahaanyayasan yaitu :
1. Bumida Bumiputera Asuransi Kerugian
2. PT Wisma Bumiputera Properti\
3. PT Mardi Mulyo Penerbitan dan Percetakan
4. PT Eurasia Wisata Tour dan Travel
5. PT Informatics OASE Teknologi Informasi
6. PT Bumi Wisata Perhotelan : Bumi Wiyata Hotel-Depok, Hyatt Regency-
Surabaya 7.
PT Bumiputera Mitrasarana Jasa Konstruksi 8.
Yayasan Bumiputera Sejahtera Pengelola Kesejahteraan Karyawan 9.
Dana Pensiun Bumiputera Pengelola Dana Pensiun Karyawan 10.
Bumiputera Capital Indonesia
B. Sejarah AJB Bumiputera 1912 Cabang Muara Bungo