Tahap penampilan hasil merupakan tahap seorang guru membantu siswa dalam menerapkan dan memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang
mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar mengalami peningkatan.
2.1.11 Hakekat IPA
Beberapa pendapat ahli pendidikan mengenai IPA, seperti Sutrisno 2007: 1.19 mendefinisikan “IPA merupakan usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat correct pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar true, dan dijelaskan dengan penalaran yang
sahih valid sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul truth. Jadi IPA mengandung tiga hal: proses usaha manusia memahami alam semesta, prosedur
pengamatan yang tepat dan prosedurnya benar dan produk kesimpulannya betul” Damojo 1992 dalam Samatowa 2011: 2 berpendapat bahwa “IPA
merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya”. Selanjutnya Susanto 2013: 167 mendefinisikankan “sains atau
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan
penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan”. Dengan demikian IPA merupakan usaha manuasia dalam memahami alam semesta beserta isinya melalui
pengamatan dan prosedur yang tepat. Iskandar 2001: 2 mendefinisikan “IPA adalah pengetahuan manusia
yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip,
teori-teori dan hipotesis-hipotesis”. Wardani, dkk. 2009: 8.23 menjelaskan“IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang
terorganisasi tentang alam sekitarnya yang diperoleh dari pengelaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyususnan dan pengujian
gagasan”. Oleh karena itu, dalam pembelajaran siswa membangun pengetahuan berdasarkan pengamatan, penyelidikan dll.
Berdasarkan definisi di atas, IPA adalah hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan
segala isinya yang disusun sebagai usaha manusia dalam memahami alam semesta yang berupa produk, proses dan penerapanya.
1.1.13 Pembelajaran IPA di SD
Alasan mata pelajaran IPA dimasukkan kedalam suatu kurikulum sekolah menurut Samatowa 2011: 6 yaitu: 1 bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa,
kesejahteraan suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, 2 bila diajarkan menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan
suatu mata pelajaran yang melatih mengembangkan kemampuan berpikir kritis, 3 IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak,
bukan merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan belaka, 4 mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak
secara keseluruhan. IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat didefinisikan
sebagai : cara berpikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu pengetahuan yang dihasilkan dari penyelidikan. Sebagai cara
berfikir , IPA merupakan aktivitas manusia yang ditandai dengan proses berfikir yang menggambarkan keingintahuan untuk memahami fenomena alam. Sebagai
cara melakukan investigasi, IPA merupakan gambaran pendekatan yang digunakan dalam menyusun pengetahuan yang dikenal metode ilmiah.
Selanjutnya, sebagai ilmu pengetahuan, IPA merupakan hasil kreativitas para ilmuan secara berabad-abad dalam bentuk penemuan yang dikumpulkan dan
disusun secara sistematis Direktorat Ketenagaan, 2006. Ilmu pengetahuan alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Iskandar
2001: 16 sebagai berikut: 1 mengamati apa yang terjadi; 2 mencoba memahami apa yang diamati; 3 mempergunakan pengetahuan baru untuk
meramalkan apa yang akan terjadi; 4 menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi- kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar. Jadi dalam pembelajaran
IPA di SD guru perlu memperhatikan karakteristik mata pelajaran IPA. Sapriati 2014: 6.3 menjelaskan pembelajaran IPA di SD dimaksudkan
untuk memberikan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta kepada siswa. Pembelajaran IPA SD mempunyai tujuan antara lain agar siswa
memahami konsep-konsep IPA, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, mampu menggunakan teknologi sederhana dan sebagainya, memberikan inspirasi kepada
kita bahwa pembelajaran IPA di SD tidak hanya menanamkan konsep-konsep IPA tetapi juga hendaknya melibatkan siswa SD baik secara fisik maupun mental
dalam mendapatkan atau dalam membangun konsep. Menurut pandangan kontruktivis dalam proses pembelajaran IPA
sebaiknya disediakan serangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata yang
rasional atau dapat dimengerti siswa. Dengan kata lain saat proses belajar berlangsung siswa harus terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata Sutarno
2009: 119. Berdasarkan uraian di atas dengan memperhatikan karakteristik siswa SD
dan hakikat IPA, maka pembelajaran IPA di SD, hendaknya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memperoleh pengalaman langsung dalam
menemukan dan mengembangkan konsep-konsep IPA. Kesimpulkan dari uraian di atas, yaitu pembelajaran IPA di SD akan
efektif apabila dalam pelaksanaannya melibatkan siswa secara langsung baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan nyata sehingga dapat memahami dan
membangun konsep IPA dari pengalaman belajarnya.
2.1.14. Materi Sifat-sifat Cahaya
Pembelajaran IPA SD materi sifat-sifat cahaya diajarkan pada siswa kelas V semester dua. Materi ini terdapat pada standar kompetensi keenam SK 6 yaitu
menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karyamodel. Terdapat satu materi pokok yaitu cahaya dan sifat-sifat cahaya. Ada dua
kompetensi dasar kompetensi dasar kesatu KD 6.1, yaitu mendeskripsikan sifat sifat cahaya dan kompetensi dasar kedua KD6. 2 yaitu membuat suatu karya
model, misal periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat- sifat cahaya. Berdasarkan penjelasan di atas, materi yang akan diuraikan pada
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut.
2.1.14.1 Memahami Sifat-sifat Cahaya
1 Cahaya dan sifat-sifat cahaya