Pengukuran Denyut Nadi Pengukuran Tingkat Kesegaran Jasmani

Program Ko-Kurikuler 18 tersebut adalah dengan menghitung indeks massa tubuh body mass index = BMI. Untuk itu terlebih dahulu harus diketahui berat badan dan tinggi badannya. Perhitungan BMI menggunakan rumus sebagai berikut: Contoh: Berat badan= 60 kg, Tinggi badan = 160 cm BMI = 60 kg1,6 m x 1,6 m = 602.56 = 23,4 kg M2 .

c. Pengukuran Kapasitas Aerobika

Sebelum melakukan pengukuran atau tes kapasitas aerobik, ikuti dahulu hal-hal berikut ini: 1 Peserta tes harus dalam kondisi sehat berdasarkan pemeriksaan dokter. Jika tekanan darah sedang terlalu tinggi atau terlalu rendah, lebih baik tes dilakukan di lain hari. Demikian juga jika peserta sedang merasa pusing, kurang tidur, denyut nadi mendekati 100 per menit, atau tidak sehat, jangan mengikuti tes. Modul Diklat Prajabatan Golongan III 19 2 Malam sebelum mengikuti tes, peserta harus cukup tidur. 3 Sebelum melakukan tes peserta tidak melakukan latihan fisik yang berat, tidak merokok, tidak minum alkohol ataupun obat- obatan. 4 Gunakan pakaian olah raga yang ringan dan tidak mengganggu gerakan. 5 Tes sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 10.00, atau jika terpaksa dapat dilakukan pada sore hari setelah matahari tidak menyengat, dan peserta tidak dalam keadaan lelah. Ada beberapa macam jenis mengukuran tes aerobik yang bisa dilakukan perorangan maupun secara massal. Tes yang paling mudah dilaksanakan adalah tes lari 2,4 km dan tes jalan cepat 4,8 km protokol test cooper. Ada pula tes lari 15 menit Baike, tes naik turun bangku Harvard step test dan tes lari multi tahap Bleep-test. Dalam uraian ini hanya kedua tes yang pertama di sebut tadi yang akan dibahas dan di praktekkan pelaksanaannya. 1 Tes Lari 2,4 km Tujuan dari pada tes ini adalah untuk mengukur daya tahan jantung dan paru-paru. Untuk itu diperlukan lintasan lari sepanjang 2,4 km yang bisa berbentuk lintasan atletik standar keliling 400 meter, atau lintasan lurus, bahkan