23
seorang auditor dalam melakukan tindakan, apakah keputusan itu benar atau salah saat melaksanakan audit.
b. Faktor yang Mempengaruhi Moral Reasoning
Menurut Kohlberg
2006 dalam
Al-Fithrie 2015
mengemukakan bahwa terdapa 3 faktor utama umum yang memberikan kontribusi pada perkembangan moral, yaitu:
1 Kesempatan pengambilan peran
Ketika seseorang terlibat dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk mengambil perspektif sosial, maka perkembangan penalaran
moralnya akan meningkat. Perspektif sosial ini seperti situasi dimana seseorang sulit untuk menerima ide, perasaan, opini,
keinginan, kebutuhan, hak, kewajiban, nilai, dan standar orang lain. 2
Situasi moral Lingkungan sosial dapat dikatakan sebagai karakteristik dari hak
dan kewajiban fundamental yang didistribusikan dan melibatkan keputusan. Dalam beberapa lingkungan, setiap keputusan yang
diambil sesuai dengan aturan, tradisi, hukum, dan figur otoritas. Dalam lingkungan yang lain, setiap keputusan yang diambil
berdasarkan pertimbangan sistem yang tersedia. Situasi yang menstimulus orang untuk menunjukkan nilai moral dan norma moral
merupakan tahap dari penalaran moral.
24
3 Konflik moral kognitif
Konflik moral kognitif merupakan pertentangan penalaran moral yang dihadapi oleh seseorang dengan penalaran moral orang lain.
Dalam beberapa studi, seseorang akan bertentangan dengan orang lain yang memiliki penalaran moral yang lebih tinggi atau lebih
rendah darinya. Setiap individu yang mengalami pertentangan dengan individu yang memimiliki penalaran moral yang lebih tinggi
menunjukkan perkembangan penalaran moral yang lebih tinggi dari pada individu yang mengalami pertentangan dengan individu lain
yang memiliki penalaran moral yang sama dengannya.
c. Pengukuran Moral Reasoning
Menurut Al-Fithrie 2015 penalaran moral dapat diukur menggunakan Multidimensional Ethics Scale MES. Secara spesifik
MES mengidentifikasi rasionalitas dibalik alasan moral dan mengapa responden percaya bahwa suatu tindakan adalah etis. Terdapat 5
konstruk moral yang tercermin dalam MES, yaitu: 1
Justice or moral equity Konstruk ini menyatakan bahwa adanya keadilan moral sebagai
penentu tindakan yang dikatakan benar. Konstruk ini dicerminkan dalam tindakan seseorang itu adil atau tidak adil, wajar atau tidak
wajar, dan secara moral benar atau tidak benar.
25
2 Relativism
Konstruk ini beranggapan bahwa etika dan nilai-nilai bersifat umum namun terikat pada budaya model penalaran pragmatis. Konstruk
ini juga dicerminkan dalam tidakan yang dilakukan oleh seseorang secara kultural dapat diterima atau tidak dapat diterima dan secara
tradisional juga dapat diterima atau tidak dapat diterima. 3
Egoism Konstruk
ini menyatakan
bahwa dalam
memaksimalkan kesejahteraan, setiap individu akan akan selalu berusaha dan
memandang sebuah tindakan adalah etis jika memberikan keuntungan pribadi. Konstruk ini dicerminkan dalam tindakan
seseorang menunjukkan promosi tidak dari si pelaku dan menunjukkan personal yang memuaskan atau tidak memuaskan si
pelaku. 4
Utilitarianism Penalaran moral merupakan salah satu dari filosofi konsekuensi, hal
ini merupakan inti dari konstruk utilitarianism. Konsekuensi adalah cara memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya. Konstruk
ini dicerminkan dalam tindakan tertentu seseorang apakah menghasilkan manfaat yang besar atau kecil dan tindakan tersebut
meminimalkan kerugian atau memaksimalkan keuntungan.
26
5 Deontology or contractual
Metode penalaran
dengan menggunakan
logika untuk
mengidentifikasi tugas atau tanggung jawab yang akan dilakukan, hal ini merupakan inti dari konstruk deontology or contractual.
Dalam seorang auditor memiliki aturan terkait profesinya dalam melaksanakan tugas audit. Konstruk ini dicerminkan dalam tindakan
seseorang melanggar atau tidak melanggar kontrak tertulis dan juga melanggar atau tidak melanggar janji yang talah diucapkan.
B. Penelitian yang Relevan
1. Harahap 2015
Penelitian yang dilakukan oleh Harap 2015 yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas dan Sensivitas Etika
Profesi Auditor Terhadap Kual itas Audit”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektivitas dan Sensivitas Etika Profesi Auditor BPKP DIY terhadap Kualitas Hasil Audit.
Hasil pengujian hipotesis dari penelitian Harahap 2015 menunjukkan bahwa setiap variabel independen yang ada, yaitu Kompetensi,
Independensi, Objektivitas dan Sensivitas Etika Profesi Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Audit. Dan secara
bersama-sama variabel Kompetensi, Independensi, Objektivitas dan Sensivitas Etika Profesi Auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas Audit.