14
3 Perencanaan Penugasan
Auditor  internal  harus  mengembangkan  dan  mendokumentasikan rencana  untuk  setiap  penugasan  yang  mencakup  ruang  lingkup,
sasaran, waktu dan lokasi sumber daya. 4
Pelaksanaan Penugasan Dalam melaksanakan audit, auditor internal harus mengidentifikasi,
menganalisis,  mengevaluasi  dan  mendokumentasikan  informasi yang memadai untuk mencapai tujuan penugasan.
5 Komunikasi Hasil Penugasan
Auditor  internal  harus  mengomunikasikan  hasil  penugasannya secara tepat waktu.
6 Pemantauan Tindak Lanjut
Penanggung  jawab  fungsi  audit  internal  harus  menyusun  dan menjaga sistem untuk memantau tindak lanjut hasil penugasan yang
telah dikomunikasikan kepada manajemen.
2. Kompetensi Auditor
a. Pengertian Kompetensi
Menurut  Ulum  2012:  95  keahlian  atau  kompetensi didefinisikan  sebagai  kepandaian  khusus  yang  dimiliki  oleh  seorang
pemeriksa  yang  diakui  mampu  menggunakan  teori  dan  praktik  untuk melaksanakan profesinya. Kompetensi merupakan suatu keahlian yang
cukup secara eksplisit serta dapat digunakan dalam melaksanakan audit secara objektif Lee  Stone, 1995 dalam Harahap, 2015.
15
Graham    Rodda  2009  mengemukakan  bahwa  kompetensi terbagi  menjadi  dua  komponen,  yaitu  education  dan  experience.
Kompetensi merupakan sebuah hasil dari pendidikan dan pengalaman. Pendidikan merupakan sebuah persiapan awal untuk masuk dalam dunia
pekerjaan, serta meningkatkan kecakapan profesional selama karirnya. Pengalaman  diperoleh  dari  pelatihan  dan  penerimaan  tanggungjawab
yang bertambah selama karir profesionalnya. Menurut  Institut  Akuntan  Publik  Indonesia  IAPI  2011:  11
tentang  prinsip  kompetensi  serta  sikap  kecermatan  dan  kehati-hatian profesional seksi 130 menyatakan bahwa:
130.1 Prinsip  kompetensi  serta sikap kecermatan dan kehati-
hatian  profesional  mewajibkan  setiap  Praktisi  untuk: Pemberian
jasa profesioanl
yang kompeten
membutuhkan  pertimbangan  yang  cermat  dalam menerapkan  pengetahuan  dan  keahlian  professional.
Kompetensi professional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:
a
Memelihara  pengetahuan  dan  keahlian  profesional yang  dibutuhkan  untuk  menjamin  pemberian  jasa
profesional  yang  kompeten  kepada  klien  atau pemberi kerja; dan
b Menggunakan  kemahiran  profesionalnya  dengan
saksama sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi  yang  berlaku  dalam  memberikan  jasa
profesionalnya.
130.2 Pemberian
jasa profesioanl
yang kompeten
membutuhkan  pertimbangan  yang  cermat  dalam menerapkan  pengetahuan  dan  keahlian  professional.
Kompetensi professional dapat dibagi menjadi dua tahap yang terpisah sebagai berikut:
a
Pencapaian kompetensi profesional; dan b
Pemeliharaan kompetensi profesional. 130.1
Pemeliharaan  kompetensi  professional  membutuhkan kesadaran dan pemahaman yang berkelanjutan terhadap
perkembangan  teknis  profesi  dan  perkembangan  bisnis yang
relevan. Pengembangan
dan pendidikan
16
professional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar
dapat  melaksanakan  pekerjaannya  secara  kompeten dalam lingkungan profesional.
Dalam  melaksanakan  jasa  profesionalnya  setiap  anggota  harus memiliki sikap kehati-hatian, kompetensi, ketekunan, dan juga memiliki
kewajiban  untuk  mempertahankan  pengetahuan  dan  keterampilan profesional saat diperlukan untuk memastikan klien atau pemberi kerja
memperoleh  manfaat  dari  jasa  profesionalnya  yang  kompeten berdasarkan  perkembangan  praktik,  legislasi,  dan  teknik  yang  paling
mutakhir Jusup, 2001: 96. Jadi dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Auditor  adalah  setiap  keahli  atau  kepandaian  khusus  yang  dimiliki,
dijaga  dan  ditingkatkan  oleh  seorang  auditor  dalam  melaksanakan pemeriksaan audit secara objektif.
b. Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi