94
B. KOMPETENSI AUDITOR
No Pernyataan
SS S
TS  STS
1 Auditor  harus  memiliki  pengetahuan  tentang
akuntansi  yang  akan  membantu  dalam mengelola angka dan data.
2 Auditor
pemerintah harus
memiliki pengetahuan tentang auditing.
3 Auditor
pemerintah harus
memiliki pengetahuan tentang akuntansi sektor publik.
4 Auditor  harus  memiliki  pengetahuan  secara
menyeluruh kolektif terkait proses audit. 5
Auditor  harus  memiliki  pengetahuan  secara menyeluruh  kolektif  terkait  standar-standar
yang ditetapkan.
6 Auditor  tidak  boleh  melakukan  kesalahan
setiap  butir-butir  standar  pemeriksaan  audit, mulai  dari  pemeriksaan  awal  sampai  proses
pemeriksaan berakhir.
7 Auditor  harus  bisa  mengoperasikan  sistem
komputer  atau aplikasi yang sudah dibuat. 8
Auditor harus memahami ilmu statistic 9
Auditor  mampu  mengidentifkasi  temuan- temuan yang bersifat subjektif.
10  Auditor harus
bertanggungjawab untuk
menjalani  pendidikan  guna  meningkatkan keahlian mereka.
11  Auditor harus
betanggungjawab untuk
menjalani  pendidikan  guna  mempertahankan keahlian mereka.
12  Auditor didorong untuk menunjukkan keahlian mereka
dengan mendapatkan
sertifikasi profesional  setelah  mengikuti  pendidikan
lanjutan. 13  Auditor  harus  memiliki  rasa  suka  terhadap
pekerjaannya sebagai auditor. 14  Auditor  tidak  harus  memiliki  tanggung  jawab
terhadap pekerjaannya sebagai auditor. 15  Auditor  harus  bekerja  secara  tim  bukan
individual.
95
C. INDEPENDENSI AUDITOR
No Pernyataan
SS S
TS  STS
1 Penyusunan program audit bebas dari intervensi
pimpinan. 2
Prosedur audit yang dibuat auditor terpengaruh oleh intervensi.
3 Program  audit  yang dilaksanakan terbebas dari
segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang disyaratkan.
4 Pemeriksa  bebas  dari  usaha-usaha  manajerial
untuk menentukan kegiatan yang diperiksa. 5
Pemeriksa  bebas  dari  kepentingan  pribadi maupun  pihak  lain  yang  menghambat  kegiatan
pemeriksaan.
6 Pemeriksa mendapat kerja sama yang aktif dari
karyawan manajerial selama pemeriksaan. 7
Pemeriksa bebas mengakses semua catatan yang relevan dengan audit yang dilaksanakan.
8 Pelaporan bebas dari kewajiban pihak lain untuk
mempengaruhi fakta-fakta yang dilaporkan. 9
Pelaporan  hasil  audit  bebas  dari  bahasa  atau istilah-istilah yang menimbulkan multitafsir.
10  Pelaporan bebas dari usaha pihak tertentu untuk mempengaruhi
petimbangan terhadap
isi laporan
11  Pemeriksa  bebas  dari  tekanan  untuk  tidak melaporkan  hal-hal  yang  signifikan  dalam
laporan audit.
96
D. MORAL REASONING AUDITOR